Sekarang, masyarakat Indonesia umumnya lebih penasaran dari mana kopinya berasal, siapa petaninya. Dan juga sekarang banyak homebrewer, jadi lebih mudah bagi produsen untuk menjual biji kopinya. Secara keseluruhan tren kopi di Indonesia semakin populer.
Untuk mendukung penjualan selama pandemi, Kopikalyan misalnya telah mengembangkan berbagai kemasan untuk kopinya, termasuk kaleng aluminium dan bermitra dengan perusahaan ride-hailing Gojek dan Grab untuk pengiriman, serta pasar online lokal seperti Tokopedia untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.Â
Demikian juga Febrian Eka dari Poenokawan Coffee Roastery di Joyoagung Malang. Berbagai pengusaha kafe menyodorkan merknya masing-masing untuk kopi robusta Dampit dan kopi Arabika Arjuno yang digilingnya. Semakin banyak konsumen yang tertarik untuk mendukung produk lokal ketimbang mengkonsumsi merek asing, demikian Febrian.
Meskipun menjadi pengekspor komoditas terbesar keempat di dunia, kopi di Indonesia--di mana teh adalah minuman tradisional pilihan--baru meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kebangkitan kelas menengah pra-pandemi yang berkenan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk dibelanjakan, al di kafe seiring semakin populernya budaya kafe di kalangan penduduk muda perkotaan.
Arief Jacob menegaskan bahwa 90% orang Indonesia adalah Muslim, sehingga orang mencari minuman sosial yang bukan alkohol.
Pemain baru seperti rantai kopi grab-and-go Kopi Kenangan, Janji Jiwa dan Fore Coffee bergabung dalam kepariwisataan. Mereka mengisi kebutuhan akan pilihan kopi segar yang terjangkau dan mencoba menarik investor global. Kopi Kenangan, misalnya adalah kopi Indonesia startup unicorn yang terbaru.
Saya butuh kopi karena saya sering bekerja semalaman, kata Freddie. Karena kebijakan wfh atau work from home, saya sering mengerjakan pekerjaan kantor di kafe pada siang hari, memilih kafe dengan suasana yang menyenangkan di Jaksel.
Di akhir pekan, Freddie bertemu teman-teman di kedai kopi seperti Coffee Toffee. Ketika dia di rumah, dia sering menyeduh kopinya sendiri menggunakan mesin press Perancis.
Narendra anak politeknik sipil di Malang, mengatakan dia mulai minum kopi di sekolah menengah untuk membantunya belajar untuk ujian. Saat itu, pilihannya terbatas pada kopi sachet yang dijual di toko serba ada. Sekarang, dengan kelas di kampusnya masih separuhnya online karena pembatasan Covid-19, dia sering mengerjakan tugas kelas sendiri atau dengan teman sekelas di kedai kopi ber-wifi.