Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Arjuna Mencari Malaria di Papua (#Journeylism 2)

27 Juni 2016   13:41 Diperbarui: 27 Juni 2016   18:20 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Steven Kho dan B. Andries, dua peneliti penyakit malaria | by Pepih Nugraha

Usai salat Jumat, saya berkesempatan mengunjungi supermarket “Hero” yang masih bertahan di Kuala Kencana untuk membeli keperluan. Karena hanya diperuntukkan bagi karyawan PT FI, maka saya meminjam akses kepada seorang karyawan agar bisa berbelanja untuk keperluan berbuka puasa. Kepada Riza Pratama saya bertanya mengapa supermarket hanya ada satu di Kuala Kencana dan apakah “Hero” telah melakukan praktik monopoli sehingga tidak ada supermarket lainnya?

Riza menjelaskan bahwa keberadaan satu-satunya supermarket di Kuala Kencana itu sebagai kesepakatan bisnis yang sudah berjalan puluhan tahun. Bahwa harganya sama persis dengan harga barang-barang di Jakarta atau tempat lain di Jawa, itu karena PT FI membantu pengadaan barang dengan cara membebaskan biaya cargo, sehingga biaya angkutan tidak dibebankan konsumen yang harus membeli barang lebih mahal. “Harga-harga harus sama dengan di Pulau Jawa, kalau tidak sama akan membebani daya belanja karyawan yang khususnya berasal dari Pulau Jawa,” kata Riza.

Selepas berkeliling Kuala Kencana perjalanan dilanjutkan ke Mimika Sport Center yang dibangun PT FI di atas lahan seluas 25 hektar dengan biaya 33 juta dollar AS atau sekitar Rp400 miliar untuk persiapan PON 2020. Satu lagi berkunjung ke pengolahan kopi Amungme Gold yang juga difasilitasi PT FI. Tetapi dua liputan ini saya “skip” karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Jayapura untuk melihat Festival Danau Sentani. Segera. (Bersambung)

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun