Mohon tunggu...
Parhorasan Situmorang
Parhorasan Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arsitektur Bambu Rumah Romo Mangun di Kuwera 14 adalah Kebetulan

13 Maret 2017   20:59 Diperbarui: 14 Maret 2017   06:00 3342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah arsitek Romo Mangun yang disebut juga sebagai Wisma Kuwera 14 (Foto: dok. pribadi)

“Lalu saya minta Pak Marjo (salah seorang tukang yang sehari-hari membantu Romo Mangun) untuk bereksperimen  membuat daun pintu dari galar. Ternyata hasilnya apik. Memang membuatnya perlu ketelitian dan kesabaran supaya rapi dan kuat tahan lama. Itulah maka sekarang pintu itu beda dengan pintu-pintu di ruangan depan Wisma Kuwera yang terbuat dari kayu. Tadinya semua pintu mau dibikin dari kayu. Belum terpikir bikin berbahan bambu. Tetapi karena simbah itu dengan teriakannya yang menarik hati jadilah membeli bambu. Lalu kemudian terpikir untuk membikin pintu asrama dari bambu. Kemudian mencoba membikin lincak dari bambu. Kemudian untuk membuat sebagian dinding, untuk pintu lemari dinding, dan juga langit-langit. Itu eksplorasi kreativitas setelah berhadapan dengan realitas. Hehe..”

Romo Mangun benar. Para tukang perlu kesabaran untuk menyusun satu demi satu supaya terlihat rapi artistik. Apalagi ini baru eksperimen gagasan pertamakali. Hmm.. saya termangu-mangu mendengar cerita Romo Mangun. Saya jadi berpikir, waooh hebat Romo Mangun! Setiap berbincang dengan Romo selalu mengalir inspirasi mengejutkan. Tidak disangka-sangka.

Saya kemudian merenung, lalu merumuskan seperti ini: kami berdua berdiam diri di dalam Jeep biru. Lalu kebetulan saya tidak sengaja punya bahan membuka perbincangan. Malah Romo Mangun jadi teringat sebuah peristiwa, yaitu kebetulan ada seorang simbah penjual tirai bambu melintas di Gang Kuwera 14. Hadirlah kronologis proses eksperimen eksplorasi kreativitas dari seorang arsitek hebat bernama Romo Mangunwijaya. Sepertinya di sini kental sekali faktor  kebetulan. Jadi karena kumpulan faktor kebetulan itulah saya bisa mendengar cerita Romo Mangun mengenai arsitektur pintu berbahan bambu. Itu sebabnya saya sekarang bisa menceritakan kembali kepada Anda.

Bagi Anda yang sudah sering berkunjung ke Wisma Kuwera 14, cobalah pemahaman baru ini untuk menangkap lagi pesan humanis dari bangunan karya Romo Mangun. Humanis, empati, peduli sesama, di situlah sesungguhnya intisari inspirasi karya Romo Mangun. Sedang bagi yang belum pernah berkunjung, apabila nanti berkunjung, Anda sudah punya bahan lebih lengkap untuk bercakap-cakap dengan bahan bambu di rumah Romo Mangun. Ajaklah bercakap-cakap pintu jendela lemari dinding berbahan bambu itu. Raihlah inspirasi hebat dari sejarah bangunan berbahan bambu arsitektur Romo Mangun. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun