Banyak yang memuji aplikasi ini karena lumayan membantulah dalam pekerjaan mereka. Tapi tak sedikit yang mengritiknya seperti Noam Chomsky misalnya yang mengatakan aplikasi ini pada dasarnya adalah plagiarisme teknologi tinggi yang cenderung menghindari proses pembelajaran. Itu pertanda sistem pendidikan gagal. Jalan keluar si malas ya ChatGPT ini, demikian Chomsky - lih openculture.com dalam https://chat.openai.com/chat
Juga banyak yang mengira ChatGPT ini kelak akan menggantikan Google. Oh no. Mesin pencari google adalah mesin besar yang tak tergantikan dalam big.tech. ChatGPT tidaklah sedahsyat itu, tapi hanya sekadar mempermudah penulisan karya ilmiah misalnya atau penyesuaian grammatika bahasa dalam sebuah terjemahan.
So, kita hanya tinggal menunggu inovasi ChatGPT lebih jauh, yi di batas optimal kemampuannya dalam berbincang berbagai hal dengan kita.
Selamat datang ke planet biru yang sekarang agak kecoklatan ini ChatGPT. Ingat, untuk smartphone ojo kemlinti-lah, coba sometime belajar jadi sosialis. Kitorang pasti bayar tapi yang pantas dan terukur dong, jangan langsung main gedor atau apabila tak langsung bayar langsung ngadat tak mau merespon. Itu kapitalis gendeng namanya.
Joyogrand, Malang, Mon', Febr' 13, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H