Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Skandal di Balik Jubah] Pastor Idola Itu...

2 Agustus 2020   18:21 Diperbarui: 2 Agustus 2020   18:29 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai minum teh hangat, aku ajak bicara, ada apa sebenarnya dengan umpatan dan makian itu. awalnya Mas Boy mau mengelak dan tetap menyembunyikan fakta itu.

"Ini pasti berkaitan dengan Pastor Tony, aku perhatikan Mas memperlihatkan kemarahan yang tertahan. Makin yakin tadi, Mas mau marah, bahkan bibir Mas sudah bergerak mau mengatakan bangsat, matikan, tapi tidak jadi kan...."

"Enggak, ah ngaco, sudah ayo tidur...besok kerja, biar seger...." sambil menutup mukanya.

"Mas aku tahu, paham, kalian eksem selalu merasa hebat, paling benar, dan merasa mampu sendiri. Jangan lupa, Mas sudah memutuskan menikah, artinya ada ranah yang mas tidak mau ungkap, tapi aku sebagai istri dianugerahi Tuhan dengan karunia intuisi yang kuat. Jika memang Mas belum mau, aku ulang, belum mau atau masih gengsi, ya tidak apa-apa. Ingat, aku istri Mas yang merasakan itu juga, tetap sedia mendengarkan apa yang terburuk sekalipun," kataku panjang lebar untuk menegaskan aku peduli juga aku tahu yang baginya ia anggap tidak tahu apa-apa.

Keadaan tidak berubah. Aku tidak berani bereksperimen dengan sengaja memperdengarkan video Pastor Tony. Aku yakin ini berkaitan, hanya saja aku tidak sampai hati melukainya lebih dalam lagi. Ia adalah suamiku dan ayah dari anak-anakku.

Lagi-lagi mukjizat yang hadir. Pas suamiku masih di kantor. Mas Ben sobatnya datang mengambil barang yang ia beli berdua dengan Mas Boy. Nah ini kesempatan, entah suamiku sengaja, atau malah benar kehendak Allah untuk menyingkap tabir ini semua.

Aku katakan keadaan suamiku pada Mas Ben. Kami memiliki rencana minggu depan, kala ada tanggal merah Jumatnya mau mengadakan piknik. Jelas yang akan mengajak Mas Ben bukan aku. Jangan harap bisa mengajaknya nginap  di luar, kecuali teman seminarinya yang mengajak. Aku sih tidak lagi menganggap itu sebagai sebuah masalah.

Rancangan matang, kami akan menginap, anak-anak juga ikut, dan di sana sengaja mau memperdengarkan video Pastor Tony. Mas Ben ternyata sudah merasakan ada sesuatu di suamiku. Ada masalah yang sangat pelik namun disimpan sendiri. Mendengarkan tanda-tanda yang aku katakan itu, ia mengeryitkan dahi dan menyetujui ideku untuk dilakukan.

Konsep itu benar. Di sanalah, akhirnya Mas Boy terbuka semua. Mengapa dan ada apa dengan perilaku dan igauannya selama ini.

Ia tidak tega padaku dan anak-anak yang selalu mengidolakan Pastor Tony dan bagaimana mereka bangga mendengarkan atau bahkan membagikan video yang memang obyektif bagus. Tapi...

Apakah mereka merasakan, ketika wajah itu nonggol di layar, seolah perlakuannya bertahun lalu itu melela lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun