Pemecatan dan konflik internal seringkali disebabkan oleh ketidaksesuaian sikap kader dengan garis kebijakan partai. Ketidakmampuan untuk mengakomodasi pandangan alternatif dapat melemahkan vitalitas partai dalam jangka panjang.
3. Eksodus kader berkualitas
Mundurnya figur-figur seperti Budiman Sudjatmiko, Maruarar Sirait, dan Effendi Simbolon menunjukkan adanya ketidakpuasan di tingkat elite partai. Kehilangan kader yang punya pengalaman dan jaringan luas bisa melemahkan kapasitas institusional partai.
Namun, apakah Ini political decay sepenuhnya. Di sisi lain, tidak semua dinamika ini dapat langsung dikategorikan sebagai political decay.
Ada beberapa penjelasan alternatif :
1. Dinamika alamiah partai besar
Dalam partai politik besar seperti PDI-P, perbedaan kepentingan dan konflik internal adalah hal yang wajar. Pergantian atau keluarnya kader yang merasa tidak lagi cocok dengan arah partai merupakan bagian dari seleksi alami.
Partai mungkin memandang tindakan disiplin sebagai cara untuk menjaga stabilitas dan kohesi internal di tengah persaingan politik yang semakin ketat.
2. Adaptasi strategis partai
Dalam beberapa kasus, tindakan keras terhadap kader yang dianggap "menyimpang" adalah upaya partai untuk menunjukkan ketegasan kepada publik bahwa mereka masih konsisten dengan garis ideologi dan kebijakan.
3. Dampak terhadap masa depan PDI-P