Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia Mengayuh di Antara Brics dan Barat

7 Desember 2024   19:24 Diperbarui: 13 Desember 2024   05:25 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), dan Perdana Menteri India Narenda Modi (kanan) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kota Kazan, Rusia, Rabu (23/10/2024).(RIA NOVOSTI/ALEXEI DANICHEV via BRICS RUSSIA 2024)

Masa depan sistem keuangan global

Dominasi dolar sedang diuji oleh beberapa faktor, termasuk teknologi finansial baru, yi sistem pembayaran alternatif seperti CIPS dan kemungkinan penerapan mata uang digital oleh bank sentral (CBDC) dapat mempercepat diversifikasi.

Kesepakatan bilateral dan multilateral antara BRICS dan negara lainnya menandai langkah menuju sistem yang lebih multipolar.

Sebagai ekonomi terbesar dunia, AS masih memiliki posisi kuat. Namun, ancaman Trump justru dapat memicu negara-negara lain untuk mempercepat upaya diversifikasi guna melindungi kedaulatan ekonomi mereka.

Prospek dan Implikasi

Ancaman Trump kemungkinan mempersulit hubungan perdagangan AS-BRICS dan dapat memperburuk ketegangan geopolitik. Namun, efek langsung pada dolar mungkin terbatas karena skala besar ketergantungan global terhadap dolar.

Jika strategi BRICS berhasil, dominasi dolar bisa terkikis perlahan, mempercepat transisi ke sistem keuangan multipolar. Hal ini akan mengurangi kekuatan sanksi finansial AS tetapi juga dapat menciptakan lebih banyak volatilitas dalam sistem global.

Ancaman tarif dari Trump mencerminkan tantangan geopolitik baru di era multipolaritas. Sementara dominasi dolar tidak mungkin berubah secara drastis dalam waktu dekat, upaya BRICS menandai pergeseran signifikan dalam sistem keuangan global. Jika negara-negara ini berhasil menciptakan alternatif yang kredibel, ancaman Trump bisa menjadi katalis bagi perubahan yang lebih besar. Namun, upaya ini membutuhkan waktu, koordinasi strategis, dan keberlanjutan ekonomi di antara negara-negara BRICS.

Mengayuh di antara BRICS dan Barat

Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan ketertarikannya untuk membawa Indonesia bergabung dengan blok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Hal ini terlihat dari keputusannya untuk menugaskan Menlu Sugiono untuk menghadiri KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia.

Kehadiran Sugiono di KTT tersebut dinilai sebagai bukti komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam forum-forum internasional dan memperkuat hubungan dengan negara-negara anggota BRICS. Ini juga menunjukkan langkah Prabowo untuk memperluas jaringan diplomasi Indonesia di luar Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun