- Kang... aku kok mewek ya mendengar cerita Dalem Boncel itu, padahal diputisan berkali-kali sama pacar aku ga pernah nangis...
+ Kenapa menangis, Dek?
- Aku kasihan sama Mak dan Pak Boncel, sementara aku benci banget sama Si Boncel itu, benar-benar anak durhaka dia! Coba kalau dia ada di depanku, balik kutendang dia sebagai balasannya!
+ Itu karena kamu terhanyut mendengar cerita saya, Dek?
- Ya, Kang... aku sering terhanyut saat jatuh cinta, tetapi tidak sejauh ini dibanding saat mendengar cerita Dalem Boncel."
+ Begitulah seharusnya buku biografi kamu tulis, harus mampu mengaduk-aduk emosi pembaca!
- Kang, apakah cerita Si Boncel sudah selesai?
+ Belum, sedikit lagi... akhir ceritanya (ending) 'kan belum kamu ketahui.
- Kalau begitu, jangan gantung aku, please.... (Bersambung)
PEPIH NUGRAHA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H