Beberapa hal yang mendukung keberadaan panti jompo antara lain : 1) Kesejahteraan Lansia. Panti jompo yang dikelola dengan baik dapat menyediakan perawatan medis, kebutuhan sehari-hari, dan kegiatan sosial yang mungkin tidak dapat diberikan oleh keluarga yang sibuk; 2) Profesionalisme.Â
Panti jompo memiliki staf yang terlatih untuk merawat lansia, termasuk perawat dan dokter yang dapat memberikan perawatan khusus sesuai kebutuhan lansia; 3) Kenyamanan Keluarga. Dengan menempatkan lansia di panti jompo, keluarga dapat merasa lebih tenang karena tahu orangtua mereka mendapatkan perawatan yang memadai dan pengawasan yang lebih baik.
Pandangan Risma jelas adalah pandangan masa lalu tentang perawatan lansia di Indonesia, yang berakar pada nilai-nilai kekeluargaan dan gotongroyong.
Secara historis, perawatan lansia di Indonesia memang pernah dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan agama yang menekankan pentingnya peran keluarga.
Beberapa faktor penjelas yang membentuk pandangan ini di masa lalu antara lain : 1) Nilai Kekeluargaan. Keluarga adalah unit sosial utama di Indonesia. Lansia biasanya tinggal bersama anak-anak atau kerabat dekat. Hal ini berakar pada nilai bahwa merawat orangtua adalah kewajiban anak sebagai bentuk balas budi; 2) Gotongroyong. Tradisi gotongroyong mengajarkan masyarakat untuk saling membantu dan bekerjasama, termasuk dalam merawat anggota keluarga yang sudah lanjut usia, di mana tanggungjawab tidak hanya berada pada satu individu tetapi dibagi di antara anggota keluarga dan komunitas; 3) Ajaran Agama, Mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama yang mengajarkan pentingnya menghormati dan merawat orangtua. Agama Islam dan Kristen, misalnya, memiliki banyak ajaran yang menekankan pentingnya berbakti kepada orangtua.
Lain halnya dengan masa kini, dimana kita menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan yang mempengaruhi cara merawat lansia.
Beberapa perubahan yang signifikan dalam konteks ini  antara lain : 1) Urbanisasi. Banyak keluarga pindah ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan, yang seringkali membuat mereka jauh dari orangtua di desa; 2) Perubahan Struktur Keluarga. Nuclear family atau keluarga inti yang terdiri dari orangtua dan anak-anak menjadi lebih umum dibandingkan keluarga besar. Ini jelas mengurangi jumlah anggota keluarga yang tersedia untuk merawat lansia; 3) Perempuan Bekerja. Semakin banyak perempuan yang bekerja di luar rumah, mengurangi waktu dan energi yang bisa mereka alokasikan untuk merawat orangtua mereka di rumah.
So, tidak semua orang di masa kini memiliki kesempatan atau kemampuan untuk merawat orangtua mereka di rumah. Keterbatasan waktu, tenaga, dan finansial adalah kendala besar disini.
Bagi mayoritas masyarakat perkotaan seperti Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar dll, panti jompo menjadi solusi praktis. Panti jompo yang dikelola dengan baik dapat memberikan perawatan medis, kebutuhan sehari-hari, dan kegiatan sosial yang mungkin tidak bisa disediakan oleh keluarga.
Panti jompo yang dulunya bukan bagian dari budaya Indonesia, kini secara drastis menjadi kebiasaan baru yang tak bisa dihindari. Wawasan terbaru yang dapat kita lihat disini adalah meningkatnya pemahaman dan penerimaan terhadap panti jompo sebagai alternatif yang layak, terutama di kota-kota besar.
Menitipkan orangtua di panti jompo tidak selalu berarti menelantarkan mereka. Panti jompo yang dikelola dengan baik menawarkan perawatan medis, kebersihan, dan pengawasan 24 jam yang pastilah sulit disediakan oleh keluarga di rumah. Ini terutama penting bagi lansia yang memerlukan perawatan khusus atau pengawasan medis terus-menerus.