Namun kelas Ahmad Yani (Van Speijk) tidak bisa di operasikan sendiri tanpa korvet kelas Bung Tomo (F2000) dan kelas Diponegoro (Sigma 9113). Dibutuhkan kelas Bung Tomo untuk pertahanan udara mengandalkan rudal MBDA Seawolf yang merupakan pertahanan udara paling canggih di Indonesia, dengan jarak tangkal 10km, dan kecepatan mach 3. Rudal Seawolf memiliki kans paling besar untuk menghadang rudal anti kapal subsonic lawan, dibandingkan Mistral ganda pada kelas Ahmad Yani sendiri, atau Mistral rangkap tiga di kelas Diponegoro.
Semestinya frigat utama dilengkapi dengan pertahanan udara jarak menengah dan jarak jauh, selain pertahanan jarak dekat seperti SeaWolf, dan kombinasi CIWS/shorad. Shorad seperti Mistral, bahkan Sadral (4 peluncur) sekalipun, kurang mumpuni untuk mengawal kapal tempur utama tanpa rudal hanud jarak menengah dan jauh.
KRI kelas Diponegoro dibutuhkan untuk countermeasure-nya. Dengan Thales Scorpion 2 dan Thales DR3000 ESM, kehadiran kelas Diponegoro dapat melindungi Van Speijk dari serangan rudal yang tidak tertangkal oleh mistral melalui electronic countermeasure.
Dengan total kekuatan armada tempur laut utama 32.500 ton, diatas kertas TNI AL masih memiliki armada laut yang terkuat di Asia Tenggara.
2. Kekuatan armada tempur laut cadangan TNI AL:
16 korvet anti kapal selam (ASW) kelas Parchim (800 ton)
3 korvet kelas Fatahillah (1450 ton)
KRI kelas Fatahillah pada awalnya merupakan frigat, namun  persenjataannya sudah sangat tertinggal, tetapi karena tonase yang cukup tinggi, masih digolongkan sebagai korvet. Rudal anti kapal MM-38 sudah sangat tua dan diperkirakan sulit dioperasikan. Sementara senjata anti serangan udara hanya mengandalkan kanon 20mm (sementara standar frigat adalah kanon CIWS 76mm rapid fire).
Sementara korvet kelas Parchim eks Jerman Timur sudah sulit diandalkan untuk fungsinya sebagai pencari kapal selam lawan, apalagi untuk berperang. Rencana pemasangan kanon CIWS Type 730 merupakan satu langkah menjadikan Parchim sebagai bagian dari kekuatan tempur TNI AL.
Sebagai kekuatan cadangan, jika terjadi perang, bisa saja kapal-kapal perang ini dengan cepat di-persenjatai kembali dan menjadi kekuatan tempur utama.
Jika kekuatan ini dibandingkan dengan kekuatan laut negara-negara Asia Tenggara, maka dapat disusun peta kekuatan laut Asia Tenggara sebagai berikut:
Peringkat X: AL Laos
Laos tidak memiliki angkatan laut moderen. Laos adalah satu-satunya negara asia tenggara yang tidak memiliki pantai. Karena itu  sangat wajar jika Laos tidak membangun angkatan laut.