”Iya dek, ga bisa, soalnya udah penuh di dalamnya.”
”Kalau mau open table juga tetep ga bisa pak?”
”Iya tetep ga bisa, coba tadi datangnya jam 20.00, pasti bisa masuk,” Ah, ternyata kita telat. Terpaksa jalan duit kalau udah begini.
”Ga bisa diusahain ya pak, saya cuman berlima kok pak, ini ada 300 ribu pak,” ucapku sambil bercanda.
”wah kalau itu bisa diusahakan de, sebentar saya ngomong dulu dengan teman saya,” sekuriti itu menghampiri temannya. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
Tiba-tiba ada cewe cantik, berkulit putih mulus, rambut panjang, berbadan sintal seperti gitar Spanyol, lipstick menggoda, menggunakan legging hitam panjang, baju tipis pendek dengan perut terbuka, bersepatu sneaker berdiri tidak jauh di sampingku. Aku tidak terlalu memperhatikannya karena dari tadi aku sibuk berbicara dengan sekuriti, namun sebagai lelaki normal, wajar sesekali aku melihatnya, sambil menunggu Sekuriti yang masih berbicara dengan temannya.
”Dek iya bisa masuk, tapi lebihin 50 ribu ya?” sekuriti itu kembali dengan tawaran lebih tinggi. Aku pun menyanggupinya. ”Ya sudah pak jadi 350 ribu.”
”Tapi teman-teman adek memakai sepatu dan celana panjang semua kan?” Aku langsung melihat teman-temanku dari jauh, mereka sedang duduk di motor yang terparkir. Kupandangi mereka satu-persatu. Sial! Ternyat Putas memakai sandal.
”Ada satu pak yang pakai sandal, gapapa ya pak, dia pakai celana panjang kok pak,” ujarku meminta.
”Waduh, gimana ya dek, udah peraturannya ga boleh ada yang memakai sandal,” tanpa pikir panjang, langsung kunaikan tawaranku menjadi 500 ribu.
”Pak, gimana kalau saya bayar 500 ribu, tapi teman saya yang memakai sandal diijinkan masuk,” aduh, padahal kalau tidak penuh begini, masuk tinggal masuk ga harus nyogok sekuriti. Sesalku.