Mohon tunggu...
Putri Sulastri Anggraini
Putri Sulastri Anggraini Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

XII MIPA 6 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Siapa Dia Sebenarnya?

16 Februari 2020   23:51 Diperbarui: 17 Februari 2020   00:05 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Akhirnya kami mulai berjalan di lorong sekolah yang menghubungkan antara bangunan utama dan gerbang sekolah. Belum sampai di ujung lorong tiba-tiba kami berdua mendengar suara gaduh dari sebelah ruangan yang kami lewati. Sontak Tata langsung menarikku ke belakang punggungnya sembari menatap was-was kearah datangnya suara. Baru beberapa langkah kami ingin mendekati ruangan tersebut,tiba-tiba kami dikagetkan saat seseorang terlempar dari pintu ruangan itu sambil sedikit mengerang kemudian bangkit kembali untuk masuk ke ruangan tadi. Tapi sebelumnya seseorang itu sempat melihat kearah kami sambil mengisyaratkan untuk diam dan bersembunyi dibalik tembok kelas yang ada di dekat sana. Tata yang masih penasaran akhirnya menyuruhku untuk melakukan hal yang diisyaratkan oleh lelaki tadi kemudian dia pergi ke ruangan tadi.

            Lima menit kemudian Tata kembali bersama dengan lelaki tadi dengan sedikit terengah. Kalian tahu siapa lelaki yang mengisyaratkan kami untuk bersembunyi?,dia Zico orang yang sama yang pernah menolongku saat melewati pagar beberapa minggu lalu,dan akhirnya aku mendapatkan hukuman setelahnya.Dia hanya diam sambil memasukan kedua tangnnya ke dalam saku celana miliknya dan berdiri angkuh disebelah Tata. Kemudian dia melihat kearahku sambil menatap bosan lalu menaikkan salah satu alisnya sambil berkata,

"Wah kita bertemu lagi ternyata"ucapnya dengan nada jenaka.

Aku yang sudah tidak mau lagi berurusan dengannya hanya menatapnya sekilas lalu menarik tangan Tata agar langsung pulang. Dia yang melihat hal itu hanya menaikkan kedua bahunya sambil menatap kearah lain. Seakan teringat sesuatu dia kemudian menghadapkan badannya kearah Tata sambil berteriak

"Ternyata kau hebat juga,jangan sampai orang disebelahmu terkena akibatnya ya,kasian"

"Hmm.."jawab Tata sambil berjalan terus lurus

"Hei kau,sebaiknya kau berhati hati dengannya,dia tidak seperti kelihatannya tau,"kali ini dia berteriak kearahku. Aku hanya menatapnya sekilas lalu meneruskan jalanku untuk pulang. Sesampainya diujung lorong,ternyata hujan telah reda dan hanya menyisakan sebagian kecilnya saja berupa embun yang membuatku sedikit kedinginan. Tata yang merasakan bahwa hawa menjadi cukup dingin,langsung menyampirkan jaketnya dipundakku. Seolah dia tidak ingin aku kedinginan akhirnya dia membantuku untuk memasangkan resleting jaketnya yang sangat besar di badanku itu. Diperjalanan kami hanya diam. Tata yang seolah sedanng tidak ingin diganggu hanya melirikku sesekali dan kembali melihat kedepan. Akupun yang menyadari perubahan itupun hanya membiarkannya menenangkan diri sambil memasukkan kedua tanganku di saku jaketnya.

            Diperjalanan,kami mampir di sebuah toko kecil dipinggir jalan untuk membeli minuman hangat dan beberapa roti yang tersedia disana untuk mengisi perut kami yang kosong saat itu. Setelahnya,kami duduk di sudut toko untuk memakan roti dan sedikit beristirahat. Disana ternyata suasana hati Tata masih tidak bagus,itu terlihat jelas dari raut mukanya. Dia yang menyadari ara pandangku hanya mengacuhkannya dan kembali menatap jalan raya yang ada di sebelah kami. Yah kalau sudah begitu berarti Tata sedang menyimpan sesuatu dan tidak sedang ingin menceritakannya. Ternyata usahaku untuk memaksanya lewat tatapanku tidak berhasil,Jika sudah begitu mau gimana lagi,dia sangat keras kepala dengan otaknya yang sekeras batu itu. Setelahnya aku hanya menatap makananku dengan sesekali menatap kearahnya dan jalan raya secara bergantian. Aku fikir ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya.

****

"Kau tidak usah mendengarkannya",ucap Tata sambil menepuk ujung kepalaku

"Ya" balasku kemudian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun