Hari beranjak pagi, matahari Nampak malu-malu untuk mengeluarkan sinarnya, Gladys sedang besiap-siap untuk pergi ke sekolah, kokokan ayam jantan terdengar nyaring. Handphone Gladys berdering, ada pesan masuk dari Gladys. Katanya Gladys hari ini sakit demam jadi ia tidak bisa masuk sekolah. Gladys tersenyum dan mengirimkan pesan 'Kenapa sekarang jadi kau yang sakit padahalkan kemarin kamu yang mengingatkanku, baiklah semoga cepat sembuh imutku' Gladys memasukkan ponselnya dan berpamitan kepada mama dan papanya lantas berangkat menuju sekolah menggunakan mobil jaguarnya.
      Sesampainya di kelas, hanya ada Vannesya di situ. Vannesya tampak malu melihat Gladys. Setelah lama, Vanessya sepertinya sudah tidak kuat menahan apa yang ingin dia katakan. Akhirnya Vanessya mengetakan apa yang ia katakan. Vanessya menghampiri Gladys, dan berkata
      "Dis, maafin aku ya, aku kemarin salah, tidak seharusnya aku iri kepada anak sepintar kamu,"
      "Eh Vanessya, iya gapapa kok udah dimaafin. Yang berlalu biarlah berlalu,"
      "Baikalh, kita berteman,"
      "Oke,"
      Bel istirahat berbunyi, Gladys beranjak menuju kantin sendirian karena Gladys terlanjur terkena demam. Duduk ditengah kerumunan sendiri memang terasa canggung, tapi apa boleh buat sudahlah jangan pikirkan hal-hal yang aneh.
      Gladys lama tidak melihat cuplikan traveling di handphone, Gladys rindu melihat cuplikan-cuplikan yang seru dan menegangkan itu. Gladys tak tahan  lagi akhirnya ia meraih ponselnya dan melihat video yang selama ini ia rindukan.
      Gladys tersenyum melihat cuplikan seru itu. Gladys memejamkan mata dan tersenyum membayangkan saat-saat ia nanti akan pergi berjalan-jalan menyusuri jalan-jalan yang indah.
      Lagi dan lagi saat Gladys membuka mata sekarang yang ada didepannya adalah gunung fuji dan itu sangat terlihat indah, sekitar Sembilan tahun masa depan. Gladys melompat kegirangan, Gladys meraih ponselnya dan memotret keindahan gunung fuji itu. Saat ia menghirup udara segar dan memejamkan matanya lagi saat membukanya ia malah melihat keramaian yang sangat rusuh bagaikan ada tawuran didepannya.
      Saat ia kembali membuka cuplikan traveling tersebut ia terpikirkan oleh suatu hal, ia mengingat kejadian-kejadian yang telah ia rasakan saat ia membuka mata setelah memejamkan matanya.