Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Donald Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS

6 November 2024   18:06 Diperbarui: 7 November 2024   04:32 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS. (Sumber: Brendan McDermid, reuters.com).

Perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah Trump mungkin akan berdampak pada stabilitas regional. Kembalinya pendekatan yang lebih keras terhadap Iran dan dorongan untuk normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Israel bisa menciptakan keseimbangan baru di middle-east. Namun, hal ini juga dapat memicu reaksi keras dari kelompok-kelompok yang menentang normalisasi dengan Israel atau yang merasa bahwa pendekatan ini mengesampingkan kepentingan Arab-Palestina.

Keberhasilan Abraham Accord hingga saat ini mencerminkan dukungan di antara beberapa negara Arab untuk stabilitas regional yang lebih besar dan manfaat ekonomi dari kerjasama dengan Israel.

Namun, di banyak negara Arab, normalisasi hubungan dengan Israel tetap menjadi isu sensitif yang bisa menimbulkan reaksi balik di antara kelompok yang lebih konservatif atau pro-Arab Palestina. Kebangkitan kembali Trump di kancah geopolitik akan membawa sorotan lebih tajam pada dilema politik domestik yang dihadapi oleh pemerintah-pemerintah Arab.

Singkatnya, jika Trump kembali memimpin, besar kemungkinan kebijakan luar negeri AS di middle-east akan berbalik ke arah yang lebih agresif dalam hal aliansi pro-Israel dan tekanan terhadap Iran.

Kembalinya pendekatan ini akan mempengaruhi kebijakan regional secara mendalam, dengan kemungkinan peningkatan stabilitas di antara negara-negara yang tergabung dalam Abraham Accord, namun berpotensi meningkatkan ketegangan dengan Iran dan faksi-faksi yang menentang normalisasi Israel di wilayah tersebut.

Konflik di Eropa

Masalah konflik Ukraina Vs Rusia di bawah kepemimpinan Biden dan Demokrat, Amerika jelas rugi. Entah kenapa Biden ngotot mempertahankan hegemoni Amerika di Eropa. Rusia adalah pahlawan Eropa yang pernah mengalahkan Napoleon Bonaparte dan mengalahkan Hitler yang hendak mendominasi Eropa ketika itu.

Trump tahu bahwa konflik ini harus diselesaikan di meja perundingan, biarlah Rusia eksis di Crimea dan Donbass. Bagaimanapun Rusia sudah berada disana sejak lama. Inilah saatnya bagi Trump untuk menghentikan ambisi Zelensky dan Neo-Nazi di Ukraina.

Pandangan yang menilai konflik Ukraina-Rusia perlu diselesaikan melalui perundingan dengan konsesi tertentu kepada Rusia memiliki dasar kuat dalam perspektif realisme politik. Ini juga sejalan dengan pendekatan kebijakan luar negeri Trump, yang cenderung pragmatis dan menghindari keterlibatan panjang di luar negeri yang dianggap merugikan kepentingan langsung Amerika.

Trump dikenal dengan pendekatan "America First," yang fokus pada kepentingan langsung dan menghindari keterlibatan AS dalam konflik luar negeri yang dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi atau politik bagi rakyat Amerika.

Dalam konflik Ukraina-Rusia, Trump kemungkinan besar akan mengurangi bantuan militer dan finansial ke Ukraina, karena ia menganggap keterlibatan AS hanya akan terus menguras sumberdaya tanpa keuntungan yang sebanding bagi Amerika. Alih-alih mendukung keterlibatan langsung, Trump bisa jadi akan mendorong solusi negosiasi yang memberi Rusia akses atau kontrol yang lebih besar di wilayah seperti Crimea dan Donbass.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun