Beberapa kelompok OPM mendapatkan dukungan dari masyarakat lokal yang merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Mereka memberikan perlindungan dan informasi kepada anggota OPM, membuat upaya pembebasan sandera semakin sulit.
5. Kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut
Upaya pembebasan sandera dengan kekuatan militer bisa berisiko meningkatkan kekerasan dan korban jiwa, baik bagi sandera, militer, maupun warga sipil. Pemerintah dan pihak berwenang berusaha menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi atau menciptakan lebih banyak ketegangan di wilayah tsb.
6. Proses negosiasi yang panjang
Negosiasi untuk pembebasan sandera melibatkan diskusi yang panjang dan rumit. Persyaratan yang diusulkan OPM memerlukan waktu untuk dipertimbangkan dan dinegosiasikan, dan setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari eskalasi konflik.
Berdasarkan faktor-faktor ini, proses pembebasan Kapten Phillips, pilot Susi Air yang sudah lama disandera OPM, menjadi sebuah tantangan yang memerlukan pendekatan yang hati-hati dan strategi yang tepat untuk mencapai hasil yang aman bagi semua pihak.
Diplomasi internasional
Di sisi lain diplomasi internasional adalah salah satu faktor yang membuat Indonesia sulit mendapat dukungan internasional sepenuhnya bahwa urusan OPM adalah urusan dalam negeri Indonesia. Masalahnya, politik luar negeri kita lebih ditekankan pada sentimen tertentu misalnya kita cenderung membela Arab-Palestina ketimbang bersikap moderat untuk mendamaikan Israel-Arab Palestina, sehingga dalam masalah Papua tak heran kita terganjal representasi OPM yang bermarkas di luar negeri, sebagaimana halnya Ramos Horta yang tak dapat diatasi Indonesia ketika Timtim masih menjadi bagian dari Indonesia.
Isu Papua dan OPM memiliki dimensi internasional yang mempengaruhi pendekatan Indonesia dalam menghadapinya.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan mengapa Indonesia menghadapi tantangan dalam mendapatkan dukungan internasional yang penuh dalam urusan OPM :
1. Perspektif Internasional terhadap Papua