”Gua ga tau Ki, coba bentar gua searching dulu, tapi ntar kasusnya kayak gini lagi, penuh lagi,”
”Selow gua coba telepon kenalan gua di Bandung. Doi udah hatam banget sama kehidupan malam di Bandung, kalo ga salah doi punya kenalan orang yang punya tempat clubbing di Bandung, tapi gua lupa nama tempatnya,” ujar Igar.
”Lah lu Gar, bukan dari tadi. Coba sekalian lu ajakin aja orangnya,” Reki kembali bersemangat.
Aku tidak menceritakan sundal tadi ke teman-temanku, biarlah aku sendiri yang tahu. Aku takut jika diceritakan, nantinya mereka terkena tipu daya sundal itu. Kuperhatikan sundal itu dari jauh, benar saja. Ia sedang menggoda korbannya, kali ini bukan Silvi yang maju melainkan temannya yang berambut pendek. Aku rasa namanya juga bukan Silvi, coba tadi kulihat KTM nya. Andaikan betul ia mahasiswa, mana mungkin juga ia mau menunjukan KTM nya kecuali ia benar-benar sundal sejati yang sudah tidak mementingkan harga diri. ”Dasar sundal bersuara mendesah,” pekikku tanpa sadar.
***
Berlanjut…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H