"Gak Kek, nanti diejekin lagi, gara-gara hanya Gilang yang gak ikutan perang obor nanti malam."
"Kenapa gak ikut."
"Gilang takut Kek. Pasti sakit jika terkena percikan apinya."
"Kata siapa?"
"Emm...ka...kata Gilang sendiri."
"Nanti malam dicoba aja gak sakit kok. Lawannya dari depan jadi tidak terlalu berbahaya."
"Takut Kek."
"Nanti kakek yang obatin jika kamu kenapa-napa. Kakek jamin sakitnya cuma sebentar, yang lama itu keseruan dan pengalamannya, yang membekas sampai kamu tua."
"Ya udah Kek, aku ikut. Biar tidak diejekin lagi sama Nabila dan yang lainnya, biar tidak dikatain cowok lemah lagi."
"Gitu dong baru cucu kakek."
Kakek tersenyum kepadaku, lalu mengajakku bergabung dengan saudara-saudaraku dan juga tetangga kakek yang lain. Aku mengambil tempat disebelah Nabila, sudah tak peduli jika dia kembali mengejekku, yang ku pikirkan sekarang adalah bagaimana cara menyiapkan mental untuk acara nanti malam, karena sejujurnya aku sangat takut dengan api.