Mohon tunggu...
Paulina Aliandu
Paulina Aliandu Mohon Tunggu... Dosen - sebuah jiwa, seorang peziarah

Sebagai pencinta spiritualitas, saya juga tertarik pada sejarah, filsafat dan politik. Berkecimpung dalam bit-bit digital untuk pembelajaran mesin dalam perjalanan panjang mencapai kebijaksanaan digital.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Candi Borobudur: Harga Tiket, Tawaran Kemegahan Masa Lalu dan Kenyamanan Masa Kini

7 Januari 2025   18:24 Diperbarui: 7 Januari 2025   19:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi di depan loket pembelian tiket Candi Borobudur (koleksi pribadi)

Namun, ada satu catatan penting di mana di area pelataran, tidak tersedia pembatas antara bangku duduk dan tanah terjal di belakangnya. Sehingga jika calon pengunjung hendak membawa anak kecil, perlu mempertimbangkan penjagaan ekstra. Secara keseluruhan, saya pribadi merasa harga tiket ini sangat sepadan karena harga ini tidak hanya mencakup akses ke salah satu situs sejarah paling ikonik di dunia, tetapi juga mendukung pelestarian dan pemeliharaan Candi Borobudur.

Apa yang Perlu Dipersiapkan

Jika tiket sudah anda persiapkan, tidak serta merta memastikan perjalanan wisata yang sempurna. Setiap calon pengunjung Candi Borobudur perlu mempertimbangkan dan mempersiapkan beberapa hal. Saya rangkum saja atas 2 hal : persiapan fisik dan efek dari teriknya panas di pelataran candi dan sekitarnya.

Tangga pendakian menuju pelataran Candi Borobudur (koleksi pribadi)
Tangga pendakian menuju pelataran Candi Borobudur (koleksi pribadi)

Meski pengelola Candi Borobudur telah menyiapkan shuttle bus yang mengangkut wisatawan dari area parkir utama menuju ke pelataran candi, namun karena lokasi Candi Borobudur yang berada di pendakian maka, setiap pengunjung harus berjalan dan mendaki puluhan anak tangga yang cukup terjal. Ini memerlukan fisik yang kuat terlebih jika berkunjung pada siang hari yang terik. Perlu kesabaran ekstra jika berkunjung bersama orang tua dan anak-anak. 

Pastikan menggunakan alas kaki yang nyaman. Selain itu panas terik di sepanjang tangga pendakian tanpa pohon peneduh, membutuhkan kesiapan lain. Jika perlu calon pengunjung tak lupa membawa topi atau mengenakan pakaian sopan yang dapat melindungi dari terik matahari. Jika terlupa membawa penutup kepala , tak perlu cemas karena di lokasi disewakan payung yang dapat digunakan hingga kunjungan berakhir.

Kemegahan Borobudur

Begitu memasuki pelataran Candi Borobudur setelah pendakian yang cukup melelahkan, langsung dihadapkan pada kemagisan candi ini. Meski tiket saya hanya mencapai pelataran candi namun tak mengurangi rasa kagum pada candi Budha ini.  Saran saya, agar pengalaman kunjungan ke candi ini akan berkesan lama, jangan hanya difokuskan pada aktifitas mengabadikan momen. Mulailah dengan membaca papan informasi mengenai candi, atau gunakan kamera untuk memotret keterangan pada papan lalu bergegas mencari bangku di sekeliling candi. Tentu trik ini juga membantu untuk meredakan rasa lelah setelah pendakian terjal menuju pelataran candi. 

Seingat saya cukup banyak bangku yang berada di bawah naungan pohon sehingga kita bisa duduk dengan nyaman sambil mengagumi keagungan dan keindahan Candi Borobudur. Namun sekali lagi perlu berhati-hati karena di belakang bangku adalah tanah terjal tanpa pengaman. Setelah duduk, mulailah membaca informasi candi yang difoto tadi dan membayangkan masa dimana candi ini masih aktif digunakan. Jika anda memiliki imajinasi yang cukup,bukan mustahil para pengunjung akan betah duduk berlama-lama dan merasakan aura magis dan pesan mendalam yang ditinggalkan leluhur bangsa ini.

Arca singa di pelataran Candi Borobudur (koleksi pribadi)
Arca singa di pelataran Candi Borobudur (koleksi pribadi)

Setelah dirasa cukup dan rasa lelah mulai menghilang, maka dimulailah eksplorasi untuk melihat detil yang ada pada candi. Struktur candi yang bertingkat dengan stupa besar sebagai puncaknya disebutkan memiliki 3 tingkatan, yang terbagi dalam 5 teras dan puncak stupa besar.  Dimulai dari tingkatan Kamadhatu, Rupadhatu dan terakhir Arupadhatu. Kamadhatu, tingkatan terendah dimana manusia masih terikat nafsu duniawi, merampok, memfitnah, menyakiti, membunuh dan lainnya. Ketika mereka telah meninggalkan hawa nafsu mereka akan naik ke tingkat Rupadhatu. Meski manusia sudah mulai meninggalkan hawa nafsu namun mereka masih terikat pada 'rupa' atau dunia nyata. Tingkat Arupadhatu akan tercapai ketika manusia telah sempurna meninggalkan keinginan duniawinya. Dan masuk ke dalam dunia tidak berupa, dunia tanpa wujud. Suatu kemurnian sejati.

Jika ditelisik lagi dengan melihat berbagai sikap tangan Budha maka sikap tangan arca Budha pada setiap sisi mata angin sama pada teras I, II, III dan IV.  Sedangkan pada teras teratas yaitu teras ke lima, sikap tangan arca Budha berbeda dengan teras-teras di bawahnya. Nah, untuk teras I, II, III dan IV semua sikap tangan arca Budha hanya berbeda pada sisinya saja tapi pada setiap level teras tersebut akan sama sikap tangan arca Budha pada arah sisi yang sama.  

Sisi Timur dengan sikap tangan arca Budha, Bhumisparsamudra yang berarti bumi dipanggil sebagai saksi. Sikap tangan arca Budha ini sama baik pada teras I, II, III dan IV. Kemudian pada sisi selatan, terlihat sikap tangan  Waramudra yang berarti memberi anugrah. Sisi  Barat dengan sikap tangan Dyanamudra mengheningkan cipta atau semedi. Pada sisi utara terlihat sikap tangan Abhayamudra yang berarti tidak takut bahaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun