Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Slow Living Sebuah Dilema Anak Negeri

27 Januari 2025   17:49 Diperbarui: 27 Januari 2025   17:49 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art clip Slow Living. (Sumber :  https: dreamstime.com).

Slow living bukan berarti hidup lamban, tetapi hidup dengan kesadaran penuh akan apa yang benar-benar penting, baik itu untuk kesehatan, hubungan, atau kehidupan sosial. Dengan pendekatan ini, konon tekanan hidup modern bisa lebih mudah dijalani tanpa kehilangan esensi kehidupan itu sendiri.

Bisakah anda meninggalkan kegiatan yang tak perlu tapi perlu sesuai nilai-nilai; meninggalkan body language anda yang mager atau malas, sementara harga pasar di atas langit; bisakah anda tak berlari terbirit-birit karena UMR anda yang tak cukup dan bermasalah itu, dst dst.

Hayyoo ....

Joyogrand, Malang, Mon', Jan' 27, 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun