Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kopi Asia Semakin Dinamis

27 September 2022   18:52 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:17 3241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ellya Astria, barista kedai kopi Klodjen Djaja 1956, kedai kopi vintage di Klojen, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Sekarang, masyarakat Indonesia umumnya lebih penasaran dari mana kopinya berasal, siapa petaninya. Dan juga sekarang banyak homebrewer, jadi lebih mudah bagi produsen untuk menjual biji kopinya. Secara keseluruhan tren kopi di Indonesia semakin populer.

Untuk mendukung penjualan selama pandemi, Kopikalyan misalnya telah mengembangkan berbagai kemasan untuk kopinya, termasuk kaleng aluminium dan bermitra dengan perusahaan ride-hailing Gojek dan Grab untuk pengiriman, serta pasar online lokal seperti Tokopedia untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. 

Demikian juga Febrian Eka dari Poenokawan Coffee Roastery di Joyoagung Malang. Berbagai pengusaha kafe menyodorkan merknya masing-masing untuk kopi robusta Dampit dan kopi Arabika Arjuno yang digilingnya. Semakin banyak konsumen yang tertarik untuk mendukung produk lokal ketimbang mengkonsumsi merek asing, demikian Febrian.

Kopi Lontjeng di Kajoetangan Heritage, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Kopi Lontjeng di Kajoetangan Heritage, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Meskipun menjadi pengekspor komoditas terbesar keempat di dunia, kopi di Indonesia--di mana teh adalah minuman tradisional pilihan--baru meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kebangkitan kelas menengah pra-pandemi yang berkenan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk dibelanjakan, al di kafe seiring semakin populernya budaya kafe di kalangan penduduk muda perkotaan.

Arief Jacob menegaskan bahwa 90% orang Indonesia adalah Muslim, sehingga orang mencari minuman sosial yang bukan alkohol.

Pemain baru seperti rantai kopi grab-and-go Kopi Kenangan, Janji Jiwa dan Fore Coffee bergabung dalam kepariwisataan. Mereka mengisi kebutuhan akan pilihan kopi segar yang terjangkau dan mencoba menarik investor global. Kopi Kenangan, misalnya adalah kopi Indonesia startup unicorn yang terbaru.

Saya butuh kopi karena saya sering bekerja semalaman, kata Freddie. Karena kebijakan wfh atau work from home, saya sering mengerjakan pekerjaan kantor di kafe pada siang hari, memilih kafe dengan suasana yang menyenangkan di Jaksel.

Di akhir pekan, Freddie bertemu teman-teman di kedai kopi seperti Coffee Toffee. Ketika dia di rumah, dia sering menyeduh kopinya sendiri menggunakan mesin press Perancis.

Kawisari Koffie Huis di Kajoetangan Heritage, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Kawisari Koffie Huis di Kajoetangan Heritage, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Narendra anak politeknik sipil di Malang, mengatakan dia mulai minum kopi di sekolah menengah untuk membantunya belajar untuk ujian. Saat itu, pilihannya terbatas pada kopi sachet yang dijual di toko serba ada. Sekarang, dengan kelas di kampusnya masih separuhnya online karena pembatasan Covid-19, dia sering mengerjakan tugas kelas sendiri atau dengan teman sekelas di kedai kopi ber-wifi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun