Usai salat Jumat, saya berkesempatan mengunjungi supermarket “Hero” yang masih bertahan di Kuala Kencana untuk membeli keperluan. Karena hanya diperuntukkan bagi karyawan PT FI, maka saya meminjam akses kepada seorang karyawan agar bisa berbelanja untuk keperluan berbuka puasa. Kepada Riza Pratama saya bertanya mengapa supermarket hanya ada satu di Kuala Kencana dan apakah “Hero” telah melakukan praktik monopoli sehingga tidak ada supermarket lainnya?
Riza menjelaskan bahwa keberadaan satu-satunya supermarket di Kuala Kencana itu sebagai kesepakatan bisnis yang sudah berjalan puluhan tahun. Bahwa harganya sama persis dengan harga barang-barang di Jakarta atau tempat lain di Jawa, itu karena PT FI membantu pengadaan barang dengan cara membebaskan biaya cargo, sehingga biaya angkutan tidak dibebankan konsumen yang harus membeli barang lebih mahal. “Harga-harga harus sama dengan di Pulau Jawa, kalau tidak sama akan membebani daya belanja karyawan yang khususnya berasal dari Pulau Jawa,” kata Riza.
Selepas berkeliling Kuala Kencana perjalanan dilanjutkan ke Mimika Sport Center yang dibangun PT FI di atas lahan seluas 25 hektar dengan biaya 33 juta dollar AS atau sekitar Rp400 miliar untuk persiapan PON 2020. Satu lagi berkunjung ke pengolahan kopi Amungme Gold yang juga difasilitasi PT FI. Tetapi dua liputan ini saya “skip” karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Jayapura untuk melihat Festival Danau Sentani. Segera. (Bersambung)
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H