Manusia dilahirkan untuk hidup berdampingan. Meski dapat berdiri diatas kaki sendiri, hakikatnya tetap membutuhkan bantuan orang lain kini dan nanti. Dalam kehidupan yang selalu berdampingan, tak melulu hubungan berbicara tentang keharmonisan dan keselarasan.
Terkadang gesekan demi gesekan menimbulkan pertentangan. Timbul permusuhan, muncul orang merasa disakiti, ada yang merasa benar diatas kepentingan bersama. Seakan kebenaran dan kesalahan berada pada setiap pihak yang berseteru. Si A mengklaim benar dengan dalih kepentingan bersama, begitupun si B merasa cara-caranya salah.
Segala bentuk analogi dan cari-cari celah dimanfaatkan untuk mencari tendensi dan pendukung. Ditambah lagi dengan modernisasi dan canggihnya teknologi saling berperang melalui status Whatsapp (WA). Bermacam Bahasa sarkasme dan kalimat-kalimat satire keluar di media sosial untuk melecehkan harga diri dan kehormatan orang lain.
"Tunggu Saja Tanggal Mainnya!" ujar dengan penuh kebencian dan keyakinan seakan doa-doa akan terwujud, tapi malah menjadi boomerang untuk diri sendiri.
Pada kubu yang lain sibuk berperang dan berkecamuk didalam dirinya tentang "air susu dibalas air tuba, aku sudah begini begitu, kenapa kamu kok tega?"
Wis.. angel! Angel tenan! Manusia bicara manusia.
Memang tak dapat dipungkiri ketika terjadinya pengingkaran atas kebaikan dan ketulusan terasa menyakitkan. Sewajarnya ketika sakit, manusia akan meng "ADUH" bukan mengeluh. Serampangannya mulut kadang seenaknya saja keluar kata-kata yang membuat lega perasaan dan emosi.Â
Angel.. Angel Tenan...
Ambil handphone, jadikan status, tulis di medsos. Buat polling terhadap follower. Bahasa sederhananya "istisyaroh" pada netizen, minta pendapat pada netizen Yang Maha Benar. Menggiring opini sesuai dengan kepentingan yang menunggangi. Angel angel angel...
Padahal kaidah Islam telah menggeneralisasi segala permasalahan dalam rangkuman Al Quran. Beberapa nilai yang essensial paling mudah dilaksanakan adalah ta'awudz, diam, berganti posisi, berwudhu dan yakin terhadap janji-Nya terhadap orang yang mampu menahan amarah.