Kemudian, pada teras puncak, teras ke lima tampak sikap tangan Witarkamudra yang berarti sedang mengajarkan atau berbicara. Terakhir adalah sikap tangan Dharmacakramudra yang berarti memutar roda dharma (hukum atau ajaran kebenaran) yang terlihat pada semua arca Budha di tingkat Arupadhatu yang merupakan teras melingkar. Sungguh menarik untuk memahami semesta Budha Mahayana yang tergambar di Candi Borobudur ini.
Kenyamanan FasilitasÂ
Petualangan menyusuri monumen kemegahan Dinasti Syailendra di Candi Borobudur, menyisakan rasa lelah, namun syukurlah lokasi wisata ini menyediakan fasilitas kuliner dan souvenir yang nyaman dengan harga yang terjangkau. Â Tak perlu cemas dengan menu dan harga makanan, umumnya menu makanan yang ditemui pada hampir semua lapak kuliner adalah makanan yang umum kita temui, seperti bakso, soto, gado-gado dan lainnya tentu dengan harga terjangkau. Perbedaan harga tidak melebihi Rp 5.000 dari harga normal menu yang sama jika dibeli di luar kawasan wisata ini.
Jika ingin membawa buah tangan, maka lapak souvenir menyediakan beragam pilihan, ada kaus dengan tulisan Borobudur, berbagai baju batik, miniatur candi hingga batu cobek berbentuk Hello Kitty. Semua tersedia dengan harga terjangkau. Bahkan jika panda menawar, kita bisa membawa pulang 7 (tujuh) buah kaos oblong hanya dengan harga Rp 100.000. Semua penjual yang saya temui sangat ramah, tak ada yang memaksa untuk membeli jualan mereka dan bahkan sangat membantu jika kita kesulitan menemukan rute ke tempat parkir. Ini poin plus dari tujuan wisata Candi Borobudur dibandingkan kawasan lain sejenis.
Ketika sampai di tempat parkir dan hendak pulang, saya teringat satu pohon unik ketika turun dari pelataran candi. Pohon itu adalah pohon Kunto Bimo, yang disebutkan bahwa habitat aslinya adalah Afrika. Pohon ini termasuk spesies langka dan ingatan saya akan pohon ini memastikan bahwa nanti saya akan kembali dengan persiapan lebih matang. Setidaknya saya dapat mencoba peruntungan tentang mitos Kunto Bimo.  Mitos ini  diyakini oleh  masyarakat sekitar candi Borobudur yang mengatakan bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam sebuah stupa berongga (berterawang) dan dapat menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha yang ada di dalamnya maka ia akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya. Tentu untuk itu saya harus bersiap dengan memesan tiket naik candi meski harus merogoh kocek lebih. Tapi semua rasanya sepadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H