Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Duc In Altum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesatuan Gereja Katolik dalam Ekaristi Menurut Santo Ignatius dari Antiokhia

29 Juni 2023   08:36 Diperbarui: 29 Juni 2023   08:38 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Anak-anak terang kebenaran, jauhilah perpecahan dan ajaran palsu, tetapi berlakulah seperti domba yang mengikuti gembala. Sebab banyak serigala yang tampaknya menarik, tetapi sebenarnya mereka menahan utusan Allah dengan ajaran-ajaran sesat. Mereka tidak akan memiliki tempat dalam kesatuannya".18

Panggilan yang diberikan oleh Ignatius kepada jemaat di Filadelfia dengan panggilan anak-anak terang kebenaran. Sapaan terang kebenaran ini juga memiliki kombinasi kata dari Paulus, anak-anak terang dan Yohanes, terang kebenaran. Paulus menggunakan sapaan anak-anak terang dalam suratnya kepada jemaat di Efesus dan Tesalonika. Dahulu jemaat di Efesus hidup dalam kegelapan, sekarang mereka hidup dalam terang dalam Tuhan (bdk. Ef. 5:81; Tes. 5:5). Sedangkan Yohanes menunjukan pada terang Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia (bdk. Yoh. 1:9). Oleh sebab itu, Ignatius menginginkan supaya jemaat Filadelfia berlaku sebagai anak-anak terang yang disinari Sabda Allah. 

Penggunaan kata utusan Allah menunjuk pada uskup, para imam, dan diakon. Merekalah yang menyampaikan warta yang benar tentang Allah. Kata perpecahan muncul lima kali dalam surat Ignatius. Kata perpecahan menunjukkan refleksi Ignatius atas situasi komunitas Kristen di Filadelfia. Pada saat itu jemaat sedang bergulat dalam persoalan ajaran palsu yang sangat berpotensi memecah komunitas. Oleh sebab itu, supaya umat tidak terpecah, Ignatius menasihati jemaat agar taat kepada uskup. Kehadiran uskup ketika muncul ajaran palsu untuk menetapkan dan menegaskan ajaran Gereja. Uskuplah yang bertanggung jawab atas kehidupan iman Gereja.19

Pengajar-pengajar palsu yang muncul di tengah-tengah jemaat di Falidelfia adalah kelompok doketis dan yudaisme. Pengajaran yang mereka bawa membuat perpecahan di antara komunitas. Bahkan beberapa jemaat yang mematuhi ajaran mereka memisahkan diri dari kesatuan Gereja. Maka, Ignatius menasihati jemaat Kristen untuk menjaga kesatuan.

Berikut isi surat bab 2:2 tentang pengajar palsu dan orang Kristen sejati:

"menjauhlah dari tanaman yang jahat yang tidak ditanami Yesus Kristus, sebab mereka bukan merupakan tanaman Bapa-bukan karena saya menemukan perpecahan di antaramu, tetapi karena pemurnian".20

Dalam bab 2:2, pengajar palsu digambarkan sebagai serigala, sedangkan dalam bab 3:2, pengajar palsu digambarkan sebagai tanaman yang jahat. Gambaran ini juga membedakan orang Kristen sejati dari pengajar palsu. Kata "saya menemukan", menunjukkan bahwa Ignatius pernah singgah di Filadelfia dalam perjalan menuju ke Smyrna. Dalam waktu yang singkat di Filadelfia, Ignatius melihat pergulatan jemaat dalam menghadapi pengajar palsu, sedangkan jemaat yang taat pada uskup tetap berada dalam komunitas.

Berikut adalah ajakan Ignatius kepada umat di Filadelfia untuk persatuan Gereja:

"Sebab mereka yang berasal dari Allah dan Yesus Kristus berada dalam kesatuan dengan uskup. Mereka yang bertobat dan kembali pada kesatuan Gereja, juga menjadi milik Allah dan hidup menurut Yesus Kristus".

Sarx adalah Sabda yang menjadi daging dalam inkarnasi dan penyerahan Tubuh Kristus untuk disantap dalam Ekaristi.21

Kata "satu piala Darah-Nya" yang menyatukan menunjuk pada kata-kata institusi dari Paulus dan Lukas yaitu "piala ini adalah perjanjian baru dalam Darah-Ku (1Kor 11:25) yang akan ditumpahkan bagimu" (Luk 22:20). Penumpahan darah pada peristiwa salib yang hadir secara sakramental di altar menyatukan Gereja dalam darah Anak Domba. Dalam satu piala itu, Gereja disatukan dalam darah-Nya. Oleh karena itu, kata ini dimaksudkan oleh Ignatius sebagai ajakan bagi Gereja untuk ambil bagian dan bersatu dalam satu piala yang berisi Darah Yesus Kristus. Tetapi kesatuan kesatuan tidaklah terutama penyatuan dengan darah Yesus. Melainkan kesatuan itu lebih menunjuk pada penyatuan dari atau dalam darah Yesus. Ignatius hendak mengatakan kalau realitas sengsara Kristus menjadi dasar kesatuan Gereja.22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun