Langkah Ara dapat dimaknai sebagai bentuk pembangkangan simbolis terhadap PDIP. Sebagai mantan kader, tindakannya dapat dilihat sebagai upaya membangun citra independen sekaligus menunjukkan keberanian melawan dugaan impunitas.
Persepsi publik
Publik cenderung mendukung langkah yang memberikan tekanan lebih pada penyelesaian kasus korupsi besar seperti ini. Hadiah Rp 8 miliar bisa menjadi simbol tekad untuk melawan korupsi, terutama jika diikuti transparansi.
Langkah ini juga menyoroti keterbatasan KPK dalam menangkap Harun Masiku, yang sudah lima tahun buron. Jika KPK tidak segera bertindak lebih efektif, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini dapat terus menurun.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, Ara perlu menjelaskan sayembara ini adalah bentuk dukungan kepada KPK, bukan pelecehan terhadap kinerjanya.
Kasus Harun Masiku adalah ujian besar bagi KPK. Dukungan seperti sayembara ini harus dimanfaatkan untuk mempercepat penanganan kasus, bukan sebagai ajang saling menyalahkan.
Sebagai partai yang pernah menaungi Harun Masiku, PDIP harus berhati-hati dalam merespons langkah Ara, agar tidak terkesan melindungi tersangka korupsi.
Sayembara yang melibatkan masyarakat memerlukan pengawasan agar tidak memicu perilaku yang tidak diinginkan, seperti tuduhan palsu atau tindakan main hakim sendiri.
Dengan langkah strategis dari semua pihak, inisiatif ini dapat menjadi katalisator untuk memperkuat penegakan hukum di Indonesia.
Dukungan KIM dan LSM Â Rasuah
Sepertinya rata-rata koalisi KIM mendukung gagasan Ara, termasuk sejumlah LSM Anti Rasuah. Ara juga sempat menyentil Hasto Kristiyanto yang reaksioner itu bahwa politik iadalah sesuatu yang suci, termasuk upaya kita untulk menangkap buron Harun Masiku.