Wow… kami yang anak muda ini merasa tertarik pengen memiliki. Memang pada saat itu yang ada di pikiran kami begitu.
Padahal kalo sekarang mah pasti saya mikir, buat apa punya tongkat pengusir ular, wong kita hidup di kota bukan di kampung. Maklumlah bang, anak muda kan pengennya eksis.
Lanjut ama cerita. Nah, si tongkat sakti ini konon katanya ngedapetinnya di Gunung Sangga Buana. Wuih, tambah menarik lagi bagi kami nih cerita.Â
Kami terus bertanya bagaimana agar kami bisa kesana dan ke arah mana. Beliau dengan senang hati menunjukkan arahnya.
Kata beliau, jika kita berjalan ke Curug Cigentis, maka di Kampung terakhir menuju kesini ada dua jalan. Yang ke kiri jalan menuju Curug Cigentis, sedangkan jika ke kanan, maka kita akan menemukan jalan menuju SanggaBuana bahkan ke Cianjur.Â
Akhir dari obrolan itu, saya dan Endang berkomitmen untuk melakukan perjalanan ke sana di waktu mendatang.
Dan Alhamdulillah, akhirnya saat yang dinanti tiba juga. Setelah persiapan dengan berbagai bekal kami berangkat juga. Berbunga-bunga rasanya karena bakal jalan-jalan dan menemukan pengalaman baru.
Singkat cerita kami tiba di Desa Loji, sesuai petunjuk si Bapak penjaga itu, di dusun terakhir yang kami temui kami mengambil jalur kanan.
Ternyata jalur ini adalah jalur sawah, pantesan kami kemaren tidak melihat jalur ini.
Setelah sawah habis, kita akan menemukan bebukitan. Setelah bebukitan dilewati baru kita menemukan pegunungan.Â
Rute ini memaksa kami sering melakukan banyak istirahat karena kami yang jarang olehraga ini sering kecapean. Maklumlah…biasa olahraga di kamar mandi sih.. Anak muda baaang...