Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Papah, Apakah Engkau Ayahku

21 Maret 2011   13:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kesana dulu", suaranya mengandung ketegasan memerintah.

"Nanti saja", ucapku acuh tak acuh.

"Tidak, kamu harus ke sana. Nanti kamu bisa balik lagi ke sini, kalau perlu nginap disini"

"Nantilah"

"Tidak, Teteh tidak mau kamu begitu. Ayo sana berangkat", kali ini suaranya meninggi.

"Baiklah", rungutku sambil bangun dari kursi dan melangkah keluar.

Rumah Ayahku jaraknya kurang lebih 300 meter dari rumah kakak misan. Terhalang oleh lima rumah dan sawah yang terletak di jalan besar tepatnya. Rumah tersebut terlihat sepi ketika aku tiba di depan pagar rumahnya. Kubuka pagar rumah itu dan melangkah ke teras.

Tampak di dalam rumah Ibu tiriku sedang menonton televisi.

"Ah, untung ada orang", gumamku dalam batin.

"Assalamualaikum", ucapku sambil mengetuk pintu.

"Wa alaikum salam", jawab Ibu tiriku dari dalam rumah. Kulihat dia melangkahkan kakinya ke ruangan tamu, kemudian membuka pintu. Tampak wajah kaget yang timbul di raut mukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun