Mohon tunggu...
Adly Permadi
Adly Permadi Mohon Tunggu... -

dengan menulis kita mengenal dunia dan dunia mengenal kita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Anniversary"

6 November 2013   19:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:31 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu cuaca begitu cerahnya. Warna Langit mulai berubah dari biru menjadi jingga. Sebuah senja di tepian sungai yang begitu indah. Angin berhembus kencang menerpa rambut April yang sedang duduk di tepian sungai. Di tangannya, April memegang sebuah kue brownies berwarna coklat dengan di atasnya dihiasi sebatang lilin berbentuk angka tiga yang dilengkapi sebuah tulisan ''Anniversary''.

Hari ini tepatnya 26 juni adalah hari yang begitu bermakna baginya. Sebab, tahun lalu. ini adalah hari dimana ia melepas masa jomblonya untuk seseorang yang dia cintai. Pria beruntung itu bernama Randy. Priayang yang berhasil menaklukan hatinya. Namun sayang, hari ini Randy tidak mungkin lagi bisa merayakan hari jadi tersebut bersama April.

April mengambil sebuah korek api di sakunya lalu mulai menyalakan lilin berangka tiga tersebut.

''happy Anniversarry sayang, I love you'' ucap April dalam hati. April pun meniup lilin tersebut.

Tak terasa air matanya pun berjatuhan membasahi pipinya. April masih tidak percaya bahwa kini orang yang dicintainya tak berada lagi disampingnya. April pun melemparkan kue brownisnya ke sungai dan berharap kesedihannya akan terbawa hanyut oleh derasnya air sungai yang mengalir.

#Satu tahun yang lalu....!

April sekarang sedang duduk manis di sebuah cafe. tadi siang April dan Randy berjanji untuk merayakan hari jadi mereka di cafe ini. Menit demi menit terus bergulir namun tak nampak juga Randy menemuinya. Matanya tak henti-hentinya melirik jam di tangannya. Pelayan cafe pun mondar-mandir menanyakan pesanan ke April.

''sebentar mas lagi nunggu pacar aku dulu''

jawab April dengan raut wajah kesal.

Kemudian pelayan itu pergi. April mengambil handphone di sakunya tak ada pesan ataupun panggilan. Hampir satu jam menunggu tetap saja tak ada kabar dari Randy.

April mencoba menghubunginya namun nomer hp Randy tidak bisa dihubungi.

Setelah dua jam menunggu akhirnya April memutuskan untuk pergi.

Tak terasa butir-butir air mata turun membasahi pipi April. Malam yang seharusnya menjadi malam yang istimewa baginya kini harus menjadi malam yang menyedikan. Seribu tanya berada di benak April tentang sikap Randy hari ini. Lalu tiba-tiba handphonenya berbunyi..

"sayang memanggil''

begitu yang di lihat April di layar handphonenya.

Cepat-cepat April langsung menjawab panggilan tersebut.

''Hallo'' ucap April.

'' hai sayang'' balas Randy.

''kemana saja kamu aku nungguin kamu dua jam di cafe tahu'' balas April sedikit menyentak.

''hehe, maapin aku ya sayang hari ini tidak bisa datang, happy anniversary, i love you '' jawab Randy.

Kemudian tiba-tiba telponnya terputus.

Bertambah jengkel perasaan April dengan sikap Randy saat ini. Ia pun mencoba mendatangi rumahnya dan ingin meminta penjelasan dari Randy.

Sesampainya di depan rumah Randy. April terkejut ketika melihat dua bendera kuning dan banyak orang berkumpul di rumah Randi.

Lalu April mencoba menanyakan kepada warga yang kebetulan lewat di depannya.

'' maap pak, siapa yang meninggal?'' tanya April penasaran.

'' oh itu Randy putranya pak Dodi, tadi sore kecelakaan'' jawab bapak-bapak tsb.

Mendengar jawaban seperti itu tiba-tiba mata April buram, kepalanya pusing lalu badannya ambruk ke tanah, April pun tak sadarkan diri.

Setelah lama tertidur akhirnya April mulai sadarkan diri. Disampingnya duduk perempuan yang tak asing lagi baginya. Ibunya Randy.

''dimana aku bu"

'' kamu di kamarnya Randi nak''

lalu ibunya Randy memeluk April erat.

''sabar ya , ibu juga sama merasa kehilangannya seperti nak April ''

'' tapi ini terlalu cepat bagi April bu, April sangat menyayanginya''

'' ibu juga ngerti perasaan nak April, tapi ini sudah kehendak Allah nak, kita hanya bisa bersabar dan menerima semuanya dengan lapang dada''

''iya bu April akan berusaha menerimanya, tapi bu, tadi sepulangnya April dari cafe, Randy sempat menghubungi April sebentar, bukannya Randy meninggalnya sore hari.''

'' mungkin itu kata-kata terakhir yang ingin ia ucapkan kepada Nak April, sudahlah sekarang kita berdoa saja, semoga Amal ibadahnya Randy di terima dan semoga dia berada di surganya Allah swt.''

'' iya bu, Amin..''

Malam itu pun April dan ibunya Randy menangis bersama semalaman menerima kenyataan yang sudah terjadi dan mengingat semua kenangan yang telah mereka lewati bersama Randy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun