Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Cara Mengatasi Kecemasan Eksistensial

4 Mei 2023   11:43 Diperbarui: 4 Mei 2023   12:07 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 Cara Mengatasi Kecemasan Eksistensial

Pernahkah anda hanyut dalam pikiran anda di malam hari, melayang kemana-mana, mengkhawatirkan bagaimana anda menyia-nyiakan hidup anda untuk pekerjaan yang anda benci? Mungkin anda menghindari orang-orang yang sebetulnya anda kasihi, karena anda merasa tidak lagi memiliki banyak hubungan dengan mereka? Atau mungkin, anda khawatir tersesat dan tidak akan pernah menemukan tempat tinggal yang cocok untuk anda?

Itulah kecemasan eksistensial yang menyelimuti diri anda. Menurut The Cambridge Dictionary of Psychology (2009), kecemasan eksistensial adalah perasaan gugup, gelisah, atau ketakutan yang umumnya merupakan konsekuensi dan mengantisipasi ancaman masa depan yang dirasakan. Eksistensial kata sifat yang menunjukkan hal yang berkaitan dengan realitas dasar kondisi manusia yang tak terhindarkan.

Kecemasan eksistensial adalah kecemasan tentang satu atau lebih dari realitas yang dihadapi. Kecemasan eksistensial adalah perjuangan untuk memahami diri sendiri, kehidupan secara umum, dan apa yang anda inginkan darinya. Itu dapat menyebabkan perasaan tidak puas, tertekan, dan tidak nyaman yang sulit untuk ditentukan, dan itu bisa sangat tidak nyaman. Kecemasan eksistensial adalah ketakutan, kebingungan, dan keputusasaan luarbiasa yang muncul dari perenungan makna dan tujuan keberadaan seseorang. Ada juga yang menggambarkan kita berada di dunia yang tidak masuk akal, juga dapat meliputi ketakutan akan kematian dan kesadaran bahwa kita semua akan mati dan bahwa waktu kita di dunia ini terbatas dan pada akhirnya akan buyar begitu saja tak berarti apapun.

Mengalaminya berarti mengalami keraguan yang mencakup segalanya dan pertanyaan mendalam tentang masa depan seseorang serta makna dan tujuan hidupnya.

Tak heran banyak individu mempertanyakan setiap gerakan yang dilakukan dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Yang selalu disoal apakah ybs jujur terhadap dirinya sendiri, apakah dia telah menjalankannya sesuai tujuan, dan hal-hal introspeksi tidak nyaman lainnya.

Ketika pikiran secara kronis dibebani dengan pikiran yang begitu berat, aktivitas sehari-hari menjadi tidak praktis, dan hidup terasa tidak menyenangkan dan membebani.

Jika anda sedang mencari cara sehat untuk mengatasi kecemasan eksistensial, berikut 5 hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya :

Pertama, cari dan temukan kebiasaan perawatan diri

Kecemasan eksistensial biasanya terkait dengan tujuan. Seseorang menemukan tujuannya dalam bekerja misalnya. Ketika dia merasa itu sebagai sesuatu yang harus dipertanggungjawabkannya, tapi kemudian ada dorongan untuk menghindari pekerjaan dan melarikan diri darinya. Dalam kondisi seperti itu, sebelum memulai bekerja, sebaiknya baca daftar afirmasi pengingat bahwa kita harus melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

Jika afirmasi tidak berhasil, ada healing lain yang bisa dicoba untuk menenangkan diri, yi meditasi yang bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian. Bagi banyak orang, membuat jurnal adalah bermanfaat karena mereka dapat menuliskan pikiran dan perasaan yang mengkhawatirkan. Intinya dapat mengurangi intensitasnya, sehingga terlepas. Idenya disini adalah melakukan apa pun yang dapat membantu kita merasa nyaman dari kecemasan eksistensial.

Kedua, gunakan terapi perilaku kognitif (CBT)

Salah satu cara untuk menghentikan kegalauan pikiran yang mengkhawatirkan adalah menggunakan logika. Untuk mudahnya kita sebut sebagai "Terapi Perilaku Kognitif". Ketika pikiran terasa tak lagi berguna, maka kita tidak akan menemukan siapa pun yang memasuki kepala kita, termasuk girl friend atau boy friend anda. Alih-alih menerimanya sebagai kebenaran, kita menantang keabsahan pemikiran itu dan bertanya mengapa seperti itu. Biasanya yang terlintas dalam pikiran, kita tidak punya apa pun untuk ditawarkan. Kemudian bertanyalah lagi apakah itu benar. Kemudian, mintalah kualitas terbaik kita untuk mengingatkan bahwa kita memiliki banyak hal untuk ditawarkan. Setelah berdiskusi dengan diri sendiri, pikiran itu hilang sebentar dan kita bisa kembali tenang.

CBT juga melibatkan penggantian "self-talk" atau berbicara dengan relung terdalam kita apa yang salah dan negatif dengan fakta dan welas asih. Ini memungkinkan kita membedakan antara apa yang benar dan apa yang tidak dan mencegah pikiran cemas berputar-putar menjadi lebih buruk. Kita belajar bagaimana menggunakan CBT, dan lakukan hal itu untuk meningkatkan kualitas hidup anda.

Ketiga, alihkan perhatian dari waktu ke waktu

Meskipun bagus untuk bersikap pro aktif saat kita memiliki kecemasan eksistensial, terkadang lebih baik mengalihkan perhatian kita. Pikiran cemas kronis cenderung melelahkan secara mental, jadi sebaiknya istirahatkan pikiran anda. Matikanlah otak anda dengan menonton film yang menarik. Ini mungkin tidak 100% efektif, tetapi pasti akan membuat perbedaan.

Ada akhli kesehatan mental yang merekomendasikan pengalih perhatian, yi ubah lingkungan anda seperti pindah ke ruangan lain, pergi ke luar, ubah musik di mobil anda dan ubah apa yang anda lakukan. Jika anda sedang menonton TV dan memperhatikan catatan tentang kecamuk pikiran seperti ini, bangun dan pindahlah ke ruangan lain. Baca buku, bersihkan ruangan, hubungi teman. Cara ini sangat berguna untuk membantu menghentikan berkecamuknya pikiran yang tidak-tidak.

Keempat, ingatlah bahwa anda tidak sendirian

Wajar untuk merasa seolah-olah andalah satu-satunya yang berjuang dan semua orang berkembang, atau setidaknya melakukannya lebih baik ketimbang diri anda. Namun, bukan itu masalahnya. Menurut para akhli, gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang paling umum. Yakinlah bahwa orang yang memiliki gangguan kecemasan cenderung mengalami kecemasan eksistensial juga. Dalam konteks kecemasan eksistensial, pikiran negatif mengendalikan perilaku seseorang. Karenanya, "mekanisme koping" atau pertahanan diri mereka serupa.

Coba perhatikan lampu lalu lintas, yang memiliki tiga warna, yi merah, kuning, dan hijau. Ketika anda mulai cemas dengan luasnya pertanyaan yang mencakup segala hal terkait dengan makna hidup, pikirkan warna merah dan hentikan apa yang anda pikirkan. Selanjutnya, pikirkan warna kuning dan buatlah pilihan untuk mengubah pikiran negatif anda menjadi sesuatu yang positif. Terakhir, pikirkan warna hijau dan ambil tarik nafas dalam-dalam, perlahan-lahan masuk melalui hidung dan keluarkan dari mulut anda.

Kelima, konsultasikan dengan terapis berlisensi

Karena pandemi yang cukup panjang, bahkan belum resmi dinyatakan usai oleh pemerintah, banyak dari kita menghadapi tantangan kesehatan mental yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Itu memaksa kita untuk mengevaluasi apakah kita menjalani kehidupan yang otentik dan bermakna. Memang, kecemasan eksistensial adalah alasan mengapa banyak orang melakukan perubahan gaya hidup yang signifikan. Maka pertimbangkan kembali apa yang anda prioritaskan dalam hidup dan bertanya kembali apakah tujuan hidup saya.

Jika kecemasan menjadi tidak terkendali atau lebih intens, anda harus mencari bantuan profesional. Berbicaralah dengannya dari pengalaman pribadi.

Beberapa tanda peringatan yang harus diwaspadai adalah kesulitan membuat keputusan, kurangnya makna dalam tugas-tugas penting secara pribadi, dan hilangnya motivasi secara umum, termasuk kapan anda harus segera membuat janji. Jika anda tidak dapat mengendalikan pikiran yang selalu cemas dan hal itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari, temuilah terapis. Jika anda sering mengalami serangan panik dan kesulitan untuk menenangkan diri, itu adalah pertanda lain bahwa anda harus berbicara dengan terapis.

Kecemasan eksistensial telah menjangkiti umat manusia selama berabad-abad. Para pemikir memiliki pandangan berbeda tentang kecemasan eksistensial, karena berasal dari latar belakang filosofis dan budaya yang berbeda tentunya. Temukanlah yang benar-benar beresonansi dengan anda dan membantu anda memahami apa yang anda alami.

Dalam hal kecemasan eksistensial, tidak ada yang lebih ikonik dari filsuf Denmark Sren Kierkegaard. Dalam bukunya, "The Concept of Anxiety", Kierkegaard menulis kecemasan adalah pusingnya kita tentang kebebasan, bagaimana dalam konteks itu kita membuat pilihan. Bagaimanapun pilihan selalu menimbulkan perasaan bingung dan disorientasi. Itulah sumber kecemasan.

Kierkegaard menggunakan metafora seseorang yang berdiri di tepi gedung tinggi untuk mengilustrasikan konsep kecemasan. Orang ini mengalami berbagai emosi saat mereka menatap ke bawah, ya rasa takut, takut jatuh, dan dorongan yang sangat besar untuk melompat.

Campuran emosi inilah yang didefinisikan sebagai kecemasan, yang muncul dari kebebasan penuh individu untuk memilih.

Kemampuan untuk memilih apakah akan melompat atau diam di tempat itulah yang membuat situasi begitu meresahkan, mirip dengan sensasi berada di roller coaster emosi.

Dia berpendapat bahwa kecemasan adalah aspek mendasar dari kondisi manusia dan berasal dari kebebasan untuk membuat pilihan tentang keberadaan seseorang. Oleh karena itu, kecemasan ini dapat diatasi dengan menemukan tujuan atau makna hidup.

Referensi :

Kat Lubiano dalam https://tripsitter.com/doomerism-existential-anxiety/

Mahevas Shaikh dalam https://hellogiggles.com/what-is-existential-anxiety/

Soren Kierkegaard, "The Concept of Anxiety : A Simple Psychologically Orienting Deliberation on the Dogmatic Issue of Hereditary Sin," terjemahan kedalam bahasa Inggeris oleh Reidar Thomte dan Albert B. Anderson, Princeton University Press, 1981.

Joyogrand, Malang, Thu', May 04, 2023.

Ilustrasi Kecemasan Eksistensial. Foto : Diego Joka, tripsitter.com
Ilustrasi Kecemasan Eksistensial. Foto : Diego Joka, tripsitter.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun