Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upaya Penyelamatan Wild Boar Terjebak di Dalam Gua Gemparkan Dunia!

9 Februari 2022   17:01 Diperbarui: 2 Maret 2022   00:50 2325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : cnn.com

Wild Boar Team merupakan tim junior sepak bola Thailand. Bulan Juni 2018, mereka terjebak didalam Gua Tham Luang Nang Non di Thailand Utara. Penyelamatan mereka mengundang sejumlah relawan dari berbagai negara dengan jumlah 10 ribu orang, sudah termasuk penyelam lokal dan internasional, 900 petugas polisi dan 2000 orang tentara. Telah disediakan pula 10 helicopter polisi, 7 ambulans, 700 tabung selam, pemompaan lebih dari 1 miliar liter air keluar dari gua. Penduduk sekitar wilayah tersebut juga secara sukarela memasak 4000 -- 5000 bungkus makanan per hari untuk para relawan.

Bagaimana mereka bisa terjebak di dalam Gua? 

Pada tanggal 23 Juni 2018 merupakan jadwal latihan rutin tim sepak bola junior Wild Boar Team. Pada saat itu pelatih Nopparat Kathawong berhalangan hadir. Latihan berjalan dengan asisten pelatih. Selesai latihan, mereka memutuskan untuk pergi ke Gua Tham Luang Nang Non. Gua ini kompleks gua karst dibawah pegunungan Doi Nang Non di perbatasan Thailand dan Myanmar. Gua ini memiliki panjang 10 km. Selama musim hujan mulai dari Juli sampai November, gua Ini sering banjir. Pengelola memasang peringatan untuk tidak masuk ke Gua selama musim hujan.

Mereka masuk kedalam Gua dan sampai malam tidak kembali ke rumah. Orang tua yang khawatir menelpon pelatih. Sang pelatih mendapatkan informasi dari asisten dan pelatih lain jika mereka pergi ke Gua Tham Luang Nang Non. Mereka menemukan sepeda, tas dan sepatu mereka diluar.

Nahasnya, malam itu turun hujan di Gua. Pelatih langsung menelpon aparat kepolisian dan tim penyelamat mengabarkan jika mereka terjebak didalam Gua. Jumlah orang yang terjebak adalah 13 orang yaitu Chanin 11 tahun, Duang 13 tahun, Panumas 13 tahun, Somphong 13 tahun, Monkol 13 tahun, Adul 14 tahun, Ekarat 14 tahun, Nattavut 14 tahun, Prajak 15 tahun, Pipat 15 tahun, Pornchai 16 tahun, Peerapat 17 tahun dan Ekapol 15 tahun.

Salah stau penyelamat yang sampai di Gua yaitu Sangwut dan 18 tim lainnya. Mereka langsung berjalan menyusuri Gua hingga 1,5 jam kemudian mereka menemukan Sam Yaek atau T Junction/persimpangan. Jika ke kanan ke dataran tinggi Monk Series dan ke kiri dataran rendah yang bernama Pattaya Beach.

Sampai disini tim penyelamat semakin khawatir karena sebagian Sam Yaek telah terendam air. Dia melihat beberapa sandal dan jejak kaki ke arah Pattaya Beach. Sangwut langsung menelpon SRA atau Sirikorn Rescue Association. SRA memiliki kemampuan menyelamatkan dan menyelam. SRA ini mengirimkan berita penyelamatan ini ke berbagai media massa. Warga sekitar  dan gubernur langsung datang ke lokasi.

Tim penyelam langsung menyelam, sayangnya upaya mereka belum membuahkan hasil karena tim penyelam terkendala dengan lumpur yang tebal, lampu dan tangki oksigen yang menyangkut pada bebatuan karena naiknya air dan arus semakin deras. Selain itu, tangki oksigen milik SRA ini terlalu besar karena biasanya mereka menyelam di danau bukan di Gua sempit. Untuk sementara mereka berhenti dan berdiskusi bagaimana melakukan upaya penyelamatan. Salah satu dari mereka menyarankan untuk menghubungi Vern Unsworth yaitu pesusur Gua asal Inggris yang tinggal di Thailand.

Keesokan harinya, Vern datang membawa peta Gua tersebut. Menurutnya, tidak mungkin Wild Boar ke Monk Series, karena tempat itu tidak menarik, kebanyakan orang lebih memilih ke Pattaya Beach. Vern mengatakan, kemungkinan besar Wild Boar berada di Pattaya Beach atau Sam Yaek karena disana ada gundukan pasir yang agak tinggi untuk berlindung dari air. Saat ikut masuk kedalam, Vern melihat jalur Pattaya Beach sudah terblok oleh air. Vern menyarankan untuk mencari orang yang biasa menyelam didalam Gua.

Gubernur langsung menghubungi Royal Thai Navy. Pada tanggal 25 Juni 2018, 20 anggota penyelam langsung datang ke lokasi. Mereka langsung membuat pangkalan didalam Gua 1 jam sebelum sampai di Sam Yaek yang bernama Chamber 3. Pangkalan ini digunakan untuk briefing dan persiapan.

Mereka memasang tali sebagai guidelines menyusuri jalan kearah Pattaya Beach. Setelah menyelam 1 jam, mereka menemukan dataran yang tidak terendam banjir. Sayangnya Wild Boar tidak ada disana, tapi disana ada jejak kaki. Artinya tim Wild Boar sudah masuk lebih dalam lagi ke Gua. Disaat itu, mereka tidak dapat melanjutkan penyusuran lagi karena tangki oksigen tidak mencukupi. Mereka memutuskan kembali ke Sam Yaek dan pangkalan Chamber 3 dimana saat itu debit air semakin naik bahkan merendam Chamber 3.

Para penyelam mempertimbangkan keselamatan bersama dan mengatakan pada Gubernur untuk memompa air keluar dari Gua. Karena mereka membutuhkan tempat kering untuk melakukan pengecekan equipment yang dibawa. Akhirnya mereka memompa air dan Chamber 3 tidak jadi kebanjiran.

Mereka berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Wild Boar. Vern hanya meninggalkan pesan kepada sang Gubernur yang berisi

"ROB HARPER

RICK STANTON MBE

JOHN VOLAMTHEN

Meraka adalah penyelam Gua terbaik didunia. Tolong segera hubungi mereka melalui Embassy UK"

Mereka ini adalah British Cave Rescue Council (BCRC). Akhirnya upaya penyelamatan ini berkembang menjadi operasi besar-besaran yang melibatkan tim penyelamat internasional.

Simultan menunggu kedatangan BCRC, tim penyelamat lain memompa air keluar dan mencari lubang diatas gunung dengan harapan lubang tersebut dapat menuntun mereka menemukan Wild Boar. Satu titik, mereka berhasil menemukan lubang itu dan berhasil turun hingga kedalam 35 meter saja karena jalannya buntu.

Tidak sampai disitu saja, beberapa orang membawa alat berat keatas gunung dengan harapan dapat mengebor gunung dan membuka pintu masuk baru melalui atas gunung. Aksi tersebut dihentikan karena telah melukai 6 orang relawan karena kendaraan yang membawa mereka ke gunung itu terbalik.

Hingga tanggal 27 Juni 2018, regu BCRC tiba dilokasi. Richard dan John dibriefing bersama dengan penyelam Gua dari Belgia yang berbasis di Thailand, Ben Reymenants dan penyelam asal Prancis yang bernama Maksym Polejaka. Keesokan harinya, Angkatan Udara AS dari kuadron taktik 320, skuadron penyalamat 30 dan grup operasi khusus bergabung dengan mereka. Disusul kemudian tim penyelam dari Beijing.

Tiga hari pencarian, belum berbuah hasil. Sampai pada suatu titik, pencarian harus dihentikan karena cuaca buruk. Curah hujan semakin meningkat, jarak pandang semakin memburuk. Pada tanggal 30 Juni 2018, relawan Thailand yang bernama Panom Cheanpirom membawa 3 pompa air besar untuk mengeluarkan air dari dalam Gua. Pukul 17:00, akhirnya air berhasil surut. Proses pencarian dilanjutkan lagi.

***

Dua hari kemudian, 2 Juli 2018, Richard dan John dijadwalkan menyelam sampai ke Pattaya Beach. Saat mereka menyelam sampai di Pattaya Beach, mereka keluar dari air ternyata Tim Wild Boar tidak ada disana. Mereka melanjutkan untuk masuk lebih dalam lagi ke Gua. Mereka terus menyelam dan mengikatkan tali sebagai guidelines. Disaat tali sudah hampir habis, mereka memutuskan untuk naik ke permukaan air.

Dan....

Disaat mereka naik inilah mereka melihat Tim Wild Boar ada disana. Richard berkata kepada 13 orang ini "Kalian sudah 10 hari disini, kalian sangat kuat!"

Wild Boar bertanya "Kapan kami bisa keluar dari sini"

Richard menjawab "besok kalian akan keluar dari sini"

Sekitar pukul 22:00, Richard dan John kembali ke Chamber 3 dan memberitahu mereka sudah ketemu. Mereka berada 300-400 meter dari Pattaya Beach atau 4 KM dari mulut Gua.

***

Tiga Opsi Penyelamatan 

Tujuh penyelam mulai mengirimkan makanan, obat-obatan kepada Wild Boar. Setelah ditunggu selama 23 jam, 7 penyelam itu tidak kembali juga. Sampai akhirnya 4 dari mereka kembali dan 3 penyelam menjaga Wild Boar disana. Mereka menjelaskan 500 meter setelah Sam Yaek adalah perjalanan yang sangat melelahkan karena jalannya sempit banyak stalaktit. Kebanyakan penyelam mengalami keram. Mereka lama karena butuh tidur untuk mengembalikan stamina mereka.

Disaat inilah mereka menyadari tantangan untuk menyelamatkan mereka tidak mudah. Penyelam handal saja membutuhkan waktu 6 jam dari pangkalan dan pulang 5 jam karena mengikuti arus. Bagaimana dengan penyelam amatir?

Ada tiga opsi penyelamatan yaitu tunggu musim hujan berlalu, bor tanah dari gunung, dan menyelam melalui Gua. Opsi yang dipilih adalah menyelam didalam Gua. Opsi pertama terlalu lama, opsi kedua juga waktunya berapa lama? Belum lagi kalo titik yang diambil salah? Andai mengebor pada posisi yang benar, Tim Wild Boar akan tertimpa bebatuan?

Tantangan opsi pertama adalah mengajarkan tim Wild Boar berenang dan menyelam, membutuhkan masker khusus selam untuk bernapas secara normal, membuat pos tangki oksigen sepanjang jalur evakuasi, mencari cara agar tim Wild Boar tidak panik selama menyelam, dan harus menurunkan tingkat air.  

***

Opsi ketiga dijalankan. Para penyelam mengajarkan menyelam dan berenang kepada tim Wild Boar. Sembari menunggu mereka belajar, tim lain mencari masker khusus dan mendatangkan ahli Geologi Chaiporn Siriponpibul untuk menganalisa dan mengontrol aliran air. Chaiporn berhasil menganalisa tiga titik dimana air masuk kedalam Gua secara massif yaitu sebelah utara Gua atau diatas Gunung ini ada anak sungai yang bernama Nam Dung. Diselatannya ada anak sungai Patinpay. Pada bagian dasar anak sungai itu ada lubang kearah Gua, sehingga mengakibatkan Gua banjir. Aliran air yang massif ketiga datangnya dari celah batu gamping dan granit, saat hujan air hujan akan merembes masuk kedalam Gua.

Tim penyelamat harus menyumbat 3 lubang itu untuk menghambat aliran masuk kedalam Gua. Anusan Inthawong diperintahkan untuk menyumbat lubang-lubang itu untuk memblokir aliran air. Ternyata solusi ini berhasil mengurangi debit air yang masuk kedalam Gua. Anusan memerintahkan tim lainnya mencari lubang-lubang tempat merembesnya air. Simultan berjalan, pompa air terus bekerja mengurangi jumlah air didalam Gua. Diperkirakan pompa itu telah mengeluarkan 1,6 juta liter air per jam. Air dari dalam Gua itu juga merusak ladang pertanian disekitarnya 2000 KM2 sawah petani terendam banjir.

***

Dilain sisi, 4 penyelam dari negara lain dan 2 penyelam asal Thailand meletakkan tangki oksigen pada beberapa lokasi. Setiap penyelam membawa 3 tangki oksigen yang diikat pada badan dan 3 tangki tambahan ditarik dengan tali oleh tim penyelam.

Sayangnya...

Upaya mereka untuk meletakkan tangki-tangki oksigen ini pada 3 titik memakan korban jiwa. Salah satu penyelam asal Thailand meninggal karena kehabisan napas yang bernama Sersan Saman Kunan. Gugurnya Sersan Saman ini menjadi pukulan berat bagi sebagian besar orang. Mereka mengalami mental breakdown. Tim Wild Boar belum selamat, sudah ada korban jiwa. Dengan kejadian ini, semua relawan semakin waswas dalam upaya menyelamatkan Wild Boar.

Dititik ini, muncul masalah baru...

Menurunnya tingkat oksigen didalam Gua. Mereka semakin khawatir dengan Tim Wild Boar dan penyelamat akan mengalami hipoksia karena saat itu oksigen didalam Gua hanya 15%. Sedangkan normalnya adalah 19,5% atau 23,5% .

Masalah selanjutnya adalah kendala cuaca hujan lebat yang diprediksi akan turun 10 Juli 2018. Bayangkan saja, tim Wild Boar masih didalam Gua? Terus hujan lebat?

***

Upaya Evakuasi 

Tanggal 8 Juli 2018, evakuasi dimulai. Pemberitaan di media massa kala itu, mengabarkan evakuasi ini akan memakan waktu beberapa hari karena harus mengganti tabung oksigen dan medan yang berat.

Skemanya adalah Wildboar harus menyelam sampai di Pangkalan Chamber 3. Sampai di Chamber 3, mereka akan diangkut dengan tandu sampai ke mulut Gua.

Saat penyelaman, mereka akan didampingi oleh 18 penyelam yang terdiri dari 13 penyelam internasional dan 5 penyelam dari Thailand. Sepuluh penyelam akan standby pada beberapa titik. Bahasa sederhananya, tim Wild Boar ini akan dievakuasi secara estafet dengan beberapa penyelam. Delapan penyelam akan mengawal dari titik mereka ditemukan sampai ke Pangkalan Chamber 3. Jadi, 2 penyelam akan membawa 1 anggota Wild Boar yang badannya telah diikatkan tali pengait. Dalam 1 hari, mereka akan mengevakuasi 4 orang anak.

Tangki oksigen untuk bernapas tim Wild Boar selama menyelam dibawakan oleh 2 tim penyelam ini. Jadi tugas tim Wild Boar hanya menyelam dan berenang saja. Satu hal yang penting adalah jangan panik.

Setelah sampai di Chamber 3, mereka akan dibawa dengan tandu yang dibawa oleh 5 orang. Jika ada titik air, mereka akan dinaikkan diatas rakit untuk melintasi genangan air itu. Tim penyelamat harus mengangkat Tim Wild Boar pada lereng curam dengan sistem katrol.

Untuk membantu menenangkan Tim Wild Boar, Dokter Anestesi Richard Haris menyarankan semua anggota Wild Boar setelah sampai di Chamber 3 harus dibius ringan agar tidak panik. Selain itu, mereka diberikan obat anti kecemasan dan obat untuk menstabilkan detak jantung mereka.

Sepanjang rute evakuasi ini telah standby 90 penyelam Thailand dan mancanegara. Tugas mereka melakukan pemeriksaan kesehatan, memasok tangki oksigen dan memastikan keadaan sekitar baik-baik saja.

Pro dan kontra pemberitaan ini juga cukup ramai diperdebatkan oleh media kala itu. Ada yang mengatakan mereka sudah dibius dari titik mereka ditemukan dan sudah tertidur ditandu. Ada juga yang mengatakan dibius dari Chamber 3. Termasuk masalah anestesi ini juga sudah disetujui pemerintah Thailand. Bahkan Dokter Richard juga telah mendapatkan kekebalan diplomatik apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

***

Evakuasi 1 anak akan memakan waktu 8 jam. Keputusan untuk menentukan siapa yang duluan dievakuasi tim Wild Boar memutuskan anak yang tinggal paling jauh lokasinya, dialah yang dievakuasi terlebih dahulu. Asisten pelatih yang ikut terjebak didalam Gua itu berpikir jika mereka sudah keluar dari mulut Gua, mereka harus naik sepeda lagi untuk pulang. Padahal pemberitaan tentang mereka sudah ramai diperbincangkan dunia.

Akhirnya... 8 Juli 2018 pukul 17:00, 1 orang berhasil dievakuasi dan dibawa oleh ambulans ke RS Changrai Prachanukroh. Disusul 3 anak lagi setelah itu. Pada tanggal 9 Juli 2018, menyusul 4 anak lagi. Pada tanggal 10 Juli 2018, 4 anak dan 1 asisten pelatih berhasil dikeluarkan semua.

Akhirnya mereka berhasil diselamatkan setelah tinggal di Gua selama 10 hari. Mereka mengaku bisa hidup selama 10 hari di Gua karena Ekapon (asisten pelatih) yang ikut terjebak didalam Gua, memakan makanan paling sedikit dari sisa-sisa perbekalan mereka. Asisten pelatih ini juga mengajarkan Tim Wild Boar teknik bermeditasi karena dulunya Ekapon ini adalah Biksu. Hal itu dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh dan ketenangan jiwa. Hingga akhirnya segala kerja keras dan upaya para relawan maupun Tim Wild Boar berbuah hasil yang baik dan penuh hikmah. 

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun