"Anak adalah maha guru bagi dirinya dan sumber belajar bagi teman-temannya", Romo Y.B. Mangunwijaya.
Yang bilang itu seorang Romo Mangun!
Y.B. Mangunwijaya, seorang maestro arsitek, sering disebut sebagai bapak arsitek Indonesia, sangat dihormati di kalangan para arsitek dan awam melalui karya-karyanya yang fenomenal.
Dihormati di kalangan saudara-saudari kita yang Muslim karena Romo Mangun, sekalipun ia seorang Katolik, toh dia mendesain arsitektural bangunan Mesjid Kalimosodo, di Jogjakarta.
Seorang teolog, sastrawan dan pendidik. Romo Mangun mendirikan SD Eksperimental Mangunan, yang terutama dikhususkan untuk anak-anak dari keluarga miskin. Romo ini mengingatkanku pada kepala sekolahnya Totto Chan, Pak Kobayashi, walaupun mungkin, menurutku, keahlian Romo Mangun jauh lebih beragam dibanding dengan Pak Kobayashi yang di Jepang sendiri juga sangat dihormati dalam bidang pendidikan.
Yang sangat mengherankan bagiku adalah mengapa sistem pendidikan di Indonesia sangat berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Romo Mangun itu? Anak adalah maha guru bagi dirinya dan sumber belajar bagi teman-temannya?
Baru-baru ini menemukan satu kesimpulan yang mengejutkan dari bahan-bahan yang saya baca berkaitan dengan topik yang saya sedang teliti yaitu: bagaimana hubungan kebiasaan membaca dan berpikir kritis. Ternyata, kecenderungan yang ada adalah, menurut para ahli pendidikan itu, murid itu dianggap sebagai orang yang tidak tahu, karena itu mereka harus sekolah agar mereka menjadi tahu.
Itulah nampaknya yang menjadi landasan konsep pendidikan yang ada selama ini kan?
Terasa kok! Saya sekarang mengalaminya. Saya sungguh terkejut. Saya keberatan tapi saya memilih untuk lebih "bijaksana".
Saya orang yang sudah berusaha membiasakan diri untuk membaca sejak SD. Saya membaca majalah Bobo ketika masih kecil. Dalam perjalanan waktu, saya juga berusaha membaca buku-buku di luar buku-buku teks pelajaran sekolah. Tentu saja, bukan rahasia lagi, saya lebih suka membaca buku-buku yang bukan buku pelajaran di sekolah. Ya, sampai sekarang juga masih begitu.
Saya sekarang kelas III SMA. Di sekolahku, siswa kelas III wajib menulis karya tulis ilmiah. Topik saya adalah tentang membaca dan berpikir kritis.