Seperti yang disebutkan Mintz, serangan terhadap infrastruktur militer Iran, termasuk pertahanan udara, menciptakan peluang strategis untuk memaksa Iran bernegosiasi atau menghadapi kehancuran lebih lanjut.
Tidak seperti Biden, yang cenderung mendukung pendekatan multilateral dan diplomatik, gaya Trump yang langsung dan agresif memberikan tekanan tambahan pada rezim Iran.
Tantangan dalam pendekatan ini
Menghancurkan "kepala ular" tidaklah menjamin bahwa "tubuh" -- yaitu proksi seperti Hamas -- akan hilang dengan sendirinya.
Beberapa tantangan yang perlu diperhatikan antara lain Ketahanan Hamas dan proksi lain: Hamas telah menunjukkan kemampuan bertahan meskipun menghadapi serangan besar dari Israel. Seperti yang dikemukakan Mintz, Israel telah mencoba berbagai cara, namun Hamas tetap memegang sandera sebagai kartu tawar.
Melemahkan Iran secara total tanpa strategi pasca-konflik dapat menciptakan kekosongan kekuasaan yang berpotensi dimanfaatkan oleh aktor lain, termasuk kelompok ekstremis yang lebih radikal.
Meskipun narasi historis mendukung klaim Israel atas tanahnya, seperti yang diakui oleh Inggeris, Perancis, dan bahkan Kekaisaran Ottoman, banyak negara Uni Eropa tetap cenderung mendukung pendekatan kompromi. Hal ini dapat menciptakan hambatan diplomatik terhadap langkah sepihak yang keras.
Narasi historis Israel dan legitimasi
Narasi bahwa tanah Israel adalah milik leluhur Yahudi memiliki dasar sejarah yang kuat. Selama Kekaisaran Ottoman dan kolonialisme Inggeris, komunitas Yahudi memang minoritas tetapi tetap ada dan mempertahankan klaim historis mereka. Deklarasi Balfour 1917 dan mandat Inggeris di tanah Israel sekarang yang masih diplesetkan sebagai tanah Arab-Palestina memberikan legitimasi awal untuk pembentukan negara Yahudi. Setelah pembagian PBB tahun 1947, deklarasi kemerdekaan Israel pada 1948 didasarkan pada hak sejarah ini.
Namun, narasi ini sering ditentang oleh negara-negara Eropa seperti Perancis dan Inggeris modern, yang cenderung mendukung solusi dua negara. Resistensi ini seringkali didasarkan pada tekanan politik dari dunia Arab dan dinamika diplomatik yang kompleks.
Pendekatan Trump yang tegas terhadap Iran memiliki peluang untuk menciptakan perubahan strategis besar di Middle East. Namun, keberhasilannya tergantung pada kombinasi langkah militer, diplomatik, dan strategi pasca-konflik yang matang. Menghancurkan "kepala ular" adalah langkah penting, tetapi perlu memastikan bahwa "tubuh" tidak berkembang menjadi ancaman baru.