"Sekolah itu apa ? Nanti bisa bermain tidak ?" potong seorang anak dengan lugu.
"Bisa dong. Sekolah itu belajar. Asyik sekali. Dari yang belum tahu menjadi tahu dan dari yang belum bisa menjadi bisa. Kalian mau ?"
"Wah, itu susah tidak ? Tidak dapat makan ? Lalu, kita makannya kapan ? Kalau berburu bisa dapat hewan. Lalu, bisa kita makan bersama-sama. Itu menyenangkan,"
"Nanti bisa sambil makan juga," pemuda itu perlahan menjelaskan. "Kalian bisa mengenal banyak hal, bisa tahu banyak tempat, dan bisa dapat makanan yang enak kalau sekolah. Sekolah bisa membuat kalian dapat kesempatan untuk jalan-jalan. Apa kalian tidak ingin terbang ?"
Wajah Yudha nampak tertegun. Tapi kemudian tersenyum karena melihat anak Orangutan yang dibawa temannya itu.
"Mengapa bisa begitu ? Lalu, anak Orangutan itu bagaimana ?" tanggap Yudha lagi. "Anak Orangutan itu dikembalikan ? Atau dia dibiarkan pulang sendiri ?"
"Ya baik kalau kalian pulangkan saja. Siapa tahu, orangtuanya Orangutan itu mencari anaknya. Kasihan, apa kalian tidak dicari orangtua kalian juga ?"
"Mengapa begitu? Kalau Orangutan itu dijual bagaimana ?"
"Nah, itu nanti bisa punah. Orangutan rumahnya di hutan. Tidak sering bersama manusia. Jadi, mereka punya rumah sendiri. Kalau dipulangkan ke tempat tadi, nanti kita kalian saya ajak nonton film bagaimana ?"
"Film itu apa? Ayo kita pulangkan saja, rumahnya kan memang di hutan. Kita nanti bisa nonton film kalau memulangkang Orangutan ?"
"Wah, sepertinya kalian harus banyak belajar. Itu menyenangkan sekali. Mari kita pulangkan dulu Orangutan ini,"