Elektabilitas dan Perusakan Banner Abah Anton Jelang Nyoblos 27 Nopember 2024
Dalam detik.com edisi 20 Nopember 2024 elektabilitas pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Malang No urut 1 Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin menunjukan tren positif. Hal itu terbukti dari survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) pasangan Wahyu-Ali unggul dibandingkan dua calon lainnya.
Survei digelar LSI Denny JA mulai 11 Nopember 2024 sampai 17 Nopember 2024 dengan jumlah 880 responden dan margin of eror 3,4 persen. Survei mencatat pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) unggul 41,3 persen.
Sementara elektabilitas pasangan No urut 2 Heri Cahyono-Ganis Rumpoko 14,3 persen dan pasangan nomor urut 3 Abah Anton-Dimyati sebanyak 34,5 persen.
Apa yang disebutkan di atas sebetulnya bentrok dengan hasil sebelumnya bahwa Anton-Dimyati unggul. Entahlah karena ini semua dikutip dari media dan bukan dari web Denny Ja.
Sementara itu dalam Inimalangraya.com edisi 15 Nopember 2024 Lembaga Survei terUKUR melakukan survei elektabilitas paslon Walikota dan Wakil Walikoota Malang kepada kurang lebih 1.200 responden di Kota Malang.
Survei yang berlangsung dalam kurun waktu 31 Oktober hingga 3 Nopember 2024 menggunakan metode wawancara tatap muka.
Khusnul Wafiq, direktur Bidang Riset terUKUR mengungkapkan survei terbaru itu melibatkan  sejumlah kriteria calon pemimpin daerah yang menjadi ekspektasi responden.
Responden mengungkapkan ekspektasi utama adalah merakyat. Sedangkan ekspektasi kedua sebagai harapan warga Kota Malang adalah bersih dan jujur serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Kemudian faktor ketiga adalah cerdas dan berwawasan luas.
Tingkat elektabilitas secara berurutan adalah Abah Anton-Dimyati Ayatullah sebanyak 36,5 persen. Â Lalu menyusul Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin yakni 34,7 persen. Sedangkan paslon ketiga Heri Cahyono-Ganis Pratiwi Rumpoko yakni14,8 persen, demikian Lembaga Survei terUKUR sebagaimana disampaikan kepada Inimalangraya.com. dan dipublished pada 15 Nopember 2024.
Hasil survei yang saling bertentangan ini mencerminkan dinamika yang sering terjadi dalam politik lokal, terutama menjelang Pilkada.
Beberapa poin mengenai situasi tersebut
Perbedaan metodologi dan rentang waktu survei
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 11-17 November 2024 dengan 880 responden, sementara survei terUKUR berlangsung lebih awal, yaitu 31 Oktober-3 Nopember 2024 dengan 1.200 responden.
Metode survei terUKUR menggunakan wawancara tatap muka, sedangkan metode yang digunakan oleh LSI Denny JA tidak dijelaskan secara rinci dalam laporan tersebut.
Rentang waktu yang berbeda memungkinkan adanya pergeseran opini publik karena kampanye yang sedang berlangsung, isu-isu yang mencuat, atau faktor eksternal lainnya.
Media dan potensi bias dalam penyajian data
Detik.com menyebut pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) unggul, berdasarkan survei LSI Denny JA. Namun, data ini dirilis ke media, bukan langsung dari situs resmi LSI Denny JA, sehingga validitasnya perlu diverifikasi lebih lanjut.
Sebaliknya, Inimalangraya.com melaporkan pasangan HM Anton-Dimyati unggul berdasarkan survei terUKUR. Rilis ini juga bisa saja dipengaruhi oleh fokus media atau kelompok tertentu untuk mengarahkan opini publik.
Kenaikan mengejutkan Wahyu-Ali
Lonjakan elektabilitas Wahyu-Ali dalam survei LSI Denny JA, dari hasil survei sebelumnya di mana Anton-Dimyati unggul, bisa mencerminkan keberhasilan strategi kampanye pasangan WALI dalam periode tertentu.
Faktor-faktor seperti pemberitaan positif, program yang menarik perhatian publik, atau kegiatan kampanye yang lebih intensif dapat mempengaruhi hasil survei dalam waktu singkat.
Persepsi publik yang terbagi
Survei terUKUR menunjukkan ekspektasi publik terhadap pemimpin merakyat, bersih, dan cerdas menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan. Anton-Dimyati unggul dalam survei ini, kemungkinan karena mereka dianggap lebih memenuhi kriteria tersebut dibandingkan pasangan lainnya.
Namun, dalam survei LSI Denny JA, pasangan Wahyu-Ali justru unggul, mungkin karena persepsi lain yang berkembang, seperti dukungan dari kelompok tertentu atau keberhasilan mereka menonjolkan program-program unggulan.
Perbedaan hasil survei ini menunjukkan persaingan antara Anton-Dimyati dan Wahyu-Ali sangat ketat. Kedua pasangan saling bergantian memimpin dalam survei dari lembaga berbeda.
Validitas survei sebaiknya dikaji lebih dalam, termasuk metodologi, sumber data, dan kredibilitas lembaga survei.
Publik harus bijak membaca survei ini sebagai gambaran opini sesaat, bukan hasil final. Kondisi di lapangan pada hari pemungutan suara bisa saja berbeda.
Dalam situasi seperti ini, debat publik dan interaksi langsung antara calon dan warga menjadi krusial untuk memastikan pemilih mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang calon yang mereka pilih.
Sementara dalam Debat Publik Ketiga atau yang terakhir 20 Nopember yang baru lalu di Hotel Harris Malang, debat terkesan tetap seru dan dinamis seperti debat pertama dan kedua. Hanya dalam perdebatan kali ini sepertinya Abah Anton mengungkapkan satu hal yang mengagetkan Banner Anton-Dimyati banyak dirusak di seantero kota Malang. Warga Malang tahu Paslon 01 selain diframing berlebihan di media pusat, juga menseakankan dirinya didukung oleh KIM plus dengan Presiden Prabowo di belakangnya. Sehingga dalam debat kedua misalnya kita melihat Ali-Muthohirin banyak menyinggung masa lalu Abah Anton dari kacamata permusuhan, kendati Abah Anton jauh sebelumnya menandaskan ia adalah korban sistem ketika itu. Atau lebih jauh lagi tak berfungsikah Bawaslu disini atau harus tunggu laporan dulu baru bergerak atau bagaimana.
Situasi Pilkada kota Malang mencerminkan kompleksitas persaingan politik lokal, terutama menjelang akhir masa kampanye.
Beberapa poin yang perlu dianalisis
Tuduhan perusakan Banner : tantangan dalam kampanye
Tuduhan yang diungkapkan oleh Abah Anton terkait perusakan banner pasangan Anton-Dimyati mencerminkan tantangan yang sering muncul dalam kompetisi politik, terutama ketika persaingan sangat ketat. Perusakan alat peraga kampanye (APK) bisa jadi hasil tindakan oknum tertentu atau pendukung fanatik lawan politik.
Isu ini bisa digunakan untuk membangun simpati publik terhadap pasangan yang merasa dirugikan, dalam hal ini Anton-Dimyati. Namun, jika tidak disertai bukti yang kuat, hal ini bisa dilihat sebagai upaya mem-framing pihak lain secara negatif.
Framing media dan dukungan politik paslon 01
Kehadiran pemberitaan yang cenderung mengunggulkan pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) di media pusat dapat dilihat sebagai bentuk "keuntungan politik." Namun, framing yang berlebihan bisa menimbulkan persepsi media kurang independen.
Klaim pasangan WALI sebagai bagian dari jejaring politik nasional, termasuk dukungan Presiden Prabowo, dapat memberikan mereka daya tarik elektoral. Namun, ini juga berisiko memunculkan persepsi mereka lebih fokus pada kekuatan elit daripada kebutuhan lokal.
Dinamika debat publik
Serangan ke masa lalu Abah Anton
Menyinggung masa lalu Abah Anton yang adalah "korban sistem," adalah strategi kampanye yang berisiko. Sementara hal ini bisa digunakan untuk menurunkan kredibilitasnya, upaya tersebut dapat memancing simpati publik jika Abah Anton berhasil menjelaskan dirinya sebagai korban ketidakadilan.
Dalam konteks debat, Abah Anton perlu fokus pada program dan visi, bukan terjebak pada pembelaan diri semata, agar tetap terlihat kuat dan strategis.
Peran Bawaslu : pengawasan dan penindakan
Jika memang terjadi pelanggaran, seperti perusakan banner atau penyebaran informasi negatif yang tidak berdasar, Bawaslu seharusnya segera bertindak. Namun, mereka sering terkendala oleh masalah procedural. Bawaslu umumnya menunggu laporan resmi sebelum bergerak; beban pembuktian. Dalam kasus perusakan banner, misalnya, Bawaslu memerlukan bukti konkret untuk memproses laporan; langkah proaktif. Jika Bawaslu terkesan pasif, pasangan yang merasa dirugikan harus mengambil inisiatif melaporkan kasus tersebut disertai bukti, seperti rekaman video atau foto kejadian.
Semua pasangan calon harus menjaga fokus pada penyampaian visi, misi, dan program untuk menjangkau pemilih. Penggunaan isu negatif atau klaim yang tidak berdasar dapat memberikan dampak buruk jika publik melihatnya sebagai manipulatif.
Warga harus bijak dalam menyikapi isu seperti ini, mencari informasi dari berbagai sumber, dan tidak terpengaruh oleh kampanye negatif.
Pengawasan yang lebih proaktif dan transparansi dalam menangani kasus pelanggaran kampanye adalah kunci untuk memastikan Pilkada yang adil dan bebas dari kecurangan.
Situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya keterlibatan semua pihak untuk menjaga integritas proses pemilu, termasuk media, penyelenggara pemilu, dan masyarakat umum. Pilkada yang sehat membutuhkan semua elemen tersebut untuk menjalankan perannya secara maksimal.
Ayo para kontestan Pilkada Kota Malang 2024 mari benahi diri dan berkampanyelah yang sportif dan mendidik masyarakat.
Lihat :
Joyogrand, Malang, Fri', Nov' 22, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H