Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menempatkan Nahum Situmorang dalam Kepariwisataan Danau Toba Sekarang

24 Mei 2022   17:28 Diperbarui: 24 Mei 2022   21:23 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Nahum Situmorang di TPU Gajah Mada, Medan. Foto : sibatakjalanjalan.com

Dari 120 lagu karya cipta Nahum yang mampu dikumpulkan para pewarisnya, itu semua tak ubahnya kumpulan 120 kisah tentang manusia Batak, alam Tano Batak dan segenap romantika hidup yang ada disitu.

Di samping piawai menggambarkan suasana hati, Nahum juga sangat mampu merekam aspek sosio-antropologis masyarakat Batak yang pernah disinggahinya. Dalam "Ketabo-ketabo," misalnya, Nahum menceritakan suasana riang kaum muda Angkola-Sipirok saat musim salak di Sidempuan, sementara dalam "Lissoi-Lissoi" yang kesohor itu, terekam sepenuhnya suasana lapo tuak pada zaman Nahum dan kita yang berkebetulan menikmati lagu itu seakan hadir disana.

Itulah Komponis Legendaris Nahum Situmorang dan jujur saja kita harus mengembalikan apa yang sudah banyak kita ambil dari komponis besar itu. Bagaimana agar ada Rumah Legenda Nahum Situmorang di Urat Samosir selaku tempat asal-usul ortu dan keluarga besarnya, sebagaimana di AS ada rumah Woody Guthrie dan rumah Bob Dylan selaku legenda musik AS.

Singkatnya salah satu pesona obyek wisata budaya di lingkar Toba ke depan ini adalah legenda kita Nahum Situmorang. Inilah saatnya pemerintah membantu Yayasan dan keluarga besar Situmorang agar semuanya bersatu memindahkan makam almarhum dari TPU Gajah Mada, Medan ke tanah pilihan untuk Rumah Besar Nahum Situmorang selaku obyek wisata budaya monumental di Urat Samosir Lingkar Toba.

Niscaya dengan kehadiran obyek wisata monumental ini, kita dapat mengenal lebih jauh Nahum dari semua sisi yang penting dalam kehidupannya, khususnya karya besarnya di bidang musik dan keguruan. Itulah semua ragam peninggalan almarhum yang harus ada atau diadakan di rumah besar itu. Dan ini dipastikan akan menjadi salah satu pesona dalam kepariwisataan dunia.

Joyogrand, Malang, Tue', May 24, 2022.

Nahum Situmorang (tengah, pegang cello) bersama musisi pada zamannya. Foto : sibatakjalanjalan.com
Nahum Situmorang (tengah, pegang cello) bersama musisi pada zamannya. Foto : sibatakjalanjalan.com


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun