“Lalu saya minta Pak Marjo (salah seorang tukang yang sehari-hari membantu Romo Mangun) untuk bereksperimen membuat daun pintu dari galar. Ternyata hasilnya apik. Memang membuatnya perlu ketelitian dan kesabaran supaya rapi dan kuat tahan lama. Itulah maka sekarang pintu itu beda dengan pintu-pintu di ruangan depan Wisma Kuwera yang terbuat dari kayu. Tadinya semua pintu mau dibikin dari kayu. Belum terpikir bikin berbahan bambu. Tetapi karena simbah itu dengan teriakannya yang menarik hati jadilah membeli bambu. Lalu kemudian terpikir untuk membikin pintu asrama dari bambu. Kemudian mencoba membikin lincak dari bambu. Kemudian untuk membuat sebagian dinding, untuk pintu lemari dinding, dan juga langit-langit. Itu eksplorasi kreativitas setelah berhadapan dengan realitas. Hehe..”
Romo Mangun benar. Para tukang perlu kesabaran untuk menyusun satu demi satu supaya terlihat rapi artistik. Apalagi ini baru eksperimen gagasan pertamakali. Hmm.. saya termangu-mangu mendengar cerita Romo Mangun. Saya jadi berpikir, waooh hebat Romo Mangun! Setiap berbincang dengan Romo selalu mengalir inspirasi mengejutkan. Tidak disangka-sangka.
Saya kemudian merenung, lalu merumuskan seperti ini: kami berdua berdiam diri di dalam Jeep biru. Lalu kebetulan saya tidak sengaja punya bahan membuka perbincangan. Malah Romo Mangun jadi teringat sebuah peristiwa, yaitu kebetulan ada seorang simbah penjual tirai bambu melintas di Gang Kuwera 14. Hadirlah kronologis proses eksperimen eksplorasi kreativitas dari seorang arsitek hebat bernama Romo Mangunwijaya. Sepertinya di sini kental sekali faktor kebetulan. Jadi karena kumpulan faktor kebetulan itulah saya bisa mendengar cerita Romo Mangun mengenai arsitektur pintu berbahan bambu. Itu sebabnya saya sekarang bisa menceritakan kembali kepada Anda.
Bagi Anda yang sudah sering berkunjung ke Wisma Kuwera 14, cobalah pemahaman baru ini untuk menangkap lagi pesan humanis dari bangunan karya Romo Mangun. Humanis, empati, peduli sesama, di situlah sesungguhnya intisari inspirasi karya Romo Mangun. Sedang bagi yang belum pernah berkunjung, apabila nanti berkunjung, Anda sudah punya bahan lebih lengkap untuk bercakap-cakap dengan bahan bambu di rumah Romo Mangun. Ajaklah bercakap-cakap pintu jendela lemari dinding berbahan bambu itu. Raihlah inspirasi hebat dari sejarah bangunan berbahan bambu arsitektur Romo Mangun. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H