Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merengkuh Asa

25 April 2014   23:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

melaluimu tetapi bukan berasal darimu.

Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,

curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu

karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, karena

jiwanya milik masa mendatang, yang tak bisa kau datangi

bahkan dalam mimpi sekalipun.**)

Di lain tempat Asa sedang menikmati dunianya. Ia ingin lepas dari semua terkungkungan dari Bunda, Zubaidah dan Sawitri dari orang-orang yang selama ini dirinya telah membuat sepertinya lahir dari sebuah zaman Siti Nurbaya.

Tiba-tiba Asa tak menyadarinya kalau  dirinya sudah  direngkuh oleh alam. Seluruh tubuhnya sudah membatu di sebuah tebing. Sebab, pernah berjanji jika ia  tidak bisa memilih  kehidupannnya sendiri biar alam yang memilih dan merengkuh dirinya.

Kini di sana, di atas tebing tampak sebuah patung seperti orang yang sedang merengkuh bersidekap kedua tangan. Sedang merengkuh dengan alam.[]25042014

Keterangan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun