"Ya,ini adalah kali pertamaku telat."jawabku pendek
"Apa kau ingin tetap masuk?"
"Ya,apakah kau bisa membantuku?"
"Ikuti aku kalau begitu."
      Sesampainya di tempat yang dia maksud,aku hanya bisa melihat bagaimana tingginya tembok itu,sekalipun aku memanjatnya aku tidak yakin karena tembok itu dikelilingi oleh pecahan-pecahan kaca di setiap barisannya dan aku pastikan itu dapat menggores kulit hanya dengan sekali sentuh.
"Aku tidak mau naik itu,"ujarku
"Kamu harus naik itu bila ingin masuk."katanya
"Apakah tidak ada jalan lain? Kau tidak lihat kalau kaca itu akan melukaimu?"
"Kalau kau ingin masuk hanya itu jalan satu satunya"
"Pagar itu juga sangat tinggi aku juga..." ucapku terpotong karena dia langsung melompat ke pagar pembatas itu tanpa mengenai pecahan kaca yang ada.
"Jadi,kau ingin masuk atau tidak?" tanyanya sambil sedikit meremehkan.