Jika Trump atau pemimpin lain mampu membujuk negara-negara seperti Arab Saudi atau Qatar untuk menghentikan narasi two-state solution dan fokus pada pendekatan yang lebih pragmatis, mungkin ada peluang untuk mengurangi ketegangan. Namun, ini membutuhkan perubahan paradigma besar dalam politik dunia Arab dan penerimaan internasional terhadap status quo geopolitik di Timur Tengah.
Ketergantungan Barat pada minyak Arab
Ketergantungan Barat pada minyak Arab telah memberikan leverage politik kepada negara-negara Teluk untuk memaksakan narasi mereka, termasuk dukungan terhadap two-state solution. Namun, dengan transisi global menuju energi terbarukan, posisi strategis ini kemungkinan besar akan melemah, memberikan ruang bagi pendekatan yang lebih berimbang.
Tanpa perubahan signifikan dalam cara pandang dunia Arab dan internasional terhadap konflik ini, serta keberanian untuk meninggalkan narasi lama yang tidak lagi relevan, konflik ini akan terus menjadi lingkaran setan. Realitas di lapangan menunjukkan solusi pragmatis lebih diperlukan daripada dogma politik yang tidak berpijak pada realitas historis dan sosial.
Israel, sebagai negara, tampaknya hanya akan fokus mempertahankan eksistensinya, sementara dunia Arab perlu mengevaluasi pendekatan mereka jika ingin menghindari perpetuasi penderitaan rakyat Arab-Palestina.
Joyogrand, Malang, Fri', Jan' 17, 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H