Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Taman yang Bisa Bicara

2 Juli 2019   20:04 Diperbarui: 2 Juli 2019   20:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau begituh, kamu sudah bisa belajar sendiri?"

"Bisa Mah."

Tak lama jam tidur datang. Anaknya Selsa sudah masuk ke kamarnya meninggalkan buku pelajaran di sisi Selsa. Sedang Selsa masih ingin duduk-duduk sebentar lagi. Entah kenapa Selsa merasa kangen sekali dengan suaminya. Dan tak berniat beranjak dari tempatnya.

Setiap tanaman satu persatu ia nikmati, seakan belum pernah melihat sebelumnya. Hingga pandangannya tertuju pada tanaman yang merambat di dinding yang seperti huruf kurawal. Seperti baru menyadari sesuatu, Selsa sontak buru-buru membuka buku pelajaran anaknya. Kemudian ia membandingkan huruf kurawal di buku dengan yang di dinding. Kemudian ia mulai membaca.

"Ma-s Ci-n-ta ka-mu Se-l-sa," ucapnya sambil terbata-bata.

Untuk sesaat Selsa terbengong-bengong. Merasa bermimpi. Tak terasa air mata Selsa mengalir dengan deras tanpa dapat dibendung. Tanpa sadar ia mulai terisak-isak. Lama ia menutup mukanya.

"Ternyata begitu toh, Mas," lirihnya pelan.

Kini berbagai bayangan kenangan mulai muncul dalam benaknya. Dia mulai bergumam.

"Walau kamu tertawa ketika aku terpeleset, namun kamu menunjukkan kata cinta dengan obat merah dan tukang urut. Saat itu aku tak menyadarinya Mas."

"Kamu tidak pernah berkata sayang, tapi kamu sering cemburu. Aku pun tak menyadarinya Mas."

"Kamu tidak romantis namun apa yang banyak telah kamu lakukan menunjukkan bahwa kamu lebih dari itu. Tapi waktu itu pun aku tidak menyadarinya juga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun