Mohon tunggu...
Patricia Rose
Patricia Rose Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Film Tanda Tanya (2011): Toleransi Umat Agama

13 Maret 2022   18:06 Diperbarui: 13 Maret 2022   18:09 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanung Bramantyo adalah seorang produser, sutradara, dan aktor yang lahir di Yogyakarta, Indonesia. Beberapa film yang disutradarai Hanung Bramantyo adalah Bumi Manusia, Habibie & Ainun, Kartini, Perahu Kertas, dan masih banyak lagi. Salah satu film terbaik karya Hanung Bramantyo berjudul Tanda Tanya. 

Film Tanda Tanya ini menceritakan tentang beberapa keluarga yang hidup berdekatan di sekitar daerah Semarang. Masing-masing keluarga tersebut memiliki kepercayaan yang berbeda, yaitu Muslim, Katolik, dan Buddha. Letak tempat Ibadah seperti Masjid, Gereja, dan Klenteng pun tidak berjauhan. Masyarakat pada film tersebut belum dapat menerima perbedaan agama dan  sering terjadi konflik. 

Terdapat 3 keluarga dalam film Tanda Tanya ini. Pertama, keluarga Tan Kat Sun yang beragama Buddha. Mereka membuka sebuah restaurant yang diberi nama "Canton Chinese Food" yang tentunya tidak halal. 

Sehingga, Tan Kat Sun memutuskan untuk membuat beberapa makanan yang halal, agar masakan yang ada di restorannya dapat dinikmati oleh umat Muslim. Kedua, terdapat keluarga Soleh yang merupakan umat muslim. 

Menuk, istri dari Pak Soleh bekerja di restoran "Canton Chinese Food".  Yang terakhir adalah keluarga Rika. Ia beragama Katolik dan merupakan single parent. Rika juga bersahabat dengan Surya yang beragama Muslim. 

Konflik dimulai dari permasalahan yang muncul di masing-masing keluarga. Soleh merasakan bahwa ia tidak pantas menjadi seorang suami, bapak, dan kakak. Hal tersebut dikarenakan ia tidak memiliki pekerjaan dan tidak bisa melakukan apapun. Sehingga, Soleh mengingkan Menuk untuk menceraikannya. 

Surya ingin menjadi aktor yang terkenal. Tetapi selalu mendapatkan peran-peran kecil. Konflik lainnya adalah Tan Kat Sun jatuh sakit, sehingga restoran "Canton Chinese Food" diambil alih oleh anaknya yaitu Ping Hen atau Hendra. Bulan puasa pun datang dan Tan Kat Sun memutuskan untuk menutup restoran agar dapat menghargai umat muslim. 

Namun, Ping Hen tidak setuju dengan keputusan tersebut, karena jika terus menutup restoran, maka mereka tidak akan mendapatkan penghasilan. Sehingga, ia membuka restoran dengan paksa. Akibatnya, restoran dirombak oleh umat Muslim. 

Pada akhirnya, setiap keluarga dapat hal yang mereka inginkan. Ping Hen ingin mengubah dirinya menjadi orang yang lebih baik. Sehingga, ia memutuskan untuk memeluk agama Islam, mungkin karena ia menemukan jati dirinya. Ia juga membuka kembali restoran ayahnya yang diberi nama "Barokah Chinese Food Halal". Surya mendapatkan pekerjaan sebagai aktor Yesus di Gereja. Walaupun banyak yang tidak setuju karena Surya beragama Muslim. 

Tetapi setelah perannya sebagai Yesus, ia menjadi aktor yang cukup dikenal masyarakat Semarang. Soleh akhirnya mendapatkan pekerjaan, yaitu menjadi anggota Banser NU. Akhirnya, Ia dapat menjadi pahlawan yang sangatlah hebat, karena menyelamatkan semua orang dari bom yang terletak di Gereja.

Masyarakat negara Indonesia tentunya sangat beragam. Seperti etnis, budaya, kepercayaan, dan sebagainya. Film ini menunjukan hubungan manusia satu dengan yang lain yang tidak memiliki sikap toleransi. Masalah-masalah tersebut tidak hanya ada di film, tetapi banyak ditemukan di kehidupan nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun