Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kopi Asia Semakin Dinamis

27 September 2022   18:52 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:17 3241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah keheningan di gerai kopi Fore di Rasuna Said, Jakarta. Foto: Parlin Pakpahan.

Sementara Lusso Lab menawarkan tempat berteduh di pusat kota, gerai Cafe Comma di Seoul barat, dijalankan oleh Munhakdongne Publishing Group, semacam kafe buku tempat orang dapat menyesap kopi, membaca buku, dan belajar. Ribuan judul buku memenuhi rak buku yang berdiri tegak di gedung berlantai lima itu.

Terlihat di caf ini, pasangan muda sedang belajar matematika bersama di lantai dua dengan tablet PC, sementara seorang perempuan berusia 30-an sedang bekerja dengan laptop di kursi di samping jendela. Caf ini lebih mirip perpustakaan ketimbang kedai kopi biasa.

Pasar kopi Korea Selatan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada pandemi, berkat pelanggan yang mengadopsi kafe sebagai rumah, kantor, atau perpustakaan kedua mereka.

Impor kopi negara itu mencapai US $ 916 juta tahun lalu, naik dari US $ 738 juta pada 2020 dan US $ 662 juta pada 2019, demikian menurut data otoritas bea cukai.

Hyundai Research Institute, sebuah think tank swasta yang berbasis di Seoul, mengatakan dalam laporan 2019 bahwa pasar kopi negara itu diperkirakan akan tumbuh menjadi 9 triliun won (US $ 7,5 miliar) pada tahun 2023.

Meskipun perluasan pasar ini sebagian merupakan efek samping dari ekspansi ekonomi Asia secara keseluruhan dan meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, Yum dari Euromonitor mengatakan pertumbuhan kategori kopi di Asia Pasifik didukung oleh pengembangan berkelanjutan budaya kopi di wilayah tsb.

Pada akhirnya, kopi diprediksi akan semakin mendarah daging di masyarakat Asia seiring berjalannya waktu. Konsumen Asia mengejar sesuatu yang lebih untuk gaya hidup mereka, termasuk minum kopi berkualitas. 

Konsumen ini biasanya memiliki latar belakang kelas menengah dan mereka telah terpapar dengan gaya hidup di negara-negara Barat, seperti bertemu teman di kafe melalui media sosial. Begitu kawula muda pekerja ini memiliki kekuatan finansial yang memadai, mereka mulai mewujudkan gaya hidup mereka, termasuk meningkatkan konsumsi kopi mereka.

Demikian juga di negeri kopi Indonesia ini. Tren kopi dan foto diri yang Instagramable semakin meningkat sejalan dengan gaya hidup kawula muda perkotaan sebagaimana dapai dilihat di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar dst. 

Mulai dari merk-merk kosmetik terjangkau tapi bermutu di kalangan perempuan pekerja, hingga aneka kopi ntah itu Arabica dan Robusta dari seantero Indonesia yang sudah sejak zaman Belanda mengenal kopi. Kawula muda perempuan dan laki-laki ini menjadi unisex tanpa asap rokok ketika memasuki perkafean Indonesia now.

Joyogrand, Malang, Tue', Sept' 27, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun