Pemkab Belu pernah menyelenggarakan Festival Fulan Fehan beberapa waktu lalu. Kegiatan tsb merupakan program Pemkab Belu bekerjasama dengan Kemenparekraf Indonesia.
Festival unik itu berlangsung di padang Fulan Fehan di puncak gunung Lakaan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Timor Barat, wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Ribuan warga memadati hamparan padang savana yang berbukit itu. Festival Fulan Fehan menghadirkan sejumlah penari dari daerah Belu serta penari asal Timor Leste dengan menampilkan berbagai tarian daerah khas daerah Timor Barat dan Timor Leste.
Penari sanggar tatoli timor oan asal Timor Leste, klibur kultura loro oan aprezenta danca historical baluk rai Timor Leste husi tempu portugues ba to'o ukun an sebagai pembuka awal festival tsb.
Penampilan sanggar tatoli timor oan menggambarkan sejarah budaya timor sejak masuknya portugis dengan beragam tarian timor porto, dansa kore metan, tebe timor rasik dan klibur kultural timor oan, tarian timor leste.
Sementara penari Belu dengan tarian likura, kit-kit antama, tebe kolaborasi dengan adat meminta hujan serta tarian khas daerah Belu lainnya. Aksi para penari yang memiliki hubungan keluarga erat meski berbeda negara memukau ribuan warga yang memadati padang Fulan Fehan - lih nttonline.now.com dalam https://tinyurl.com/2l7gp7br
Gambaran di atas, memastikan aktivitas dansa merupakan warisan kolonial yang saat ini sudah diadopsi menjadi tradisi orang timor pada umumnya. Â Kita tahu bahwa setiap ada acara pesta pasti melekat acara dansa.
Kabupaten TTU adalah salah satu daerah perbatasan dengan distrik Oecusi, Timor Leste. Ada dua pintu perbatasan antara distrik Oecusi dan Timor barat Indonesia, tepatnya pintu masuk Napan, Hau Meni Ana dan Wini, serta pintu masuk di perbatasan Mota'ain.
Daerah ini memang merupakan salah satu destinasi wisata. Menjejakkan kaki di perbatasan ini ada sensasi tersendiri, khususnya ketika berada di garis demarkasi yang merupakan tempat netral atau garis Internasional yang membatasi kedua Negara.
Di sekitar garis demarkasi ini terdapat pemandangan unik, yi ada hari pasar dimana banyak warga Oecusi, Timor Leste, menjajakan barang dagangan di perbatasan ini seperti topi, tas, kaos, dan tais atau tenun ikat dengan berbagai macam motif yang bisa dibeli dengan mata uang rupiah.