Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

3 Catatan Utama H-1 Pelantikan Prabowo Soebianto di Senayan

19 Oktober 2024   16:18 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Prabowo benar-benar ingin membangun kembali hubungan erat dengan Rusia, ini bisa dilihat sebagai upaya untuk menghidupkan kembali jejak politik bebas aktif ala Soekarno di era Perang Dingin, ketika Indonesia berusaha menyeimbangkan kekuatan dunia. Saat itu, Soekarno menjalin kerjasama erat dengan Uni Soviet dan blok Timur, yang dilihat sebagai upaya untuk mandiri dari hegemoni Barat.

Prabowo bisa jadi juga sengaja memperlihatkan orientasi baru sejak awal pemerintahannya, dengan memperkuat hubungan dengan Rusia. Kehadiran utusan Putin lebih awal adalah sinyal penting bahwa Indonesia di bawah Prabowo ingin mengambil jarak dari dominasi diplomatik Barat dan AS.

3. Fokus AS pada Prioritas Domestik atau Regional

Mengingat dinamika global yang sedang berlangsung, seperti krisis di Ukraina, konflik Israel-Arab Palestina, atau masalah domestik, AS memutuskan bahwa pelantikan Prabowo di Indonesia tidak menjadi prioritas utama. Ini dapat dimaknai sebagai bukan penolakan total, tetapi lebih karena keterbatasan fokus diplomatik saat ini.

Absennya delegasi tinggi tidak berarti hubungan antara Indonesia dan AS terputus. Hubungan ekonomi dan keamanan bisa tetap berlanjut secara fungsional, walaupun tidak terlihat dalam momentum simbolis seperti pelantikan ini.

4. Pesan Diplomatik dari Prabowo : Menghindari Ketergantungan

Absennya perwakilan AS juga bisa menjadi bagian dari strategi politik Prabowo untuk menegaskan kemandirian diplomasi Indonesia. Prabowo ingin menunjukkan bahwa pemerintahan barunya tidak akan bergantung pada Amerika, dan justru akan membuka ruang bagi kekuatan alternatif seperti Rusia dan China.

Sejalan dengan tradisi politik Indonesia, Prabowo juga berupaya memperkuat politik non-blok yang lebih relevan dalam konteks geopolitik baru. Ini akan memberikan fleksibilitas bagi Indonesia untuk bekerjasama dengan berbagai negara tanpa terikat blok manapun.

Ketidakhadiran perwakilan AS pada pelantikan Prabowo bisa dilihat sebagai bagian dari ketegangan diplomatik atau perbedaan prioritas. Prabowo tampaknya ingin menggunakan momentum ini untuk menegaskan kemandirian politik luar negeri Indonesia dan membuka ruang bagi hubungan baru, khususnya dengan Rusia. Langkah ini bisa dilihat sebagai upaya membangkitkan warisan kebijakan bebas aktif ala Soekarno, dengan fokus pada kemandirian dan diversifikasi aliansi.

Namun, perlu dicermati apakah orientasi ini akan berlangsung konsisten atau hanya sekadar sinyal awal dalam manuver politik jangka pendek.

Joyogrand, Malang, Sat', Oct' 19, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun