Keberadaan Panti Jompo Tak Terhindarkan Zaman Now
Belum lama ini Mensos Tri Rismaharini menyatakan tidak setuju terhadap konsep panti jompo sebagai tempat tinggal bagi orangtua ataupun warga lansia.
Menurut mantan Walikota Surabaya itu, menempatkan orangtua atau lansia ke panti jompo bukanlah budaya Indonesia. Lain halnya dengan orang asing, khususnya dunia barat, dimana kalangan muda usia justeru menabung untuk kelak bisa tinggal di panti jompo pada masa senjanya.
Anak-anak atau generasi muda seharusnya justeru lebih peduli dan merawat para orangtua, tandas Risma.
Sepintas, keluarga di negeri ini sangatlah menghargai peran keluarga dalam merawat anggotanya yang sudah lansia.
Keluarga dianggap sebagai unit sosial yang sangat penting. Orangtua yang telah lanjut usia biasanya tinggal bersama anak-anak atau kerabat dekat lainnya. Hal ini didasarkan pada nilai-nilai kekeluargaan yang kuat, di mana anak-anak diharapkan merawat orangtua mereka sebagai bentuk balas budi.
Konsep gotongroyong, atau kerjasama dan saling membantu dalam komunitas, juga mempengaruhi cara masyarakat Indonesia merawat lansia. Lansia seringkali dirawat oleh komunitas sekitar dengan bantuan dari tetangga dan kerabat, bukan ditempatkan di panti jompo.
Ajaran agama, baik dalam Islam, Kristen, Hindu, maupun agama lainnya yang dianut oleh masyarakat Indonesia, menekankan pentingnya menghormati dan merawat orangtua. Karenanya, menempatkan orangtua di panti jompo dipandang kurang sesuai dengan ajaran ini.
Sayang itu hanyalah "tempo doeloe" hingga dekade 1960-an. Begitu pembangunan dan modernisasi mulai diakselerasi pada dekade 1970-an, terjadilah perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Dalam konteks ini faktor urbanisasi, perubahan struktur keluarga, dan meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah menyebabkan semakin sulit bagi keluarga untuk merawat lansia di rumah.
Pada dekade berikutnya pasca 1970-an, keberadaan panti jompo pun mulai diterima sebagai alternatif, terutama di kota-kota besar.
Beberapa hal yang mendukung keberadaan panti jompo antara lain : 1) Kesejahteraan Lansia. Panti jompo yang dikelola dengan baik dapat menyediakan perawatan medis, kebutuhan sehari-hari, dan kegiatan sosial yang mungkin tidak dapat diberikan oleh keluarga yang sibuk; 2) Profesionalisme.Â
Panti jompo memiliki staf yang terlatih untuk merawat lansia, termasuk perawat dan dokter yang dapat memberikan perawatan khusus sesuai kebutuhan lansia; 3) Kenyamanan Keluarga. Dengan menempatkan lansia di panti jompo, keluarga dapat merasa lebih tenang karena tahu orangtua mereka mendapatkan perawatan yang memadai dan pengawasan yang lebih baik.
Pandangan Risma jelas adalah pandangan masa lalu tentang perawatan lansia di Indonesia, yang berakar pada nilai-nilai kekeluargaan dan gotongroyong.
Secara historis, perawatan lansia di Indonesia memang pernah dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan agama yang menekankan pentingnya peran keluarga.
Beberapa faktor penjelas yang membentuk pandangan ini di masa lalu antara lain : 1) Nilai Kekeluargaan. Keluarga adalah unit sosial utama di Indonesia. Lansia biasanya tinggal bersama anak-anak atau kerabat dekat. Hal ini berakar pada nilai bahwa merawat orangtua adalah kewajiban anak sebagai bentuk balas budi; 2) Gotongroyong. Tradisi gotongroyong mengajarkan masyarakat untuk saling membantu dan bekerjasama, termasuk dalam merawat anggota keluarga yang sudah lanjut usia, di mana tanggungjawab tidak hanya berada pada satu individu tetapi dibagi di antara anggota keluarga dan komunitas; 3) Ajaran Agama, Mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama yang mengajarkan pentingnya menghormati dan merawat orangtua. Agama Islam dan Kristen, misalnya, memiliki banyak ajaran yang menekankan pentingnya berbakti kepada orangtua.
Lain halnya dengan masa kini, dimana kita menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan yang mempengaruhi cara merawat lansia.
Beberapa perubahan yang signifikan dalam konteks ini  antara lain : 1) Urbanisasi. Banyak keluarga pindah ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan, yang seringkali membuat mereka jauh dari orangtua di desa; 2) Perubahan Struktur Keluarga. Nuclear family atau keluarga inti yang terdiri dari orangtua dan anak-anak menjadi lebih umum dibandingkan keluarga besar. Ini jelas mengurangi jumlah anggota keluarga yang tersedia untuk merawat lansia; 3) Perempuan Bekerja. Semakin banyak perempuan yang bekerja di luar rumah, mengurangi waktu dan energi yang bisa mereka alokasikan untuk merawat orangtua mereka di rumah.
So, tidak semua orang di masa kini memiliki kesempatan atau kemampuan untuk merawat orangtua mereka di rumah. Keterbatasan waktu, tenaga, dan finansial adalah kendala besar disini.
Bagi mayoritas masyarakat perkotaan seperti Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar dll, panti jompo menjadi solusi praktis. Panti jompo yang dikelola dengan baik dapat memberikan perawatan medis, kebutuhan sehari-hari, dan kegiatan sosial yang mungkin tidak bisa disediakan oleh keluarga.
Panti jompo yang dulunya bukan bagian dari budaya Indonesia, kini secara drastis menjadi kebiasaan baru yang tak bisa dihindari. Wawasan terbaru yang dapat kita lihat disini adalah meningkatnya pemahaman dan penerimaan terhadap panti jompo sebagai alternatif yang layak, terutama di kota-kota besar.
Menitipkan orangtua di panti jompo tidak selalu berarti menelantarkan mereka. Panti jompo yang dikelola dengan baik menawarkan perawatan medis, kebersihan, dan pengawasan 24 jam yang pastilah sulit disediakan oleh keluarga di rumah. Ini terutama penting bagi lansia yang memerlukan perawatan khusus atau pengawasan medis terus-menerus.
Panti jompo menyediakan lingkungan sosial di mana lansia dapat berinteraksi dengan orang lain sebayanya, mengikuti kegiatan yang disesuaikan dengan minat mereka, dan merasa lebih aktif secara sosial. Ini bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dibandingkan jika mereka sendirian di rumah.
Tidak semua keluarga memiliki sumberdaya finansial atau waktu yang cukup untuk merawat lansia di rumah. Menitipkan mereka di panti jompo adalah pilihan praktis yang memastikan mereka mendapatkan perawatan yang layak.
Dalam banyak kasus, menitipkan orangtua di panti jompo bisa membantu keluarga untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, tanggungjawab keluarga lainnya, dan kesehatan mental mereka sendiri. Hal ini bisa mencegah kelelahan dan stres berlebihan dalam merawat lansia.
Penelantaran orangtua di panti jompo yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan kunjungan dari anggota keluarga. Itu bisa saja terjadi, tapi tak banyak, karena toh pihak panti jompo dapat menghubungi keluarga ybs. Look, orangtua hanya merasa kesepian dan tidak diperhatikan jika keluarga jarang mengunjungi atau berkomunikasi dengan mereka. Lain halnya dengan mereka yang Alzheimer atau Dementia.
Yang terpenting bagi kita kalau memang ada didapatkan panti jompo yang tidak memberikan perawatan yang memadai atau tidak memperhatikan kesejahteraan lansia. Penelantaran semacam ini wajib dilaporkan dan disidik pihak yang berwenang. Karenanya penting bagi keluarga untuk memastikan panti jompo yang dipilih memiliki reputasi baik dan menyediakan perawatan yang berkualitas.
Norma yang perlu dipertahankan dan disosialisasikan pemerintah, keluarga, termasuk panti jompo ybs tentu, adalah jangan pernah mengabaikan kebutuhan emosional para lansia. Mereka memerlukan dukungan emosional dan kasih sayang dari keluarga mereka, sebab kurangnya komunikasi dan perhatian dari keluarga bisa membuat mereka tertekan karena merasa tidak dihargai.
Kita harus fokus pada aspek kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial para lansia Indonesia. Bagaimanapun orangtua mengharapkan adanya perawatan medis dan dukungan fisik yang memadai, termasuk akses ke layanan kesehatan yang baik, perawatan rutin, dan bantuan dalam aktivitas sehari-hari.Â
Para lansia pun mengharapkan adanya cinta dan perhatian dari keluarga mereka. Mereka ingin merasa dihargai, dihormati, dan didukung secara emosional oleh anak-anak dan cucu-cucu mereka. Mereka ingin merasa aman dan nyaman dalam lingkungan barunya, termasuk memiliki tempat tinggal yang aman, nyaman, dan cocok untuk kebutuhan mereka di usia lanjut.Â
Mereka menginginkan interaksi sosial yang cukup, baik dengan keluarga, teman, maupun tetangga. Kegiatan sosial dan komunitas sangat penting untuk kesejahteraan mental mereka, dan mereka pun berharap dapat mempertahankan otonomi dan martabat mereka, dan ingin tetap dapat mengambil keputusan tentang kehidupan mereka sendiri sejauh mungkin.
Jika orangtua memerlukan perawatan medis yang intensif atau khusus, panti jompo yang memiliki fasilitas medis yang baik bisa menjadi pilihan yang realistis.
Dengan perubahan struktur keluarga dan banyaknya anggota keluarga yang bekerja, merawat lansia di rumah bisa menjadi tantangan besar. Panti jompo adalah solusi terbaik bagi keluarga yang tidak mampu memberikan perawatan penuh waktu.
Mahal tidaknya pembeayaan di panti jompo, itu bergantung pihak pengelola. Kalau panti jompo yang dikelola pemerintah, tentu akan lebih murah. Sedangkan panti jompo swasta bergantung kepada apa siapa dan bagaimana penyantunnya. Kalau penyantunnya memang filantropis yang berketuhanan, bukannya tak mungkin biaya panti jompo sebagian besar disubsidi oleh para filantropis ini. Jadi banyak pilihan, terserah mau pilih yang mana sesuai besaran isi kantong masing-masing.
Percayalah cukup banyak lansia yang merasa tinggal di panti jompo dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik, terutama jika mereka membutuhkan bantuan yang tidak bisa disediakan oleh keluarga di rumah.
Joyogrand, Malang, Sat', June 01, 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI