“TERIAK MINTA TOLONG ! TOLOOONGG !!! TOLONGGG !”teriak Natasha.
~ ~ ~
Rupanya Resha mendengar teriakan tersebut. NATASHA ?!
“Resha ?!”Aya terkejut melihat Resha.“Bagaimana kalian bisa ada disana ?”tanya Resha heran.“Sudahlah itu tidak penting. Sekarang keluarkan talimu yang ada ditasmu untuk mengeluarkan kita dari sini.”ucap Azla. Resha mengangguk, ia bergegas mengeluarkan tali ditasnya dann melemparkannya kearah Azla. Sayangnya, talinya tidak bisa menopang kuat. Setelah ia tenang, ia mulai berpikir cara untuk mengeluarkan Aya, Azla, dan Natasha. Terpikirlah sebuah ide kreatif oleh Resha. Ia menali tali di pohon sebagai penopang dan disambungkannya ke Azla, Aya, dan Natasha. Rupanya ide kreatif hasil berimajinasi Resha berhasil.
“Sesering–seringnya kamu hilangkan barang kami. Tanpa kamu, kita akan terjebak disini hingga pagi.”ujar Azla.
“Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk memaafkanku...”ucap Resha.
Bulan demi bulan berlalu, saat ini julukan “Si Pengacau” yang melekat pada Resha mulai pudar. Resha juga telah mengganti barang yang waktu itu ia pernaha hilangkan dan ia rusak. Perlahan tapi pasti, Resha juga mulai menghilangkan julukan pelupa berkat notes yang ia dapat dari Azla. Bahkan sekarang, semua temannya mau berteman dengannya tak terkecuali Aya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H