Pilkada Kota Malang Mendekati Pencoblosan Akhir Nopember 2024
Tak terasa pencoblosan sudah dekat dalam Pilkada kota Malang 2024. Debat Bacalon Walikota Malang pun sudah siap memasuki debat kedua pada tgl 9 Nopember, dan debat ke-3 pada tgl 20 Nopember 2024.
Debat Bacalon Walikota Malang memang bukan yang menentukan dalam Pilkada, tapi bagaimana 3 Bacalon ini, Paslon 03 (Abadi), Paslon No 02 (Herri Cahyono-Ganis) dan Paslon No 01 (Wahyu Hidayat-Muthohirin) menggaungkan Visi dan Misinya ke tengah-tengah masyarakat selama masa kampanye.
Paslon 03, jelas berpihak kepada ekonomi kerakyatan. Bagaimana agar UMKM di kota Malang ini dapat diberdayakan secara optimal, sehingga tidak perlu lagi jatuh-bangun seperti masa-masa sebelumnya.
Paslon 02 (Herri-Ganis) sepertinya banyak memikat generasi muda. Mereka mengkampanyekan 9 programnya yi kuliah gratis, gampang kerjoan, puskesmas mental, males macet wegah banjir, dokter mlebu kampung, kota pintar dan lestari, curhat langsung, usaha lancar jaya, dan jaring sosial.
Paslon No 01 (Wahyu-Muthohirin) sepertinya bernafsu besar dengan mengusung masalah dasar perkotaan, seperti banjir, macet, dan parkir menjadi prioritas paslon ini jika menjadi pemimpin Kota Malang selama lima tahun ke depan. Singkatnya, duet Wahyu-Ali membeberkan empat program unggulan mereka. Pertama di sektor pendidikan dengan memberikan seragam gratis bagi pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA setiap tahun baru, juga menyediakan 1.000 beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa Arema (Arek Malang) setiap tahunnya. Tidak cuma itu, paslon ini juga mengagendakan 1.000 event olahraga, seni dan budaya, serta ekonomi kreatif setiap tahun, dan terakhir, menyelesaikan masalah dasar perkotaan, seperti banjir, macet, dan parkir.
Memasuki debat kedua Bacalon Walikota Malang, ketiga pasangan calon (Paslon) menghadapi tantangan penting untuk memperkuat posisi mereka di mata pemilih, terutama dengan menegaskan visi dan program yang relevan serta solutif. Setiap paslon tampak memiliki fokus utama yang berbeda, dengan program yang menyasar kebutuhan masyarakat Malang dalam berbagai aspek, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, hingga infrastruktur kota.
Strategi dan Fokus Visi Misi masing-masing paslon
Paslon 03 (Abah Anton-Dimyati "Abadi") - Fokus Ekonomi Kerakyatan.
Abah Anton-Dimyati sangat menekankan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, terutama dengan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Malang. Ini merupakan respons terhadap banyaknya UMKM yang seringkali sulit bertahan atau berkembang karena keterbatasan dukungan infrastruktur dan kebijakan.
Tantangan mereka dalam debat kedua adalah menunjukkan strategi konkret yang dapat memastikan UMKM tetap berdaya saing dalam jangka panjang. Paslon ini perlu menyampaikan rencana detail yang mencakup akses modal, pelatihan, dan digitalisasi UMKM, serta bagaimana cara melibatkan UMKM dalam program-program kota lainnya.
Paslon 02 (Herri Cahyono-Ganis Rumpoko) - Fokus Generasi Muda dan Inovasi Perkotaan. Herri-Ganis terlihat menarik perhatian generasi muda dengan program yang beragam, termasuk kuliah gratis, peningkatan layanan kesehatan mental (Puskesmas Mental), hingga program anti-macet dan anti-banjir. Ini adalah strategi untuk menarik pemilih muda yang kritis terhadap inovasi dan layanan publik.
Persiapan mereka dalam debat kedua perlu menekankan bagaimana program-program mereka akan diimplementasikan secara terukur dan berkelanjutan. Selain itu, mereka perlu menjelaskan efektivitas program Puskesmas Mental dan Dokter Mlebu Kampung, yang menjadi inovasi baru, serta menunjukkan alokasi anggaran dan metode evaluasi program tersebut.
Paslon 01 (Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin) - Prioritas pada Infrastruktur dan Program Sosial. Wahyu-Ali menunjukkan fokus pada persoalan infrastruktur dasar seperti banjir, kemacetan, dan masalah parkir yang memang menjadi keluhan harian warga Malang. Selain itu, mereka menawarkan program sosial seperti seragam gratis dan beasiswa, serta target mengadakan 1.000 event olahraga, seni, budaya, dan ekonomi kreatif setiap tahun.
Di debat kedua, Paslon ini perlu menonjolkan detail perencanaan terkait solusi konkret dalam mengatasi masalah banjir dan macet, terutama yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan pertumbuhan kota Malang. Mereka juga perlu memperjelas bagaimana dana publik akan dikelola untuk program sosial seperti beasiswa dan event tahunan tanpa membebani anggaran kota.
Strategi dan persiapan untuk debat kedua
Setiap pasangan calon perlu mempersiapkan strategi yang matang untuk menghadapi debat kedua, dengan beberapa fokus berikut :
Menyampaikan solusi berbasis data dan fakta. Mengingat banyak pemilih yang ingin melihat perbaikan nyata, masing-masing pasangan perlu menunjukkan data terkini tentang masalah perkotaan, seperti jumlah UMKM, angka kemiskinan, atau titik-titik banjir di Malang. Dengan menyampaikan data ini, mereka akan tampak lebih kredibel dan solutif.
Mengemas Visi dan Misi yang mudah dimengerti. Meskipun semua paslon memiliki visi misi yang beragam, pengemasan pesan secara sederhana dan ringkas adalah kunci untuk menyampaikan gagasan kompleks dengan lebih efektif di panggung debat. Paslon 03, misalnya, bisa menyederhanakan gagasan mereka soal pemberdayaan ekonomi kerakyatan, sementara paslon 02 dapat fokus pada bagaimana Curhat Langsung atau Kota Pintar dan Lestari akan berjalan dalam konteks keseharian warga.
Mengantisipasi pertanyaan tentang pendanaan dan prioritas. Dalam debat ini, kemungkinan pertanyaan akan mengarah pada bagaimana masing-masing program akan didanai dan prioritas mana yang akan lebih dahulu digarap. Terutama, Wahyu-Ali yang memiliki agenda besar dengan banyak program sosial, perlu siap menjelaskan alokasi anggaran yang jelas. Herri-Ganis yang punya program Kuliah Gratis dan Puskesmas Mental juga perlu menyiapkan jawaban atas keberlanjutan dana program.
Memberikan solusi realistis dan terukur. Pemilih menginginkan solusi yang dapat dieksekusi dengan realistis. Sebagai contoh, Paslon 02 mungkin perlu merinci jadwal dan ukuran keberhasilan program Usaha Lancar Jaya, sedangkan Paslon 01 dapat menampilkan proyek percontohan atau strategi pembiayaan untuk menyelesaikan banjir yang beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah.
Debat ini adalah kesempatan terakhir untuk menyampaikan pesan secara langsung dan meyakinkan. Melalui persiapan yang matang, ketiga paslon berpotensi mempengaruhi persepsi pemilih yang masih ragu, serta mempertegas dukungan dari simpatisan masing-masing.
Akar rumput
Selama kampanye paslon 01 terkesan lebih dekat dengan akar rumput. Kalau dilihat warga kota Malang mayoritas adalah Islam, Abah Anton ternyata intens berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat di jajaran akar rumput ini yang mayoritas beragama Islam. Ia terkesan mengkomunikasikan hal-hal yang sederhana saja seperti bagaimana memberdayakan UMKM dengan cara yang manusiawi, bagaimana kita merapikan lagi kota Malang ini agar lebih rapi lagi seperti Kajoetangan misalnya yang terkesan semrawut dan tak seharusnya begitu karena Kajoetangan adalah destinasi wisata di pusat kota; bagaimana menggratiskan pendidikan dasar dan menengah, karena konstitusi mengamanatkan seperti itu yi pencerdasan bangsa dan bukannya mengkomersialkan pendidikan dst.
Paslon 01 dengan Herri Cahyono yang juga filantropis sama halnya dengan Abah Anton, dan Ganis yang adalah cucunya Ebes Soegiono mantan Walikota Malang yang berkomunikasi dekat dengan generasi muda, dimana ia menawarkan kuliah gratis, menghidupkan kembali angkutan kota yg sudah cukup lama mati dst.
Lain halnya dengan Paslon 01 Wahyu-Muthohirin yang terkesan memframing dirinya sebagai yang terhebat, seperti dekat dengan media nasional Tempo dan didukung oleh KIM Plus di bawah Presiden Prabowo Soebianto, baru menukik pada isu kota Malang seperti melakukan 1000 event olahraga, seni dan budaya. Warga pun kebingungan disini, lha Kajoetangan saja di masa kepemimpinannya belum juga beres dibenahi, demikian pula dengan Dewan Kesenian dan Budaya yang masih teronggok tak berdaya di bilangan Pasar Burung dekat jembatan Mojopahit. Bagaimana mau membikin maju kota Malang, keluh warga.
Dalam konteks kampanye Pilkada Kota Malang 2024, ketiga pasangan calon (Paslon) menampilkan gaya pendekatan dan fokus yang berbeda, masing-masing dengan kelebihan dan tantangan yang mencerminkan karakter mereka dalam berinteraksi dengan warga Malang. Pendekatan mereka terhadap isu-isu kunci yang dekat di hati masyarakat, khususnya soal pemberdayaan UMKM, pendidikan gratis, penataan kawasan kota, dan budaya, dapat sangat mempengaruhi persepsi dan preferensi pemilih, terutama di kalangan masyarakat akar rumput yang memang menjadi mayoritas.
Pendekatan Paslon dan efektivitasnya dalam memenangkan hati warga
Paslon 03 (Abah Anton-Dimyati) -- Fokus pada kedekatan sosial dan ekonomi kerakyatan
Kedekatan dengan tokoh masyarakat dan akar rumput. Abah Anton terlihat aktif membangun hubungan dengan tokoh masyarakat dan komunitas Islam di akar rumput, yang menjadi mayoritas di Malang. Dengan menyampaikan program-program sederhana yang langsung menyentuh kebutuhan warga, seperti pemberdayaan UMKM dan penataan kota, ia tampak menekankan pendekatan yang manusiawi. Poin ini sangat kuat karena fokus pada isu riil yang seringkali dirasakan warga, misalnya penataan Kajoetangan yang berpotensi besar untuk pariwisata, namun kurang diperhatikan selama ini.
Pendekatan yang koheren dengan kebutuhan lokal. Gagasan tentang pendidikan dasar gratis, penataan lingkungan yang lebih rapi, dan pemberdayaan UMKM berbasis nilai lokal cukup mencerminkan sensitivitas Abah Anton terhadap kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Komunikasi langsung dengan warga pada level akar rumput memungkinkan Abah Anton untuk mengedepankan program yang masuk akal dan sesuai dengan aspirasi konstitusi.
Paslon 02 (Herri Cahyono-Ganis) -- Kampanye Inklusif dengan fokus pada generasi muda
Program fokus pada kesejahteraan dan inovasi sosial. Herri Cahyono yang memiliki rekam jejak sebagai filantropis dan Ganis, cucu mantan Walikota Ebes Soegiono, memberikan nilai tambah dengan pendekatan yang intens dengan kaum muda. Dengan program seperti kuliah gratis dan revitalisasi angkutan kota yang telah lama mati, mereka tampaknya ingin mengatasi tantangan kota dengan pendekatan yang inovatif dan lebih membumi.
Efektivitas menyasar generasi muda. Generasi muda cenderung menginginkan perubahan yang nyata dan inovasi yang dapat langsung dirasakan. Dengan adanya sembilan program yang ditujukan untuk pemuda, dari kuliah gratis hingga Usaha Lancar Jaya, Herri-Ganis dapat menarik simpati dari generasi milenial dan Gen Z yang mengharapkan perbaikan sosial-ekonomi yang inklusif dan partisipatif. Menjadi kunci bagi mereka adalah memperkuat visi bahwa mereka mampu melanjutkan nilai-nilai kepemimpinan yang inklusif dan menyentuh masyarakat secara menyeluruh.
Paslon 01 (Wahyu Hidayat-Muthohirin) -- gaya kampanye berbasis citra dan media nasional
Upaya membangun citra melalui dukungan media nasional dan elite politik. Wahyu Hidayat, yang didukung oleh Tempo dan jaringan KIM Plus di bawah Presiden Prabowo, menonjol dengan pendekatan yang lebih besar pada pembangunan citra melalui media. Dukungan dari elit nasional dan kampanye yang fokus pada program 1.000 event olahraga, seni, dan budaya ini memberikan kesan bahwa Wahyu-Ali ingin memposisikan diri sebagai calon yang punya dukungan politik kuat dan jangkauan luas.
Ketimpangan antara janji dan realisasi isu lokal. Meski demikian, Paslon 01 menghadapi kritik dari warga terkait kinerja mereka dalam menangani isu-isu dasar kota Malang, terutama di kawasan ikonik seperti Kajoetangan, yang sampai saat ini masih kurang tertata meskipun menjadi destinasi wisata utama. Belum adanya upaya nyata dalam penataan Dewan Kesenian dan Budaya juga menimbulkan keraguan di kalangan warga apakah program-program besar yang ditawarkan Paslon 01 dapat direalisasikan dengan konkret.
Strategi masing-masing paslon dalam menanggapi kritik dan tantangan
Pentingnya memperkuat kredibilitas melalui realisasi program kecil namun berdampak. Kredibilitas program menjadi salah satu kunci dalam memenangkan hati masyarakat. Paslon 03 dapat semakin menguatkan posisi mereka dengan membuktikan pencapaian di lapangan, misalnya dengan pendekatan langsung kepada UMKM atau penataan Kajoetangan. Paslon 02 dapat terus mengkomunikasikan kepedulian mereka terhadap kaum muda dan memastikan program-program yang dikampanyekan memiliki target yang dapat terukur.
Merespons kritik secara langsung dengan solusi nyata. Paslon 01 sebaiknya merespons kritik publik dengan solusi yang lebih konkret dan transparan. Mengingat adanya ekspektasi warga untuk penataan kawasan kota dan revitalisasi Dewan Kesenian, Wahyu-Ali seharusnya memberikan perhatian pada perbaikan-perbaikan kecil yang langsung dapat dirasakan masyarakat. Dalam debat kedua, mereka perlu menampilkan program yang lebih membumi serta sesuai dengan situasi nyata di Malang, bukan sekadar janji besar yang terkesan jauh dari kenyataan.
Pendekatan yang lebih personal dan responsif. Masyarakat kota Malang, khususnya kalangan akar rumput, menghargai interaksi personal dengan pemimpin yang mereka pilih. Paslon yang mampu mendekatkan diri secara emosional dengan warga cenderung memiliki daya tarik lebih kuat. Dalam hal ini, Abah Anton-Dimyati terlihat memiliki keunggulan, namun Herri-Ganis juga bisa meningkatkan pendekatan ini melalui interaksi yang lebih langsung dan aspiratif.
Ketiga paslon dalam Pilkada Kota Malang 2024 menunjukkan pendekatan yang berbeda, namun tantangan terbesar mereka adalah bagaimana membuat janji kampanye tampak nyata dan kredibel. Dengan mayoritas warga yang menaruh perhatian pada isu sosial-ekonomi, pendidikan, dan penataan perkotaan, Paslon yang dapat menawarkan solusi yang terukur dan langsung terasa manfaatnya berpeluang besar memenangkan hati warga. Bagi Wahyu-Ali, kelebihan citra melalui dukungan politik besar harus diimbangi dengan langkah konkret untuk membuktikan kemampuan mereka dalam mengatasi masalah-masalah riil di Kota Malang.
Joyogrand, Malang, Tue', Nov' 05, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H