Mohon tunggu...
SDIK Mutiara Anak Sholeh
SDIK Mutiara Anak Sholeh Mohon Tunggu... Guru - Terbentuknya generasi yang Sholeh, Kreatif,dan Berprestasi

Penulis Cilik Mutiara Anak Sholeh (Pencil Mas) merupakan salah satu wadah bagi para penulis di SDI Kreatif Mutiara Anak Sholeh Pekarungan, Sukodono, Sidoarjo. Dengan Visi: Sholeh, Kreatif dan Berprestasi, sekolah Islam kreatif ini senantiasa melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan dan mengembangkan skill para siswa. Berbekal skill yang matang, rasa percaya diri siswa akan tumbuh dan enjoy dalam menerima materi pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengacau Pelupa

20 September 2016   15:36 Diperbarui: 20 September 2016   15:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Azhura Himmatana Viandyra siswi kelas VI SDI Kreatif Mutiara Anak Sholeh

“Hufftt...”Aya menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Siang itu sangat panas, sengatan matahari tidak bisa ditahan. Sesekali, Aya menyeruput yoghurt yang baru saja ia beli di supermarket kemarin bersama Mamanya. Saat ini perasaanya bercampur aduk antara kesal, marah, dan sedih. Saat pelajaran matematika tadi, pensil kesayangannya telah patah menjadi dua bagian. Padahal pensil itu satu – satunya peninggalan almarhum Ayahnya yang meninggalkannya pada saat Aya duduk di kelas 1, tepatnya saat ulang tahun Aya yang ke - 7. Saat ini, Aya hanya tinggal seorang diri bersama Mamanya. Aya menyesal telah meminjamkan pensil kesayangannya kepada Resha saat pelajaran tadi. Resha, salah satu teman sekelas Aya, ia anak yang terkenal akan kemalasannya dan tidak disiplin.

~ ~ ~

Pagi ini, Aya tidak bersemangat. Mata Aya masih terlihat bengkak selepas menangis. Selain dikarenakan pensil kesayangannya telah dipatahkan Resha. Mamanya harus berangkat pukul 6 tadi karena ada meeting mendadak dari kantornya dan kemungkinan akan pulang larut malam. Alhasil ia harus diantar dengan mobil antar jemput sekolah. Begitu juga dengan saat pulang nanti. Ia adalah kali kedua Aya berangkat dengan mobil antar jemput.

  Tin ! Tin ! Tak lama setelah itu, mobil antar jemput telah datang. “Aya ! Ayo masuk !”pak Ucup, supir mobil antar jemput memanggil Aya yang sedang melamun. Aya segera masuk ke mobil antar jemput, dilihat jam tangannya. “Lewat 1 menit...”ucap Aya pelan.

  Cukup 10 menit waktu yang diperlukan dari rumah Aya ke sekolahnya, Cendekia Islamic National Elementary School. Sesampainya disana, Aya segera turun dan masuk kekelasnya, 5a.

~ ~ ~

  “Yayyyy ! Hari ini adalah hari Jum’at itu artinya ada kelas pramuka ! Sudah lama aku nantikan pengumuman anggota tim untuk mengikuti kompetisi perkemahan bulan depan.”sorak Azla gembira.“Wahhhh.... Semoga saja aku terpilih untuk masuk anggota tim.”harap Aya. “Kalau tidak salah ada 10 orang dalam satu tim... Anggotanya meningkat tidak seperti kompetisi sebelumnya yang dalam satu anggota hanya ada 8 orang.”timpal Lala.

~ ~ ~

  “Salam !”ucap Kak Mia, pembina pramuka lantang.“Hari ini, kakak Mia akan mengumumkan siapa yang masuk dalam anggota tim pramuka untuk mengikuti kompetisi perkemahan se – jawa... Bagi yang disebutkan tolong maju kedepan, untuk yang pertama kakak akan sebutkan anggota tim perempuan. 1, Keyana Putri Devara atau Keya ! 2, Farazla Amita Fauziah atau Azla ! 3, Rivila Chairani Varani atau Chaira ! 4, Layla Adjeng Dindya Putri atau Lala ! 5, Navirra Aprilia Bintang atau Bintang ! 6, Kayfa Tirani Arista atau Tira ! 7, Nayara Aliya Rahma atau Naya ! 8, Ayana Putri Deyla atau Aya ! 9, Nafarra Natasha Nadja atau Natasha ! Masih kurang 1 orang dalam tim perempuan.” Perintah Kak Mia.

  “Sisanya hanya ada Resha saja yang umurnya sudah cukup. Bagaimana ?”tanya Kak Mia.

  “RESHA ?!”teriak mereka ber – 9 serempak.

    “Dia tidak punya bakat apapun ! Dia tidak bisa membantu dan memperbaik keadaan !”ujar Chaira. Terpampang wajah kesal dan marah dari seluruh anggota.

  “Tapi dia satu – satunya anak yang sudah cukup umur. Dia berulang tahun ke – 11 bulan Juli kemarin.”ucap Kak Mia.

  “Baiklah ! Resha kamu masuk tim. Kemarilah !”teriak Kak Mia tidak menghiraukan anak – anak yang mengelak untuk memasukkan Resha kedalam tim. Resha terlihat semangat, ia berlari kencang kearah lingkaran tim.

  “Baiklah sekarang kalian bersiap dan kita akan belajar baris berbaris !”ucap Kak Mia semangat. Satu persatupun bangkit dari duduknya dan bersiap.

~ ~ ~

   Hari ini adalah hari terakhir latihan untuk kompetisi perkemahan se – jawa. Semua anak terlihat sangat khawatir dengan Resha. Bagaimana tidak ?! Dia masih belum bisa apapun, bahkan baris berbarispun dia masih bingung.

  “Di perkemahan nanti akan ada 25 lomba tentang materi pramuka yang sudah kakak ajarkan. Sekarang kakak akan membagikan lomba apa yang kalian ikuti nanti. Kakak sudah lihat kemampuan kalian.”ujar Kak Mia. Blablablablablablablabla, Kak Mia mengumumkan pembagian lomba apa yang akan diikuti masing - masing. “Dan yang terakhir untuk lomba teka – teki malam. Azla, Aya, Natasha dan Resha...”ucap Kak Mia.

  “Apa ! Resha ?! Dia pasti akan merusak semuanya...”batin Aya. Natashayang berada di baris pojok mengangkat alis dan bahunya sambil menatap Aya seolah berkata Apa yang akan terjadi nanti ?

~ ~ ~

  Tibalah saatnya. Aya, Azla, Natasha, dan Resha telah siap dengan beberapa peralatan seperti senter kepala, tongkat, dan beberapa lainnya.

  Ckrik ! Sebelum bersiap di tempat lomba teka – teki malam, Kak Mia menyempatkan untuk mengabadikan foto bersama. Selepas itu Aya, Azla, Natasha, dan Resha segera menuju lapangan 52, tempat dimana peserta lomba teka – teki malam berkumpul.

  “Salam ! Nama saya Kak Hendra. Di teka – teki malam ini kalian harus melewati hutan labirin yang sudah dibuat sedimikian rupa. Hati – hati dengan jebakan tanda merah seperti ini.”Kak Hendra menunjukkan gambar tanda merah kehadapan para peserta. “Jika kalian menginjak tanda tersebut, alarm akan berbunyi dan kalian akan didiskualifikasi. Kalian semua pasti sudah membawa peralatan yang sudah diumumkan sebelumnya, bukan ? Hitungan ke 1, Mulai. 3..... 2...... 1 ! MULAI !”teriak Kak Hendra.

  Aya dan kawannya segera masuk. Disaat masuk terdapat lima jalan yang membuat mereka bingung.

   “RESHA ! AWAS !!!”teriak Azla panik. “Huftttt...”Resha menghembuskan nafas lega. Rupanya, kaki Resha hampir menginjak tanda merah yang baru saja ditunjukkan Kak Hendra.

  “Resha !!!!”teriak Aya, Azla, dan Natasha bersamaan dengan raut wajah antara kesal dan marah. “Hehehe...”Resha merasa tidak bersalah. Ia malah tertawa.

“Huh ! Kamu memang pantas mendapat julukan PENGACAU ! Tidak merasa bersalah ! Lebih baik kamu tunggu disana saja ! Kalau kita berhasil keluar, kamu boleh pergi dari sini.”ketus Azla seraya menunjuk pos hutan yang berada didekat mereka.

  “Berarti aku akan berada di sini sendirian ?! Aku takut, tolong jangan tinggalkan aku sendirian... Aku janji tidak akan membuat onar lagi... JANJI ! Aku akan traktir makan kalian apapun atau membelikan permintaan kalian. Tapi tolong jangan tinggalkan aku disini...”Resha memohon.  “Aku akan menunggu kalian disini, semoga beruntung...”ucap Resha pasrah.

~ ~ ~

  “Waaaaa !!! Tolong !”Aya terjatuh kedalam lubang yang lumayan dalam. Azla dan Natasha yang melihatnya panik dan segera membantu Aya keluar dari lubang. Namun bukannya membuat Aya keluar, mereka ikut terperosok ke dalam lubang.

  “Sekarang kita tenang dan kita pikirkan apa yang akan kita lakukan untuk keluar dari lubang ini...”ucap Aya.

  “Aha !”Natasha mengacungkan jari telunjuknya menandakan bahwa ia mempunyai ide. “Yang akan kita lakukan adalah....”Natasha membuat Azla dan Aya tidak sabar.

  “Apa ?”tanya Aya.

  “TERIAK MINTA TOLONG ! TOLOOONGG !!! TOLONGGG !”teriak Natasha.

~ ~ ~

Rupanya Resha mendengar teriakan tersebut. NATASHA ?!

  “Resha ?!”Aya terkejut melihat Resha.“Bagaimana kalian bisa ada disana ?”tanya Resha heran.“Sudahlah itu tidak penting. Sekarang keluarkan talimu yang ada ditasmu untuk mengeluarkan kita dari sini.”ucap Azla. Resha mengangguk, ia bergegas mengeluarkan tali ditasnya dann melemparkannya kearah Azla. Sayangnya, talinya tidak bisa menopang kuat. Setelah ia tenang, ia mulai berpikir cara untuk mengeluarkan Aya, Azla, dan Natasha. Terpikirlah sebuah ide kreatif oleh Resha. Ia menali tali di pohon sebagai penopang dan disambungkannya ke Azla, Aya, dan Natasha. Rupanya ide kreatif hasil berimajinasi Resha berhasil.

  “Sesering–seringnya kamu hilangkan barang kami. Tanpa kamu, kita akan terjebak disini hingga pagi.”ujar Azla.

  “Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk memaafkanku...”ucap Resha.

   Bulan demi bulan berlalu, saat ini julukan “Si Pengacau” yang melekat pada Resha mulai pudar. Resha juga telah mengganti barang yang waktu itu ia pernaha hilangkan dan ia rusak. Perlahan tapi pasti, Resha juga mulai menghilangkan julukan pelupa berkat notes yang ia dapat dari Azla. Bahkan sekarang, semua temannya mau berteman dengannya tak terkecuali Aya.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun