Tantangan mereka dalam debat kedua adalah menunjukkan strategi konkret yang dapat memastikan UMKM tetap berdaya saing dalam jangka panjang. Paslon ini perlu menyampaikan rencana detail yang mencakup akses modal, pelatihan, dan digitalisasi UMKM, serta bagaimana cara melibatkan UMKM dalam program-program kota lainnya.
Paslon 02 (Herri Cahyono-Ganis Rumpoko) - Fokus Generasi Muda dan Inovasi Perkotaan. Herri-Ganis terlihat menarik perhatian generasi muda dengan program yang beragam, termasuk kuliah gratis, peningkatan layanan kesehatan mental (Puskesmas Mental), hingga program anti-macet dan anti-banjir. Ini adalah strategi untuk menarik pemilih muda yang kritis terhadap inovasi dan layanan publik.
Persiapan mereka dalam debat kedua perlu menekankan bagaimana program-program mereka akan diimplementasikan secara terukur dan berkelanjutan. Selain itu, mereka perlu menjelaskan efektivitas program Puskesmas Mental dan Dokter Mlebu Kampung, yang menjadi inovasi baru, serta menunjukkan alokasi anggaran dan metode evaluasi program tersebut.
Paslon 01 (Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin) - Prioritas pada Infrastruktur dan Program Sosial. Wahyu-Ali menunjukkan fokus pada persoalan infrastruktur dasar seperti banjir, kemacetan, dan masalah parkir yang memang menjadi keluhan harian warga Malang. Selain itu, mereka menawarkan program sosial seperti seragam gratis dan beasiswa, serta target mengadakan 1.000 event olahraga, seni, budaya, dan ekonomi kreatif setiap tahun.
Di debat kedua, Paslon ini perlu menonjolkan detail perencanaan terkait solusi konkret dalam mengatasi masalah banjir dan macet, terutama yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan pertumbuhan kota Malang. Mereka juga perlu memperjelas bagaimana dana publik akan dikelola untuk program sosial seperti beasiswa dan event tahunan tanpa membebani anggaran kota.
Strategi dan persiapan untuk debat kedua
Setiap pasangan calon perlu mempersiapkan strategi yang matang untuk menghadapi debat kedua, dengan beberapa fokus berikut :
Menyampaikan solusi berbasis data dan fakta. Mengingat banyak pemilih yang ingin melihat perbaikan nyata, masing-masing pasangan perlu menunjukkan data terkini tentang masalah perkotaan, seperti jumlah UMKM, angka kemiskinan, atau titik-titik banjir di Malang. Dengan menyampaikan data ini, mereka akan tampak lebih kredibel dan solutif.
Mengemas Visi dan Misi yang mudah dimengerti. Meskipun semua paslon memiliki visi misi yang beragam, pengemasan pesan secara sederhana dan ringkas adalah kunci untuk menyampaikan gagasan kompleks dengan lebih efektif di panggung debat. Paslon 03, misalnya, bisa menyederhanakan gagasan mereka soal pemberdayaan ekonomi kerakyatan, sementara paslon 02 dapat fokus pada bagaimana Curhat Langsung atau Kota Pintar dan Lestari akan berjalan dalam konteks keseharian warga.
Mengantisipasi pertanyaan tentang pendanaan dan prioritas. Dalam debat ini, kemungkinan pertanyaan akan mengarah pada bagaimana masing-masing program akan didanai dan prioritas mana yang akan lebih dahulu digarap. Terutama, Wahyu-Ali yang memiliki agenda besar dengan banyak program sosial, perlu siap menjelaskan alokasi anggaran yang jelas. Herri-Ganis yang punya program Kuliah Gratis dan Puskesmas Mental juga perlu menyiapkan jawaban atas keberlanjutan dana program.
Memberikan solusi realistis dan terukur. Pemilih menginginkan solusi yang dapat dieksekusi dengan realistis. Sebagai contoh, Paslon 02 mungkin perlu merinci jadwal dan ukuran keberhasilan program Usaha Lancar Jaya, sedangkan Paslon 01 dapat menampilkan proyek percontohan atau strategi pembiayaan untuk menyelesaikan banjir yang beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah.