Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyusutan Agama Tradisional dan Agama Terkuno di Dunia

19 Agustus 2023   18:21 Diperbarui: 19 Agustus 2023   18:31 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama tradisional adalah agama yang dianut oleh komunitas tertentu dan tidak untuk sebuah misi.

Salah satu agama tertua di dunia yi agama Zoroaster. Ia disebut agama tradisional, karena hanya ada di Persia kuno, kemudian memudar ketika ada ekspansi sebuah kekuatan baru yang disamping penaklukan juga membawa misi agama. Mereka yang tak mau dikonversi oleh kekuatan baru itu, eksodus ke Gujarat, India. Mereka tidak membawa misi. Selebihnya ya terpaksa beralih kepercayaan.

Zoroastrianisme adalah agama yang berasal dari zaman kuno di Persia (sekarang Iran), didirikan oleh Zoroaster (atau Zarathustra). Agama ini mengajarkan tentang dualisme antara kebaikan dan kejahatan, serta pemeliharaan api suci sebagai simbol spiritual.

Zoroastrianisme telah mengalami banyak perubahan sepanjang sejarahnya dan telah tersebar ke berbagai belahan dunia, terutama karena adanya diaspora Parsi dari India.

Seputar Zoroastrianisme saat ini

Penganut Terbatas. Zoroastrianisme memiliki jumlah penganut yang terbatas. Mayoritas penganutnya terkonsentrasi di Iran dan India, dengan komunitas Parsi yang cukup kuat di Mumbai dan beberapa kota besar India. Namun, populasi penganut Zoroastrianisme telah menurun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Ibadah dan Keyakinan. Praktek ibadah dalam Zoroastrianisme sering melibatkan api suci yang dijaga terus menerus di tempat-tempat ibadah. Air dan tanah dianggap suci, dan kebersihan merupakan bagian penting dari keyakinan ini. Penghormatan terhadap alam dan lingkungan juga menjadi aspek penting dari ajaran Zoroastrianisme.

Diaspora Parsi. Di India, komunitas Parsi (keturunan dari imigran Zoroastrianisme dari Persia) memiliki peran penting dalam budaya dan ekonomi. Mereka telah berkontribusi secara signifikan dalam berbagai bidang, termasuk industri, pendidikan, dan seni.

Perkawinan dan Keanggotaan. Dalam beberapa komunitas Zoroastrian, aturan pernikahan yang ketat diterapkan untuk mempertahankan identitas agama. Misalnya, dalam komunitas Parsi, mereka yang menikah dengan non-Parsi biasanya tidak diakui sebagai anggota resmi komunitas dan tidak diizinkan untuk mengakses kuil suci.

Tantangan dan Pelestarian. Seperti banyak agama minoritas, Zoroastrianisme juga menghadapi tantangan untuk mempertahankan tradisi dan keyakinannya di tengah perubahan sosial dan budaya. Ada usaha yang dilakukan untuk mempromosikan pemahaman tentang agama ini dan untuk menjaga keberlanjutan komunitas Zoroastrian.

Baca juga: Melancholy Blues

Agama tauhid tertua

Zoroastrianisme percaya hanya ada satu Dewa Pencipta Tertinggi yang universal, transenden, serba baik, dan tidak diciptakan, yi Ahura Mazda, atau "Tuhan Yang Bijaksana" (Ahura berarti Tuhan dan Mazda berarti Kebijaksanaan dalam bahasa Avestan).

Zoroastrianisme atau Mazdayasna adalah salah satu agama tertua di dunia yang masih survive dan diyakini komunitas tertentu. Agama ini bermula dari ajaran Nabi Zoroaster, Iran. Dikenal sebagai Zarathustra dalam bahasa Avestan atau Zartosht dalam bahasa Persia modern.

Zoroastrianisme memiliki kosmologi dualistik, yi baik dan jahat dan eskatologi yang memprediksi penaklukan akhir keserbagelapan atau kejahatan dengan kebaikan. Zoroastrianisme memuliakan dewa kebijaksanaan yang tidak diciptakan dan baik hati, yi Ahura Mazda (Dewa Bijaksana), sebagai Dewa Tertinggi.

Fitur unik Zoroastrianime, seperti monoteisme, mesianisme, penghakiman setelah kematian, surga dan neraka, dan kehendak bebas menurut sebagian akhli telah mempengaruhi sistem agama dan filosofis lainnya, termasuk bangsa Jahudi di masa bait suci kedua Yudaisme, Gnostisisme, filsafat Yunani, Kristen, Islam dan Buddha.

Praktek pemakaman kuno Zoroastrianisme di Yazd, Iran

Jauh dari keramaian Teheran, kota Yazd yang terletak di antara gurun Dasht-e Kavir dan Dash-e Lut, adalah kota terlupakan yang pernah menjadi jantung Kekaisaran Persia. Disini terdapat sebuah menara yang diselimuti debu dan pasir yang seakan melayang di kejauhan seperti gunung berapi yang tidak aktif di bawah sorot mentari tiada henti. Disitulah komunitas kecil Zoroaster yang masih tersisa di Iran meletakkan puluhan ribu mayat selama bertahun-tahun.

Pemakaman di menara adalah bagian dari praktek pemakaman kuno Zoroastrianisme, agama monoteistik tertua di dunia. Penganut Zoroaster (dikenal di India sebagai Parsis) menganggapnya sebagai "pemakaman langit". Jasad diletakkan terbuka di puncak menara yang disebut "menara keheningan", sebagai unsur alam seperti burung nasar.

Pemakaman khas Zoroastrianisme ini adalah alternatif ramah lingkungan untuk kremasi, konsisten dengan penghormatan agama mereka terhadap bumi. Kematian dianggap sebagai karya Angra Mainyu, perwujudan dari semua yang jahat, sedangkan bumi dan semua yang indah dianggap sebagai karya murni Tuhan. So, kita tidak boleh mencemari bumi dengan sisa-sisa kita. Penguburan terbuka adalah pemenuhan prinsip utama agama Zoroaster, yi mempraktekkan perbuatan baik.

Yang mengejutkan 3000 tahun setelah tradisi penguburan terbuka dimulai, tidak banyak lagi penganut Zoroaster yang tersisa untuk menjaga menara di Yazd tetap terbuka. Alih-alih, Zoroastrianisme yang ingin menaburkan kemenyan dan melihat atau menjalani praktek penguburan tradisional harus membuat wasiat agar jasad mereka dikirim ke sebuah hutan di pinggiran Mumbai, India, dimana menara keheningan terakhir masih beroperasi.

Di ruang doa pualam kuil Zoroaster di pusat kota Yazd, segelintir penganut mengikuti irama doa Persia kuno yang dilafalkan seorang Imam. Ia menjumput beberapa potongan kecil kayu cendana dan menaruhnya kedalam guci dan menaburkan kemenyan, lalu menyalakannya dan harum mistikal yang khas pun memenuhi ruang doa itu.

Penganut Zoroaster memakai baju wol tenunan tangan sebagai simbol eksternal iman mereka, dan senantiasa berdoa di depan api, yang mewakili kemurnian dan keberlanjutan.

Di Yazd api suci telah menyala selama 1.500 tahun tanpa pernah padam. Zoroastrianisme pernah menjadi agama dominan di sejumlah wilayah mulai dari Roma dan Yunani hingga India dan Russia.

Dalam perjalanan waktu abad demi abad, jumlah penganutnya telah menyusut secara eksponensial. Meski Yazd adalah tempat kelahiran agama tauhid pertama itu, tercatat hanya 200 dari 433.836 penduduk Yazd yang masih mempraktekkan Zoroastrianisme karena faktor migrasi, konversi paksa, dan tekanan selama berabad-abad yang telah mengurangi secara drastis populasi penganut Zoroaster di Iran.

Di seluruh dunia ada paling banyak 190.000 penganut Zoroaster, dan boleh jadi hanya 124.000 menurut beberapa perkiraan. Meskipun penganut Zoroaster sedikit jumlahnya, tapi keimanan mereka telah mempengaruhi Yudaisme, Kristen dan Islam dengan ajaran tauhid atau keesaan Tuhan. Mereka meyakini dualisme alam semesta, yi kebaikan versus kejahatan, dan kepercayaan tentang hari terakhir penghakiman; juga yakin umat manusia dirancang untuk berkembang menuju kesempurnaan, tetapi diperumit oleh kekuatan jahat seperti keserakahan, nafsu dan kebencian. Menurut Zoroastrianisme, kekuatan jahat ini harus ditantang secara proaktif dengan mengembangkan "pikiran baik", kata-kata baik dan perbuatan baik dalam kehidupan.

Di samping populasinya menyusut, Zoroastrianisme tetap sangat terpecah mengenai apakah akan mengakui keluarga lintas agama, apalagi menerima agama Zoroastrian dari generasi lain yang berbeda ras. Puluhan ribu penganut Zoroaster melarikan diri dari Persia selama serangan Islam di abad ke-10 dan diberikan perlindungan di India dengan syarat mereka tidak menikahi orang lain diluar agama mereka atau masuk agama mayoritas Hindu. Konversi atau beralih keyakinan bukan bagian dari agama Zoroaster.

Di India, rumah bagi mayoritas Zoroastrianisme sekarang, komunitas agama Zoroasdter menurun sekitar 10% setiap sensus 10 tahunan, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Unesco. Kini Zoroastrianisme telah menjadi semacam "tight-knit" (kelompok yang disatukan oleh kepentingan bersama dan hubungan yang kuat) dan "self-secluded" (terkucil dari aktivitas umum) yang sangat menganjurkan pernikahan orang-orang seiman.

Di Iran, komunitas Zoroaster mempertahankan jatidirinya dengan mempelajari puisi Persia Shah Nameh dan mengadakan kelas dan perayaan agama. Penganut Zoroaster diterima di Iran karena mereka mewakili sejarah yang membanggakan dan semua orang Iran, tanpa memandang agama apa yang dianutnya, menikmati perayaan tahun baru Zoroaster, Nowruz, karena itulah kesempatan untuk membeli pakaian baru dan makan manisan khas Zoroastrianisme.

Mayoritas komunitas Zoroaster yang tersisa di Iran mengakui kebanyakan orang Iran memperlakukan minoritas Zoroaster dengan baik, tapi tak urung banyak juga yang khawatir tentang kelangsungan hidup komunitas. Agama Zoroaster telah settled di Iran selama lebih dari 3000 tahun, tetapi hanya sedikit yang tersisa hari ini -- Lih Deena Guzder, content.time.com dalam https://tinyurl.com/264geqae

Nama-nama besar asal Parsi

Meski minoritas dimana pun, tapi kaum Parsi di Gujarat India yang adalah penganut Zoroaster yang nenekmoyangnya berasal dari Iran, bisa menonjol mengagumkan. Lihat almarhum Freddy Mercury vokalis Grup Band Rock Queen. Vokalis legendaris dari band rock Queen ini terlahir dengan nama Farrokh Bulsara pada 5 September 1946 di Stone Town, Zanzibar (sekarang bagian dari Tanzania). Ia lahir dalam keluarga Parsi yang berasal dari Gujarat, India. Parsi adalah komunitas yang menganut Zoroastrianisme.

Pada usia 17 tahun, Mercury pindah ke Inggeris untuk mengejar pendidikan di bidang seni dan desain grafis. Di sana, ia kemudian bergabung dengan beberapa band dan pada tahun 1970, ia mendirikan Queen bersama dengan Brian May, Roger Taylor, dan John Deacon. Queen menjadi salah satu band rock paling ikonik dalam sejarah musik rock, dengan gaya dan kreatifitas musik yang inovatif.

Freddie Mercury benar-benar menciptakan warisan luarbiasa dalam dunia musik rock dengan suaranya yang khas, performa panggung yang mengagumkan, dan lagu-lagu ikonik seperti "Bohemian Rhapsody," "We Will Rock You," "We Are the Champions," dan banyak lagi.

Penganut Zoroaster berdoa di sekitar perapian di dalam kuil mereka di desa Chak Chak. Foto : content.time.com, Corbis/Reuter.
Penganut Zoroaster berdoa di sekitar perapian di dalam kuil mereka di desa Chak Chak. Foto : content.time.com, Corbis/Reuter.

Nama "Parsi" sebenarnya tidak terkait dengan asal-usul mereka di Iran, tetapi lebih mengacu pada asal-usul etnis dan agama komunitas Parsi. Kata "Parsi" berasal dari bahasa Persia, yang artinya "Persia" atau "orang Persia." Komunitas Parsi adalah keturunan dari imigran Zoroastrianisme dari Persia (sekarang Iran) yang datang ke India pada zaman kuno untuk menghindari penindasan agama di Persia.

Pada abad ke-7 Masehi, setelah penaklukan Islam di Persia, sekelompok orang Zoroastrianisme mengungsi ke Gujarat, India, untuk melarikan diri dari penganiayaan. Mereka membentuk komunitas Parsi di sana, dan nama "Parsi" digunakan untuk mengidentifikasi keturunan mereka yang terus mempraktekkan agama Zoroaster.

Dengan kata lain, nama "Parsi" sebenarnya mengacu pada asal-usul geografis dan agama mereka, bukan asal-usul mereka di Iran saat ini. Meskipun mereka berasal dari Persia, komunitas Parsi telah menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah India selama berabad-abad, terutama di kota Mumbai dan sekitarnya.

Salman Rushdie sasterawan dunia yang kesohor itu juga orang Parsi seperti halnya Freddie Mercury. Ia adalah seorang penulis terkenal yang lahir pada 19 Juni 1947 di Mumbai, India. Ia terkenal karena novelnya yang kontroversial dan berpengaruh, termasuk "Midnight's Children" dan "The Satanic Verses."

Freddie Mercury dan Salman Rushdie adalah contoh tokoh terkenal yang berasal dari komunitas Parsi dan memiliki pengaruh besar dalam bidang masing-masing, yaitu musik dan sastera.

Ada beberapa tokoh Parsi lainnya yang memiliki nama besar di dunia. Beberapa di antaranya :

Dadabhai Naoroji. Ia adalah tokoh politik dan ekonom India yang dikenal sebagai "Grand Old Man of India." Ia merupakan salah satu anggota Parlemen Inggeris pertama yang berasal dari India dan berjuang untuk hak-hak politik dan ekonomi India di bawah pemerintahan kolonial Inggeris.

Ratan Tata. Dia adalah seorang pengusaha dan filantropis India yang memimpin Tata Group, salah satu konglomerat bisnis terbesar di India. Ratan Tata sangat dihormati karena kontribusinya terhadap bisnis dan amal di India. Ingatlah Bus dan Truk merk Tata yang buatan India itu.

Homi J. Bhabha. Dia adalah fisikawan nuklir terkenal dan merupakan tokoh kunci dalam pengembangan program nuklir India. Ia juga merupakan pendiri Tata Institute of Fundamental Research (TIFR) di Mumbai.

Rohinton Mistry. Seorang penulis terkenal yang lahir di Mumbai, India, dan dikenal karena karya-karyanya yang mendalam dan penuh perasaan. Novelnya "A Fine Balance" meraih penghargaan internasional.

Zubin Mehta. Ia adalah seorang maestro orkestra terkenal yang telah mengarahkan banyak orkestra besar di seluruh dunia. Mehta memiliki kontribusi besar dalam dunia musik klasik.

Farrokh Sekaleshfar. Seorang ulama dan pendeta Zoroastrianisme yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran dan praktek agama Zoroastrianisme. Ia telah berusaha untuk memperkenalkan Zoroastrianisme kepada masyarakat dunia.

Keki N. Daruwalla. Seorang penyair, novelis, dan penulis India yang terkenal atas karya sastra dan puisinya yang mendalam.

Boman Irani. Aktor terkenal dalam industri film India yang telah muncul dalam berbagai film Bollywood dan memiliki reputasi yang kuat.

Rusi Surti. Mantan kapten tim kriket nasional India, ia juga diakui sebagai pemain kriket internasional yang sukses.

Nama-nama tersebut di atas hanya sekadar contoh tokoh terkenal dari komunitas Parsi yang telah mencapai prestasi besar dalam berbagai bidang.

Tapi pastinya kesukuan yang ketat membuat komunitas kecil ini tetap hidup dan berbeda selama lebih dari satu milenium, tetapi di dunia sekarang ini, sikap keras kepala yang sama membunuhnya. "Anda telah melihat empat pernikahan dan satu pemakaman -- yah, bagi Parsis, ini adalah empat pemakaman dan satu pernikahan," kata Jehangir Patel, yang telah mengedit majalah bulanan komunitas, Parsiana , selama hampir 50 tahun. 

Ketika dia akhirnya pensiun, dia khawatir majalah itu akan tutup begitu saja, karena semakin banyak pembacanya yang meninggal setiap tahun. Populasi Parsi India menyusut dari 114.000 pada tahun 1941 menjadi 57.000 pada sensus terakhir pada tahun 2011. Proyeksi menunjukkan bahwa pada akhir abad ini, hanya akan tersisa 9.000 -- Lih Shaun Walker, theguardian.com dalam https://tinyurl.com/y2kjej5y

Serpihan serupa di Indonesia

Melihat agama terkuno yang pernah besar seperti Zoroastrianisme tapi dalam perjalanan waktu semakin memudar, kita pun jadi menoleh Indonesia. Penyusutan penganutnya sama drastisnya dengan penganut Zoroaster, khususnya di Iran dan India. Lihat agama Malim di tano Batak yang penganutnya di sebut par Malim;  agama Wiwitan di tanah Pasundan Jawa barat; agama Marapu di tanah Sumba; agama Kaharingan di tanah Dayak Kalimantan; agama Kejawen di Jateng-Jatim dst.

Malim adalah salah satu bentuk agama tradisional yang dianut oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara, Indonesia. Agama Malim memiliki akar sejarah yang panjang di kalangan masyarakat Batak dan merupakan bagian integral dari identitas budaya mereka.

Sebagai agama tradisional, Malim mengandung unsur-unsur animisme, dinamisme, dan pemujaan terhadap roh nenek moyang serta unsur-unsur alam. Meskipun demikian, hubungan antara Malim dan agama Islam pesisir di Indonesia juga penting untuk diperhatikan.

Selama berabad-abad, ada interaksi budaya dan agama antara masyarakat pesisir yang menganut Islam dan masyarakat pedalaman yang menganut kepercayaan tradisional, termasuk Sipelebegu. Interaksi ini telah menciptakan dinamika budaya dan agama yang kompleks di antara masyarakat Batak.

Beberapa ahli dan sejarawan berpendapat ada pengaruh dari agama-agama besar seperti Islam dan Kristen dalam agama Malim, yang kemungkinan terjadi karena adanya pertukaran budaya dan ajaran agama. Pengaruh ini bisa mencakup unsur-unsur seperti penggunaan kata-kata atau konsep yang mirip dengan agama-agama besar tersebut.

Kepercayaan Wiwitan, juga dikenal sebagai "Agama Sunda Wiwitan" atau "Agama Wiwitan," adalah bentuk agama tradisional yang diakui oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Kepercayaan ini memiliki akar yang dalam dalam budaya dan sejarah Sunda.

Ada beberapa pandangan yang berbeda mengenai kepercayaan Wiwitan :

Asal-Usul Asli Sunda. Sebagian masyarakat percaya bahwa Wiwitan adalah kepercayaan asli masyarakat Sunda yang telah ada sejak lama sebelum kedatangan agama-agama besar seperti Islam dan Kristen. Pandangan ini berpendapat Wiwitan mencerminkan spiritualitas dan keyakinan yang telah ada dalam budaya Sunda sejak zaman dahulu.

Sinkretisme dengan Agama Lain. Ada juga pandangan, dalam perkembangannya, kepercayaan Wiwitan mengalami pengaruh dan sinkretisme dengan agama-agama besar yang datang kemudian, seperti Hindu dan Islam. Pengaruh ini mencakup unsur-unsur seperti mitos, praktek ritual, dan simbol-simbol.

Reinterpretasi Modern. Ada beberapa kelompok dan individu yang merumuskan kembali atau merekonstruksi elemen-elemen kepercayaan Wiwitan dalam konteks modern. Ini bisa melibatkan adaptasi untuk menjaga relevansi dan kelangsungan tradisi di tengah perubahan sosial dan budaya.

Yang terpenting dari ajaran Malim dan Wiwitan

Ajaran Malim dan Wiwitan merupakan bagian dari agama tradisional yang diakui oleh masyarakat tertentu di Indonesia. Keduanya memiliki karakteristik dan ajaran yang berbeda, tetapi pada umumnya, ajaran-ajaran ini mencakup pemahaman tentang hubungan manusia dengan alam, roh nenek moyang, dan nilai-nilai spiritual.

Meskipun tidak mungkin merangkum semua aspeknya, berikut beberapa hal yang dapat dianggap penting dari ajaran Malim dan Wiwitan :

Ajaran Malim

Animisme dan Dinamisme. Ajaran Malim cenderung mengandung unsur-unsur animisme dan dinamisme, yaitu keyakinan bahwa roh ada dalam berbagai elemen alam dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan manusia.

Pemujaan kepada Roh Nenek Moyang. Malim umumnya melibatkan pemujaan terhadap roh nenek moyang atau roh-roh alam yang dianggap memiliki peran dalam kehidupan manusia.

Keseimbangan dengan Alam. Konsep keseimbangan dengan alam penting dalam ajaran Malim. Manusia diharapkan menjaga harmoni dengan alam dan makhluk-makhluk di dalamnya.

Ritual dan Upacara. Ritual dan upacara merupakan bagian penting dari ajaran Malim. Upacara yang melibatkan tarian, nyanyian, dan pemberian persembahan digunakan untuk menghormati roh nenek moyang dan memelihara keseimbangan.

Ajaran Wiwitan

Kepercayaan pada Tuhan dan Roh Nenek Moyang. Wiwitan menganut keyakinan pada keberadaan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Selain itu, roh nenek moyang juga dihormati dalam ajaran ini.

Keberagaman Kosmologi. Wiwitan mencakup konsep-konsep kosmologi yang melibatkan alam semesta, alam bawah sadar, dan keberagaman dalam dimensi spiritual.

Keseimbangan dan Harmoni. Seperti ajaran Malim, konsep keseimbangan dan harmoni dengan alam dan makhluk lain juga penting dalam Wiwitan.

Ritual dan Upacara. Upacara dan ritual juga menjadi bagian penting dari ajaran Wiwitan, dengan fokus pada penghormatan terhadap Tuhan dan roh nenek moyang.

Kedua ajaran ini melibatkan aspek-aspek spiritual dan budaya yang kompleks, dan apa yang dianggap penting oleh masyarakat yang mengikuti ajaran ini dapat bervariasi. Meskipun memiliki perbedaan, keduanya berbagi nilai-nilai tentang hubungan manusia dengan alam dan dunia spiritual.

Kejawen di Jateng-Jatim dan inti ajarannya

Kejawen adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada berbagai bentuk kepercayaan tradisional, spiritualitas, dan filsafat yang ada di Jateng dan Jatim, Indonesia. Agama Kejawen seringkali sulit untuk didefinisikan dengan tepat karena banyak variasi dan interpretasi di dalamnya.

Beberapa inti ajaran dan konsep yang sering dihubungkan dengan Kejawen adalah :

Keharmonisan dengan Alam. Salah satu konsep sentral dalam Kejawen adalah keseimbangan dan harmoni dengan alam, makhluk hidup, dan manusia itu sendiri. Ini mencakup pemahaman tentang energi alam dan kaitannya dengan kehidupan manusia.

Pemujaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun ada variasi dalam pandangan tentang Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi, banyak aliran Kejawen mengakui adanya Tuhan atau kekuatan yang mengatur alam semesta.

Pemujaan Terhadap Roh Nenek Moyang. Seperti dalam banyak kepercayaan tradisional, Kejawen juga melibatkan pemujaan terhadap roh nenek moyang atau leluhur. Roh ini dianggap memiliki pengaruh pada kehidupan dan nasib manusia.

Nilai-Nilai Etika dan Moral. Kejawen sering kali menekankan nilai-nilai etika dan moral, seperti tolong-menolong, kejujuran, dan rasa hormat terhadap sesama manusia dan alam.

Ilmu Gaib dan Kebatinan. Kejawen sering memiliki unsur-unsur ilmu gaib dan kebatinan, termasuk penggunaan mantra, meditasi, dan praktek spiritual lainnya untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan dan alam semesta.

Sistem Filosofis dan Kosmologi. Banyak ajaran Kejawen melibatkan konsep kosmologi yang kompleks, termasuk pandangan tentang alam semesta, alam bawah sadar, dan hubungan antara roh, manusia, dan alam.

Simbol dan Mitos. Simbol-simbol dan mitos-mitos tertentu memiliki makna penting dalam ajaran Kejawen, dan itu sering digunakan dalam praktek-praktek ritual dan upacara.

Karena Kejawen mencakup berbagai aliran, pengalaman spiritual, dan praktek lokal, maka setiap individu atau kelompok memiliki interpretasi dan praktek yang berbeda-beda. Kejawen juga mendapat pengaruh dari berbagai agama dan kepercayaan, termasuk Hindu, Budha, Islam, dan ajaran lokal Jawa. Sebagai agama tradisional yang kaya dan kompleks, Kejawen memegang tempat penting dalam budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tren penyusutan

Kalau agama Zoroaster menyusut terutama karena sifat kakunya yang sejauh ini masih sangat sulit ditawar yi perkawinan lintas ras dan lintas agama. Dengan pengucilan mereka yang melanggar prinsip itu maka jumlah komunitas Zoroaster di seluruh dunia semakin menyusut.

Lain halnya dengan Indonesia. Para penganut agama tradisional ntah apapun itu, terkesan kuat enggan mencantumkan nama agamanya di Kartu Tanda Penduduk. Meski mereka survive, tapi statis dan tak berkembang, bahkan dikhawatirkan lambat-laun akan punah.

Tren penurunan jumlah penganut agama-agama tradisional di Indonesia dan berbagai tantangan yang dihadapi oleh komunitas-komunitas ini memang merupakan perhatian serius.

Beberapa faktor yang dapat menjelaskan situasi ini meliputi :

Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi. Perubahan sosial dan budaya yang diakibatkan oleh modernisasi dan globalisasi telah mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat. Pengaruh agama-agama besar dan budaya luar juga mengurangi daya tarik agama-agama tradisional.

Korban dari Penindasan Sejarah. Di masa lalu, agama-agama tradisional di Indonesia pernah mengalami penindasan oleh rezim kolonial dan beberapa kelompok keagamaan. Ini mengakibatkan berkurangnya jumlah penganut dan bahkan menyebabkan penyimpanan rahasia identitas agama.

Kehilangan Nilai Budaya. Perubahan budaya dan cara hidup modern mengakibatkan hilangnya nilai-nilai tradisional yang dianut oleh agama-agama tradisional. Generasi muda lebih terpapar dengan budaya populer modern daripada ajaran-ajaran tradisional.

Tekanan dari Agama-Agama Besar. Agama-agama besar seperti Islam, Kristen, dan Hindu, yang memiliki jumlah penganut yang lebih besar, memberikan tekanan sosial untuk mengadopsi keyakinan mereka.

Kurangnya Pemahaman dan Edukasi. Beberapa agama tradisional kurang memiliki literatur formal atau akses pendidikan yang memadai untuk mengajarkan ajaran mereka kepada generasi muda.

Modernisasi Administrasi. Penyusutan jumlah penganut agama-agama tradisional dalam administrasi seperti mencantumkan agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk peraturan pemerintah, ketidakjelasan identitas, atau alasan pribadi.

Kemungkinan Isolasi. Beberapa komunitas agama tradisional mungkin menghadapi isolasi geografis atau sosial yang menghambat pertukaran budaya dan akses ke sumberdaya yang dapat membantu kelangsungan ajaran mereka.

Meskipun tantangan ini nyata, banyak orang dan kelompok di Indonesia yang berusaha untuk melestarikan dan mempromosikan agama-agama tradisional, serta nilai-nilai budaya yang terkait. Upaya ini termasuk pendidikan, dokumentasi, acara-acara budaya, dan advokasi untuk pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak agama tradisional.

Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama dan budaya yang kaya, telah memastikan dalam konstitusinya bahwa agama tradisional ntah itu Malim, Wiwitan, Kejawen, Marapu, Kaharingan dst dst yang disebut sebagai aliran kepercayaan itu sama setara dengan 5 agama resmi yang diakui negara yi Islam, Kristen-Katholik, Buddha, Hindu dan Kong Hu Tju.

Mari dalam ultah kemerdekaan RI yang ke-78 ini masyarakat dan pemerintah semakin memperkuat kerjasamanya dalam menghargai, melindungi, dan mempromosikan keragaman agama dan budaya, termasuk agama-agama tradisional, sebagai bagian dari identitas nasional Indonesia. Jangan kita sampai memperpanjang kerancuan kita dalam memahami sesuatu karena tercemar Polusi Budaya dalam bahasa-bahasa vulgar yang sangat bertentangan dengan moralitas dan etika mendasar baik dari agama-agama tradisional kita maupun agama impor seperti Islam, Kristen-Katholik, Buddha, Hindu dan Kong Hu Tju.

Mari menggerungkan itu jauh dari cara Rocky Gerung di akhir kepemimpinan Pakde kita Jokowi sampai 17 Agustus yad di IKN Nusantara, Sepaku, Kalimantan timur.

Joyogrand, Malang, Sat', August 19, 2023

Penganut Zoroaster dalam upacara keagamaan
Penganut Zoroaster dalam upacara keagamaan "Athravan" di benteng Arbil di wilayah otonomi Kurdi di Irak. Foto : fanack.com, Safin Hamed/AFP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun